Wawancara Eksklusif
Suka Duka Fadjroel sebagai Penyambung Lidah Presiden, Saya Sakit Kepala kalau Ditanya soal Reshuffle
Sebagai seseorang yang bertugas di lingkungan Istana, tentunya Fadjroel tahu agenda pelantikan dan reshuffle. Namun, Fadjroel harus meunggu isntruksi
Kemudian, yang kedua tujuan Presiden, agar teman-teman wartawan mendapat informasi yang betul-betul penuh.
Kalau menteri akan menjawab apa yang akan menjadi kebijakan. Sedangkan Presiden kan menyampaikan. Misalnya, aAlhamdulillah sudah ada 1,8 juta vaksinasi.
Tentu bagus kalau bertanya vaksinnya apa saja, dan terkait keamanan dijawab pihak terkait.
Memang ada upaya dari kami membiasakan seperti itu. Kami di Istana memang ada semacam daily briefing.
Itu tiap hari kami mengetahui isu ini, terus ini kementerian mana yang bisa menjawab, lembaga mana yang bisa menjawab.
Baca juga: Kontrak Lionel Messi Sudah Berakhir, Jawaban Presiden Barcelona: Tenang Saja
Baca juga: Kejati Buka Suara Soal Penggeledahan Rumdis Direktur PDAM Tirta Lihou: Dugaan Korupsi SR-MBR
Kami juga memilikki hubungan baik dengan Badan Komunikasi Humas. Itu seluruh kementerian dan lembaga, termasuk juga pemerintah daerah dan BUMN.
Jadi, kami juga saling bekerja sama terus-menerus. Mudah-mudahan informasi yang didapat teman-teman wartawan itu efektif.
Karena, kalau pertanyaan tertentu dijawab oleh yang punya otoritas dan otoritatif terkait pertanyaan yang disampaikan teman-teman wartawan.
Saya menggambarkan apa yang disampaikan Presiden. Bentuknya tetap kebijakan, bukan yang detail. Kalau Pak Mahfud kan detail soal hukum pidana, perdata, segala macam. Kalau kami tidak sampai ke arah sana.
Baca juga: WARGA 2 Desa yang Terdampak Pelebaran Jalinsum di Sergai Menantikan Kabar Ganti Rugi Lahan
Baca juga: Pemkab Samosir Buka Pendaftaran CPNS 2021, Berikut Formasi Lengkapnya
Latar belakang Anda sebagai aktivis, apakah punya pegaruh dalam posisi Anda sebagai Juru Bicara?
Sangat mendukung. Karena, kalau sebagai aktivis hidupnya ngomong 70-80 persen. Dari ITB-UI, itu kerjanya ngomong.
Mencoba memberikan informasi publik, dan membujuk publik. Jadi, kebiasaan untuk public speaking sebenarnya tidak terlalu disadari. Itu sebenarnya belajar public speaking.
Biasa mempersuasi orang untuk menyampaikan apa yang dipercaya.
Saya juga menulis di Kompas, dan Tempo. Kemudian jadi presenter televisi 1999.
Pada 2013-2014 masih jadi presenter saya. Paling lama di TVRI, tiga tahun. Menjadi aktivis berbicara, penulis saya memiliki buku sekitar 10 buku, termasuk dalam penjara menulis Demokrasi tanpa Kaum Demokrat. Belum lagi menulis puisi.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/jubir-presiden-posting-video-banjir-jakarta-tulis-pagi-pagi-berenang-hingga-bahagia-itu-sederhana.jpg)