Wawancara Eksklusif
Fenomena Tidak Percaya Covid-19 Bukan hanya di Indonesia, Wapres: Ada Orang Ingin Mengacau
Ma'ruf juga turun tangan untuk bersinergi dengan seluruh ulama secara virtual, demi memberi pengertian kepada kelompok masyarakat dan tokoh agama yang
PANDEMI Covid-19 melanda Tanah Air hampir satu setengah tahun. Namun, masih ada kelompok masyarakat, bakan tokoh agama di Indonesia yang tidak mempercayai keberadaan virus corona penyebab Covid-19.
Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma'ruf Amin mengatakan, fenomena yang dialami Indonesia itu merupakan pengaruh fakta global.
Pemerintah, kata dia, telah melakukan berbagai upaya, edukasi dan penjelasan dari pihak-pihak terkait kepada masyarakat.
Baca juga: JOKOWI Bagi-bagi Bonus untuk Atlet Olimpiade Tokyo, Peraih Medali Emas Rp 5,5 Miliar
Baca juga: Penjual Ponsel di Plaza Medan Fair Turun ke Jalan: Kami Tidak Mungkin Diam Saja
Ma'ruf juga turun tangan untuk bersinergi dengan seluruh ulama secara virtual, demi memberi pengertian kepada kelompok masyarakat dan tokoh agama yang tak percaya virus corona.
"Saya berbicara dengan ulama di daerah secara virtual. Saya kumpulkan ormas-ormas Islam, dan semua ormas yang sekian ratus itu, dan semua sepakat bahwa ini harus ditanggulangi dan ini adalah sesuatu yang nyata. Dalam tataran ormas, hampir tidak ada yang berpikiran seperti itu," ujar Ma'ruf, saat wawancara eksklusif dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dan News Manager Tribun Network Rachmat Hidayat, Kamis (12/8).
Berikut hasil wawancara eksklusif Tribun Network bersama Wakil Presiden, RI KH Ma'ruf Amin.
Pandemi sudah berjalan 1,5 tahun, namun masih ada kelompok masyarakat, bahkan tokoh agama yang tidak percaya Covid-19, tidak bersedia menggunakan masker dan menolak divaksin. Apa tanggapan Bapak?
Pertama, fenomena tidak percaya Covid-19 itu bukan hanya kita yang alami. Ini fenomena global, di Amerika Serikat juga menurut survei ada 30 persenan, di Prancis juga ada. Jadi, apa yang terjadi di kita itu juga pengaruh fenomena global.
Pemerintah terus melakukan edukasi, berbagai penjelasan oleh Presiden, Wakil Presiden, para menteri, kemudian juga dilakukan para satgas dibantu media secara masif. Kontranarasinya itu sebenarnya sudah dilakukan secara baik.
Saya sendiri tentu bicara dengan seluruh ulama di daerah secara virtual. Kemudian saya juga mengumpulkan ormas-ormas Islam yang sekian ratus ormas itu. Semua sepakat, sama, bahwa ini harus ditanggulangi dan ini adalah sesuatu yang nyata. Jadi, kami dalam tataran ormas itu hampir tidak ada yang berpikiran seperti itu.
Bahkan, saya melalui berbagai kegiatan di pesantren, istigasah, haul, sebutkan bahwa persoalan Covid-19 ini bukan sesuatu yang diduga. Ini menurut ajaran agama, kita harus bersiap terhadap bahaya yang diduga akan datang.
Sesuatu yang diduga akan datang, kita harus siapkan diri. Padahal Covid-19 ini bukan diduga, tapi sesuatu yang diyakini adanya, nyata. Persoalan ini kan bahaya yang mengancam negara. Manakala ada bahaya yang mengancam negara, itu menjadi tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia, terutama ulama.
Baca juga: PREDIKSI Line Up Brentford vs Arsenal, Ben White Diturunkan, Ambisi Mikel Arteta, Live Mola TV
Baca juga: 15 Fakta Dokter Mery Anastasi (30) Terancam Hukuman Mati, Bakar Kekasihnya dan Kedua Calon Mertuanya
Ulama itu punya tanggung jawab kepada negara. Ulama itu selalu saya ingatkan, cinta Tanah Air itu merupakan bagian dari iman. Sekarang ada bahaya mengancam yaitu Covid-19, maka itu ada bagian tanggung jawab ulama.
Covid-19 itu bukan hanya tanggung jawab kenegaraan dan kebangsaan, tapi juga keagamaan. Sebab menjaga jiwa atau diri dari wabah ini wajib. Karena itu, saya menggunakan istilah penanganan Covid-19 itu masalah agama sesuai syariat, dalam upaya melakukan perlindungan kepada masyarakat dan juga penjagaan pada masyarakat. Ini tanggung jawab ulama.
Saya tanyakan mana masyarakat yang masih tidak percaya. Masih ada sedikit, dan itu digarap. Buktinya sekarang mereka minta divaksin. Sampai di daerah kurang vaksin, seluruh daerah menyatakan masih minta vaksin. Pemerintah terus menyiapkan vaksin supaya mereka bisa divaksin sampai akhir 2021. Ini akhir 2021 (diharapkan vaksinasi) ini selesai.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/wawancara.jpg)