Banjir di Sergai
Korban Banjir di Kabupaten Sergai Curhat, Baru Kali Ini Tidur di Tenda Pengungsian
Korban banjir di Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Sergai curhat baru kali ini tinggal di tenda pengungsian selama berhari-hari
Penulis: Muhammad Anil Rasyid | Editor: Array A Argus
TRIBUN-MEDAN.COM,SERGAI - Banjir yang melanda Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Sergai tak kunjung surut sampai hari ini, Jumat (3/12/2021).
Sudah satu bulan lamanya, permukiman warga di Kecamatan Sei Rampah terendam banjir.
Curah hujan yang begitu tinggi dan meluapnya Sungai Bedagai menjadi faktor utama pemicu banjir.
Saripah (73), warga yang rumahnya tak jauh dari Sungai Bedagai mengatakan, dia dan keluarganya sudah satu bulan tinggal di tenda pengungsian.
Baca juga: Banjir Kritik, Mensos Risma Ungkap Alasannya Paksa Disabilitas Tuli untuk Berbicara
"Kalau saya di sini sudah ada satu bulan. Ini saya berada di tenda yang saya buat sendiri bersama anak," ujar Saripah, Jumat (3/12/2021).
Lanjut Saripah, selama satu bulan ini ia hanya tinggal sendirian di dalam tenda.
Sedangkan anaknya berada di dalam rumah yang saat ini kondisinya masih terendam banjir.
Amatan wartawan www.tribun-medan.com, tampak sejumlah peralatan rumah tangga seperti, kompor, panci, dan peralatan dapur lainnya tersedia di dalam tenda milik Saripah.
Baca juga: Rapat Evaluasi Banjir, Bobby Nasution Targetkan 1332 Titik Genangan di Lima Wilayah Berkurang
"Saya tinggal di tenda ini sendirian, sedangkan anak saya berada di dalam rumah. Ya begini lah keadaannya, peralatan dapur di sini semua di dalam tenda," ujar Saripah.
Saripah juga menjelaskan, beberapa Minggu yang lalu, ketinggian air di rumahnya sepinggang orang dewasa, namun saat ini udah jauh menurun.
Saat disinggung apakah tidak ada kecemasan tinggal di tenda yang didirikan di pinggir Sungai Bedagai, Saripah hanya bisa pasrah. Jika balik ke rumah, ia takut banjir akan naik lagi.
"Kalau dibilang was-was mendirikan tenda di pinggiran sungai, ya begitu lah. Karena ini belum habis bulan Desember, biasanya air akan naik lagi. Apalagi curah hujan masih tinggi hingga sampai saat ini," ujar Saripah.
Sementara itu, jika di malam hari apalagi ketika hujan turun membasahi tendanya serta angin yang kencang, Saripah hanya bisa berlindung dibalik selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.
Baca juga: Siapkan Dana Penanganan Banjir dan Infrastruktur Rp 1 Triliun, Bobby Nasution Ultimatum Dinas PU
"Kalau kedinginan mau dibilang bagaimana lagi, mau tidur di mana, mau gak mau bertahan di dalam tenda ini saja," ujar Saripah.
"Dari lahir saya tinggal di Kecamatan Sei Rampah, banjir berulang kali terjadi setiap tahunnya, baru inilah seumur hidup tidur di tenda seperti ini. Karena banjir pada kali ini parah dibandingkan tahun sebelumnya," sambungnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/saripah-nenek-korban-banjir-di-kecamatan-sei-rampah.jpg)