Dua Santriwati Ngaku Diculik dan Dirudapaksa, Polisi Temukan Kejanggalan, Ternyata Kabur Tak Betah

Dua santriwati hilang dari Pondok Pesantren menghebohkan warga Wangon, Kabupaten Banyumas. Santriwati ini telah bersama dengan orangtuanya.  

eva.vn
Seorang anak terus menangis di dalam kereta dan membuat penumpang curiga. Setelahnya, ayahnya mengajaknya masuk ke toilet selama 20 menit tidak keluar. 

TRIBUN-MEDAN.com - Dua santriwati hilang dari Pondok Pesantren menghebohkan warga Wangon Kabupaten Banyumas. Santriwati ini telah bersama dengan orangtuanya.  

Dua santriwati ini mengaku kepada orangtuanya telah menjadi korban penculikan.

Bahkan, mendapatkan perlakuan rudappaksa dari pelaku.

Mereka menceritakan dibuang di wilayah Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Jumat (21/1/2022).

Kedua santriwati itu adalah H (14) dan R (14).

Diketahui keduanya mulai mondok sejak 1 Juli 2021.

Baca juga: Gubsu Persilakan Penegak Hukum Tindaklanjuti Kasus Kerangkeng Manusia di Rumah Bupati Langkat

Baca juga: Dua Bandit Kampung Keliling Naik Motor Curian, Ditangkap saat Maling Ubi Kayu

Kata Mereka, pelaku menculik mereka saat sedang membeli jajan di belakang pondok pesantren.

Pernyataan dua santriwati ini pun sudah tersiar cukup luas di masyarakat dan banyak sekali informasi simpang siur yang mengatakan keduanya juga dirudapaksa. 

Oleh karena itu orangtua dari santriwati melaporkan aduan itu ke Polsek Wangon.

Orangtua melaporkan agar mengungkapkan fakta yang sebenarnya. 

"Kedua orang tua korban sempat mengadukan ke Polsek Wangon mengenai kasus penculikan tersebut. Untuk mendalami pengakuan dari kedua santriwati tersebut, Kanit Perempuan Dan Perlindungan Anak (PPA) melaksanakan konseling kepada kedua santriwati," ujar Kapolresta Banyumas Kombes Pol Edy Suranta Sitepu didampingi Kasat Reskrim Kompol Berry, Rabu (26/1/2022). 

Kanit PPA Sat Reskrim Polresta Banyumas, Ipda Metri Zul Utami, memperjelas bahwa ternyata kedua santriwati mengarang cerita bohong.

Baca juga: Siswi SMP Kedapatan Edarkan Pil Koplo di Sekolah, 23 Pelajar Ditemukan Simpan Pil Koplo

Baca juga: TERBARU, Laga Timnas Indonesia Vs Timor Leste Batal Dihadiri Penonton, Padahal Tiket Sempat Dijual

Mereka akhirnya mengakui hanya kabur karena tak betah di pesantren. 

"Dapat dipastikan, kabar penculikan dan rudapaksa dua orang santriwati merupakan perkataan bohong," ujar Metri. 

Mereka akhirnya mengakui hanya kabur karena tak betah di pesantren. 

Motif cerita bohong itu, karena keduanya tidak betah berada di ponpes. 

Padahal, keduanya telah mulai mondok sejak 1 Juli 2021 silam. 

Keduanya berhasil kabur melalui pintu belakang ponpes pada Kamis (20/1/2022). 

"Sudah dapat dipastikan bahwa mereka hanya mengarang cerita, motifnya tidak betah di ponpes," katanya. 

Polres Banyumas menyerahkan permasalahan kedua santriwati kepada pihak keluarga, menimbang mereka masih di bawah umur.

Baca juga: Akui Sedih Sang Adik Akan Menikah, Ayu Ting Ting Blak-blakan Minta Syifa Asyifa Lakukan Ini

Baca juga: SOSOK Valentino Alfa Tatareda, Kapolrestabes Medan, Berpengalaman di Bidang Lalu Lintas & Reserse

(*/tribun-medan.com)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved