Kedai Tok Awang

Menguji Kekuatan Sepasang Gerendel Tua

Italia dan Austria bertemu 35 kali sejak tahun 1912. Italia menang 18, Austria 11. Masalahnya, di 11 laga terakhir Austria tak bisa menang lagi

Penulis: T. Agus Khaidir | Editor: T. Agus Khaidir
AFP PHOTO/Ettore Ferrari
DUET - Pemain Tim Nasional Italia Giorgio Chiellini (kiri) merayakan gol yang dicetaknya bersama rekan duetnya di jantung pertahanan, Leonardo Bonucci, pada laga melawan Swiss di Stadion Olimpiade Roma, 16 Juni 2021 

"Betul itu, Wak," ucap Zainuddin menimpali. "Sayangnya, kesuksesan Milan tidak tertular ke Tim Nasional Italia. Padahal tahun 1990 mereka tuan rumah Piala Dunia."

Mak Idam yang sedang memetik gitar memainkan komposisi 'Kerinduan', dangdut dari Rhoma Irama yang nadanya diulik sedemikian rupa oleh Alif Ba Ta, menyergah kalimat Zainuddin.

"Jadi menurut Pak Guru kenapa Italia bisa gagal waktu itu? Kalok nggak salah sampai semi final juga, kan? Kalah penalti dari Argentina. Apa menurut Pak Guru waktu itu Italia memang buruk, atau Dewi Fortuna sedang terlalu baik sama Maradona?"

Zainuddin mengangkat bahu. "Kalau pastinya saya enggak tahu, Dam. Cuma barangkali soal perbedaan strategi pelatih. Di Milan, pelatihnya waktu itu, Arrigo Sacchi, pakai 4-4-2, dan di tengah ada Ruud Gullit dan Frank Rijkaard yang bukan orang Italia. Terutama Rijkaard yang main lebih ke belakang, menopang Albertini, menjadi jangkar sekaligus jembatan yang menghubungkannya dengan Baresi dan Costacurta. Belum ada istilah libero midfielder kalau tak salah saya waktu itu, tapi fungsinya mirip-mirip, lah. Pelatih Timnas Italia, Azeglio Vicini, nggak punya pemain kayak begini. Makanya jadi beda."

Menurut Zainuddin, Italia di bawah Mancini kurang lebih mirip dengan AC Milan di bawah Sacchi. Memakai 4-3-3, Mancini menempatkan Jorge Luiz Frello Filho alias Jorginho, pemain berdarah separuh Italia separuh Brasil, di posisi Rijkaard dulu. Keberadaan Jorginho menopang secara sempurna pergerakan Manuel Locatelli. Sebaliknya, sebagai deep lying midfielder; posisi yang dalam skema Sacchi dirintis Demitrio Albertoni –yang kemudian "disempurnakan" Andrea Pirlo, Locatelli, juga memberi memberi keamanan pada Jorginho untuk berkonsentrasi melindungi Bonucci dan Chiellini.

line up pertandingan Italia vs Austria
line up pertandingan Italia vs Austria (tribunnews)

"Artinya, kalok Austria mau bikin orang itu dua tumbang, pertama-tama tumbangkan dulu Jorginho dan Locatelli. Begitu, ya, Pak Guru?" tanya Sudung. Zainuddin mengangguk.

"Cumak kurasa tetap agak berat juga," kata Jontra Polta menyela. "Italia sama Austria ketemu 35 kali sejak tahun 1912. Memang kalok dilihat sepintas agak-agak imbang. Italia menang 18 kali, Austria menang 11 kali. Masalahnya, sebelas laga terakhir Austria nggak bisa menang lagi."

"Jadi cemana yang cocok, Ketua?" tanya Sudung, dan Mak Idam, nyaris bersamaan.

Jontra Polta menggeleng. "Sudah awal bilang tadi, tak bisa awak mengarah-ngarahkan."

Tok Awang yang sedang kesal lantaran terpaksa menumbangkan rajanya, langsung menyeletuk. “Banyak kali gaya kau, Jon. Udah kayak hakim MK waktu sidang sengketa pemilu kau kutengok,” katanya.(t agus khaidir)

Pernah dimuat Harian Tribun Medan
Sabtu, 26 Juni 2021
Halaman 1

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved