Evakuasi Tawon dan Ular di Pemukiman Warga, Damkar Medan Akui Peralatan Belum Memadai
Dikatakan Albon, dari total 61 kasus evakuasi atau penyelamatan hewan, yang paling sering dievakuasi adalah tawon dengan total 49 kasus.
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran (DP2K) Kota Medan menangani sebanyak 61 evakuasi dan penyelamatan hewan buas di pemukiman warga sepanjang tahun ini.
Kepala DP2K Kota Medan, Albon Sidauruk mengaku peralatan untuk evakuasi dan penyelamatan hewan masih minim.
"Sarana dan prasarana kami sebenarnya belum memadai. Seperti untuk penyelamatan tawon, ular, dan binatang lain itu masih kami buat sendiri secara manual maupun penyiapan anggaran," ujarnya, Kamis (18/11/2021).
Dikatakan Albon, dari total 61 kasus evakuasi atau penyelamatan hewan, yang paling sering dievakuasi adalah tawon dengan total 49 kasus hingga Oktober 2021.
Selanjutnya adalah ular dengan jumlah empat kasus, kucing empat kasus, anjing, biawak, kelelawar dan monyet masing-masing satu kasus.
Albon mengaku untuk saat ini ketersediaan peralatan yang ada untuk evakuasi dan penyelamatan masih sangat sederhana dan belum memenuhi Standar Operasional Prosedur (SOP).
"Peralatan kami yang ada saat ini masih sederhana. Misalnya, kalau untuk penyelamatan ular itu ada tongkatnya dan kaleng ularnya. Itu tongkatnya sudah ada secara manual kami buat, tapi tongnya belum ada. Kemudian untuk tawon kami kan harus menggunakan baju pelindung, APD. Sudah ada, tapi belum sesuai standar. Ada sekitar enam unit," ucapnya.
Albon mengatakan. tahun depan pihaknya akan menganggarkan untuk pengadaan satu unit armada rescue yang berisi peralatan penyelamatan dan evakuasi. Anggaran yang disiapkan adalah sebesar Rp 5 miliar.
"Untuk tahun depan kami sudah anggarkan untuk pengadaan satu unit mobil rescue itu di situ semua lengkap alat-alat nya. Jadi nantinya kita akan siapkan di sini satu tim untuk rescue atau penyelamatan. Tapi peralatannya kita siapkan, SDM-nya juga harus kita tingkatkan kapasitasnya. Ada 26 orang yang sudah kita latih dan itu kita persiapkan," katanya.
Selain itu, peralatan yang masih kurang adalah peralatan untuk penyelamatan jiwa manusia seperti dalam kasus reruntuhan gedung atau mobil dan bus yang terbalik.
"Itu kan harus ada alat-alat seperti gergaji besi. Dan juga untuk penghancur tembok dan alat pendeteksi pencarian korban yang khusus ada alat-alatnya yang sampai saat ini kita belum miliki," tuturnya.
Albon berharap, ke depan pengadaan satu unit armada rescue dalam terealisasi dan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) bisa dilakukan secara rutin.
"Kendala pasti ada, tapi teratasi dengan pengalaman anggota kita menangani permasalahan itu sehingga mereka punya trik tersendiri. Kita berharap dua hal tadi, peralatan dan SDM bisa kita tingkatkan ke depan," pungkasnya. (cr14/tribun-medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/pemadam-kebakaran-medan-hewan-buas.jpg)