Gunung Sinabung

POS PGA Sinabung Catat Dua Kali Terekam Gempa Guguran dalam Satu Minggu Terakhir

Benar ada dua kali guguran, dengan amplitudo maksimum 4 sampai 12 mm. Tapi dari segi visualnya tidak kelihatan

Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/HO
Visual Gunung Sinabung yang terlihat dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Sinabung, Jalan Kiras Bangun, Simpangempat, Rabu (1/12/2021). 

TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Petugas pengamat di Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Sinabung, mencatat dalam kurun waktu sepekan terakhir terjadi dua kali gempa guguran dari Gunung Sinabung. Berdasarkan catatan yang didapat, gempa guguran pertama kali terjadi pada Kamis (25/11/2021) kemarin, dan Selasa (30/11/2021) kemarin.

Ketika ditanya mengenai guguran ini, petugas pengamat Gunung Sinabung Armen Putra membenarkan hal tersebut.

Namun, pada saat terjadinya guguran dengan amplitudo maksimum 4 hingga 12 mm itu, tidak menunjukkan visual yang jelas.

"Benar ada dua kali guguran, dengan amplitudo maksimum 4 sampai 12 mm. Tapi dari segi visualnya tidak kelihatan, karena kawasan puncak tertutup kabut dan awan, sehingga kita tidak bisa mencatat gugurannya berapa jauh," ujar Armen, Rabu (1/12/2021).

Dirinya menyebutkan, diduga adanya aktivitas kegempaan guguran ini disebabkan karena kondisi kubah lava yang labil. Untuk aktivitas kegempaan sendiri, pihaknya mencatat hingga saat ini dari dalam gunung masih cukup fluktuatif. Selain guguran, ada juga kegempaan lainnya yang masih terus timbul dari dalam perut Gunung Sinabung.

"Kalau aktivitas gunung sendiri sampai sekarang kegempaannya masih fluktuatif. Kita melihat potensi guguran ini masih ada, bisa jadi karena tidak stabil," ucapnya.

Ketika ditanya mengenai berapa banyak volume kubah lava yang berada di puncak Gunung Sinabung, Armen menjelaskan pihaknya belum dapat mencatat secara pasti. Namun diperkirakan, jumlahnya mencapai satu juta kubik dan berbeda jumlahnya di setiap sisi.

"Untuk volumenya, kemungkinan satu juta kubik tapi di bagian belakang. Sisi utaranya masih ada, tapi dari letusan yang dulu," katanya.

Lebih lanjut, Armen menjelaskan jika pihaknya mencatat sampai saat ini tidak mendata adanya aktivitas yang dapat menimbulkan kubah lava. Karena sampai sekarang tidak terlihat adanya suplai magma yang dapat menjadi kubah lava.

(cr4/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved