Pembunuhan Sadis
Yosef Dicecar 16 Pertanyaan terkait Pembunuhan Sadis Ibu dan Anak, Bareskrim Polri Turun Tangan
Sampai hampir satu bulan, misteri kematian Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23), di Subang masih belum bisa terungkap.
TRIBUN-MEDAN.com - Upaya pengungkapan kasus pembunuhan sadis ibu dan anak di Subang, Jawa Barat, masih terus berlanjut.
Sampai hampir satu bulan, misteri kematian Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23), di Subang masih belum bisa terungkap.
Pihak kepolisian dari Polres Subang masih terus bekerja untuk mengungkap kasus yang penuh teka-teki tersebut.
Terakhir, Bareskrim Mabes Polri akhirnya turun tangan dalam penyelidikan kasus tersebut dan ikut memeriksa Yosef (55), suami sekaligus ayah dari korban pada Senin (12/9/2021).
Hal itu disampaikan oleh pendamping sekaligus kuasa hukum Yosef, Rohman Hidayat.
Rohman Hidayat mengatakan, pada pemeriksaan tambahan yang kesembilan kalinya, Yosef tidak hanya diperiksa oleh penyidik Polres Subang.
Terdapat beberapa anggota dari Bareskrim Mabes Polri yang turut mencecar pertanyaan pada kliennya.
"Kebetulan pihak kepolisian dari Polres Subang juga dibantu juga, saya pikir dari Bareskrim Mabes Polri atau dari Polda Jabar lah, tapi saya enggak tahu ikut juga dalam proses penyidikan ini," ucap Rohman dikutip dari TribunJabar.id, Senin (13/9/2021).
Rohman, juga menyampaikan bahwa pada pemeriksaan tambahan tersebut Yosef dicecar 16 pertanyaan oleh pihak penyidik.
Pria beristri dua itu disebutkan diperiksa selama kurang lebih 8 jam lamanya.
"Kurang lebih 16 pertanyaan tadi dari pukul 15.00 WIB ya tapi sempat berenti dulu terus disambung lagi," ujarnya.
Dalam foto yang diperoleh Tribun, Yosef tampak lesu saat keluar dari Gedung Satreskrim Polres Subang.
Sebagaimana diketahui, Tuti dan Amalia sebelumnya ditemukan tak bernyawa di dalam bagasi mobil Toyota Alphard di di Kampung Ciseuti, Desa Jalan Cagak, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang, Rabu (18/8/2021).
Materi Pemeriksaan
Rohman Hidayat menerangkan, ada 3 hal pokok yang ditanyakan penyidik kepada Yosef.
Di antaranya, Yosef kembali dicecar terkait keberadaannya sehari sebelum peristiwa pembunuhan istri dan anaknya.
"BAP hari ini ada berita acara tambahan yang pertama tentang pendirian yayasan, yang kedua tentang aktivitas klien sehari sebelum kejadian, setelah ditemukan jenazah di TKP. Pendalamannya di situ," kata Rohman dikutip dari Kompastv, Selasa (14/9/2021).
Materi pertanyaan tersebut sebenarnya sudah ditanyakan saat pemeriksaan sebelum-sebelumnya.
Namun, Yosef kini juga ditanya terkait riwayat kekayaan hingga yayasan sekolah yang dikelolanya dengan keluarga.
Diketahui, yayasan sekolah tersebut dikelola oleh anak-anak Yosef, yakni Yoris si sulung dan Amalia yang menjadi korban pembunuhan.
"Masalah kepemilikan rumah juga dipertanyakan, kemudian awal mula didirikan sekolah, bantuannya dari mana, riwayatnya dari mana, itu semua disampaikan pada BAP hari ini," ucap Rohman.
Rohman berharap, apa yang disampaikan kliennya bisa menjadi petunjuk baru, dan jadi bahan untuk penyidik untuk segera menetapkan tersangka.
Selain pertanyaan tersebut, pria beristri dua itu juga dicecar mengenai aktivitasnya bermain golf.
"Pak Yosef juga ditanya mengenai aktifitas golf-nya, karena kebetulan masuk di Tim Porda Subang. Jadi, Pak Yosef ditanya berapa kali seminggu datang ke lapangan golf, kita sampaikan bisa lima sampai enam kali seminggu."
Sebagaimana diketahui, Tuti dan Amalia meninggal di dalam mobil mewahnya dalam kondisi mengenaskan pada 18 Agustus 2021 lalu.
Saat itu, Yosef menjadi orang pertama yang mengetahui dan melapor ke polisi.
Hingga nyaris satu bulan lamanya, polisi masih belum berhasil mengungkap kasus tersebut.
Yosef Ingin Kembali Urus Yayasan
Akibat peliknya kasus tersebut, aktivitas Yosef kini tak lagi bisa seperti biasa.
Terlebih dirinya menjadi salah satu orang yang dicurihai polisi.
Yayasan di bidang pendidikan yang sebelumnya dikelola oleh Yosef kini juga ikut mangkrak tak terurus.
Kuasa hukum Yosef, Rohman Hidayat menyebut kliennya ingin kembali melakukan aktivitas kembali dengan normal.
Khususnya untuk mengurus yayasan yang bernama Bina Prestasi Nasional miliknya yang kini terbengkalai.
"Beliau menyampaikan kepada saya, katanya ingin kembali mengurus yayasan miliknya yang berada di Serangpanjang itu," kata Rohman dikutip TribunWow.com dari Tribunjabar.id, Kamis (9/9/2021).
Yayasan yang berada di jalan raya Serangpanjang, Kabupaten Subang, sebelumnya memang dikelola oleh keluarga Yosef.
Anak dan istrinya yang menjadi korban juga masuk dalam kepengurusan yayasan tersebut.
Bahkan, yayasan tersebut diketuai oleh anak tertua Yosef, Yoris (34).
Menurut Rohman, bukan tanpa alasan kliennya ingin kembali mengurus yayasan.
Pasalnya, Yosef harus menjamin kelangsungan yayasan dan kejelasan dari karyawan-karyawan dan juga pembayaran gaji.
"Karena yayasan itu butuh diurus terlebih kejelasan dari karyawan-karyawannya seperti harus membayarkan hak mereka," ujar Rohman.
(*/TRIBUN MEDAN)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/pembunuhan-ibu-dan-anak-di-subang_.jpg)