Materi Belajar Sekolah

Berlangsung Selama 29 Tahun 1878-1907, Sejarah Perang Batak Bentuk Perlawanan Rakyat Tapanuli

Sejarah perlawanan rakyat Tapanuli atau yang lebih dikenal dengan Perang Tapanuli atau Perang Batak berawal dari tahun 1878. 

Ist
Perang batak 

TRIBUN-MEDAN.com - Sejarah perlawanan rakyat Tapanuli atau yang lebih dikenal dengan Perang Tapanuli atau Perang Batak berawal dari tahun 1878. 

Berikut sejarah Perang Batak:

Perang Tapanuli atau juga dikenal dengan Perang Batak merupakan bentuk perlawanan rakyat Tapanuli, Sumatera Utara terhadap pemerintah kolonial Belanda yang berlangsung cukup panjang selama 29 tahun.

Penyebab Perang Batak salah satunya dipicu oleh penolakan terhadap penyebaran agama Kristen di wilayah Batak karena dinilai akan menghilangkan kebudayaan dan kepercayaan yang ada di Tapanuli.

Perlawanan rakyat Tapanuli ini terjadi cukup panjang yakni 29 tahun yang diawali pada tahun 1878 dan berakhir pada tahun 1907.

Adapun pemimpin perang saat melawan Belanda kala itu adalah Raja dari negeri Toba, yaitu Sisingamangaraja XII.

Dalam sejarahnya, meletusnya perang Tapanuli ini dikarenakan Sisingamangaraja XII menolak adanya upaya penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh misionaris Belanda di wilayah Batak.

Materi Belajar Sejarah: Penyebab Terjadi Perang Padri dan Tokoh-tokoh Perang Padri

Materi Belajar Sejarah: Penjelasan Masa Prasejarah dan Jenis-jenis Manusia Purba di Indonesia

Hal tersebut dilakukan karena Sisingamaraja khawatir kepercayaan dan tradisi animism rakyat Batak akan terkikis oleh perkembangan agama Kristen.

Menanggapi tindakan pengusiran oleh Sisingamangaraja, para misionaris meminta perlindungan dari pemerintah Kolonial Belanda.

Permintaan tolong pihak misionaris kepada pihak Belanda ini tentu dimanfaatkan dengan menempatkan pasukannya di Tarutung guna melindungi penyebar agama Kristen dan menjadi pemicu meletusnya perang Tapanuli.

Raja Sisingamangaraja XII memutuskan untuk menyerang kedudukan Belanda di Tarutung.

Perang ini berlangsung selama tujuh tahun di daerah Tapanuli Utara, seperti di Bahal Batu, Siborong-borong, Balige Laguboti, dan Lumban Julu.

Pada tahun 1894, Belanda melancarkan serangan untuk menguasai Desa Bakara, pusat kedudukan dan pemerintahan Kerajaan Batak dan berhasil ditaklukan oleh Belanda.

Beruntungnya Sisingamaraja beserta pasukannya sempat melarikan diri meski harus mengungsi dan keluar dari wilayahnya sendiri, yaitu pindah ke Dairi Pakpak.

Materi Belajar Sejarah Tentang Perang Dingin hingga Peristiwa Penting selama Perang Dingin

Materi Belajar Sejarah Kedatangan VOC di Tanah Air: Tujuan, Kebijakan hingga Perlawanan Terhadap VOC

Sisingamangaraja XII Gugur

Keluarga <a href='https://tribunmedan.cfd/tag/sisingamangaraja-xii' title='Sisingamangaraja XII'>Sisingamangaraja XII</a> dalam sekapan di Siborong-borong, Tapanuli, 1907.

(FOTO: Keluarga Sisingamangaraja XII dalam sekapan di Siborong-borong, Tapanuli, 1907)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved