Kedai Tok Awang
Spaghetti Rasa Lamborghini
Sejak 2018, Mancini melewati 32 pertandingan dengan catatan 23 kemenangan, tujuh imbang dan hanya dua kali mengalami kekalahan.
Penulis: T. Agus Khaidir | Editor: T. Agus Khaidir
- Euro 2020
- Turki vs Italia
DI antara kontestan-kontestan yang dianggap layak jadi unggulan di Euro 2020, adalah Italia yang paling jarang disebut. Terlebih-lebih di Kedai Tok Awang. Sejak Euro mulai menjadi percakapan-percakapan yang hangat di sini, Italia hampir-hampir tidak pernah jadi pembahasan.
Sekiranya pun dibahas, maka itu akan selalu menyangkut kegagalan-kegagalan dari klub Serie A untuk menjadi kampiun di kejuaraan regional. Entah itu Liga Champions atau Liga Europa. Juventus, AC Milan, AS Roma, menjadi bahan percakapan sekadar untuk meletupkan tawa. Pun Inter yang baru saja juara.
Hal ini agak mendongkolkan bagi Mak Idam. Sebagai suporter AC Milan, dia merasa otomatis mesti menjadikan tim nasional Italia sebagai favorit juga.
"Sebenarnya aku heran juga. Boleh dibandingkanlah kualitas skuat Italia sama yang lain. Sama Jerman atau Inggris sajalah, misalnya. Enggak beda jauh. Bahkan boleh dibilang setara, lah. Buktinya jadi unggulan juga, kan? Tapi Jerman sering dibicarakan. Inggris juga. Italia enggak. Kecuali mungkin sama orang-orang Italia aja. Artinya, kan, jelas. Italia enggak diunggulkan jadi juara," katanya dengan nada bicara berapi-api.
Tok Awang menyabarkan. Disebutnya bahwa barangkali para pengelola rumah-rumah taruhan, juga petaruh-petaruhnya, silau oleh kemengkilapan skuat negara-negara lain. Siapa yang bisa mengelak dari pesona Perancis? Inggris yang begitu-begitu saja pun masih jadi magnet yang sangat kuat. Namun Italia, sejak lama, memang jarang sekali berada di posisi unggulan teratas. Bahkan saat mereka menjadi tuan rumah pun tidak. Di Italia 1990, Italia ditempatkan di belakang Jerman dan Argentina yang pada akhirnya memang benar-benar sampai ke final.
"Tak masalah kali itu, Dam," ujar Wak Razoki. "Kalok aku malah bagus kayak gini. Enggak diunggulkan tahu-tahu juara. Ingat kau Piala Dunia 2006?"
Italia kala itu datang dengan komposisi yang terbilang "biasa saja". Skuat yang bahkan relatif tua. Sepuluh pemain berada di kisaran usia 28 dan 29, serta enam pemain di atas 30. Tertua, Angelo Peruzzi, 36 tahun.
Nyatanya, Italia tiba juga di final. Memang ada juga cibiran melesat. Italia diuntungkan karena berada di grup mudah dan mendapatkan lawan-lawan yang kurang keras pula di fase gugur. Tergabung di Grup G, Italia memuncaki klasemen setelah menggulung Ghana dan Republik Ceko, serta bermain imbang melawan Amerika Serikat. Di perdelapan final, Gli Azzuri –julukan tim nasional Italia– menyingkirkan Australia dan berikutnya mendepak Ukraina.
Secara tradisi dan sejarah, kelimanya tentu tak dapat dihadapkan bermuka-muka dengan Italia. Namun di babak empat besar mereka diadang Jerman, dan lolos juga.
"Ah, Jerman waktu itu belum kuat," sergah Leman Dogol. "Si Klinsmann masih membenahi tim setelah hancur lebur di tangan Voeller di Euro 2004."
"Dan jangan lupa, Bang," ucap Jek Buntal menyahut. "Di final, kalok sajalah Zidane bisa nahan emosinya sikit dan enggak nyundul dada Si Materazzi sontoloyo itu sampai dia terbuntang, mungkin ceritanya bisa lain."
Intinya, kecuali Mak Idam dan Wak Razoki, tidak ada seorang pun di Kedai Tok Awang yang meyakini Italia bisa juara. Tak terkecuali Tok Awang sendiri.
"Fatal kali memang Zidane itu. Padahal Perancis sedang ganas-ganasnya. Menyerang Italia dari segala penjuru. Begitu pun, setelah Zidane kenak kartu merah, serangan Italia ya enggak banyak berubah. Lembek kali, lah. Kayak spaghetti. Untung bisa menang penalti," katanya.
Apakah Italia memang selembek spaghetti? Setelah membawa Italia jadi kampiun, Marcelo Lippi mengundurkan diri dan FIGC; federasi sepak bola Italia, menunjukkan mantan gelandang AC Milan nan flamboyan, Roberto Donadoni, sebagai pengganti. Italia rontok di Euro 2008. Hanya sampai di fase perempat final. Lippi pun kembali membawa Italia terbang tinggi lagi di ajang Piala Dunia.
Namun Afrika Selatan 2010 justru jadi mimpi buruk Lippi. Sebagai juara bertahan, mereka malah gagal lolos dari fase grup yang "hanya" berisi Paraguay, Slovenia, dan Selandia Baru. Italia jadi juru kunci setelah gagal memenangkan satu pertandingan pun.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/timnas-italia.jpg)