WNI di India Cerita Soal Covid-19: Warga Kasta Atas Merasa Hebat Langgar Prokes

Krisis Covid-19 yang terjadi di India saat ini tentu memiliki akar permulaan hingga pemerintah kewalahan seperti saat ini.

Editor: Liska Rahayu
Freepix
Krisis Covid-19 di India 

TRIBUN-MEDAN.com – Krisis Covid-19 yang terjadi di India saat ini tentu memiliki akar permulaan hingga pemerintah kewalahan seperti saat ini.

Menilik ke belakang, beberapa waktu lalu, para mahasiswa Indonesia yang berkuliah di India pernah menceritakan kondisi negara itu.

Di mana ada sejumlah fenomena unik soal warga kasta atas di Rakjot, Gujarat, merasa hebat dan boleh melanggar protokol kesehatan.

Melansir dari BBC Indonesia, para mahasiswa juga bercerita, meskipun di negara itu kasus Covid-19 naik tajam, masih ada warga yang abai menjalankan protokol kesehatan.

Banyak rumah sakit kewalahan dan muncul laporan penjarahan tabung-tabung oksigen karena pasok tabung ini menipis.

Yang juga menipis adalah pasok obat-obatan penting.

Baca juga: MotoGP Prancis 2021 Live Trans7, Kondisi Rossi Makin Miris, Ada yang Tak Beres dengan Motor Yamaha

Baca juga: SUASANA Terkini Proses Penyemayaman Pdt SAE Nababan di HKBP Sabungan Tapanuli Utara

Baca juga: WARNING KONDISI COVID-19 Sumut, Menteri Kesehatan Ingatkan Gubernur Edy dan Wali Kota Bobby

Meroketnya kasus positif membuat warga khawatir, termasuk warga Indonesia yang berada di India.

Arif Sorayaman Hulu, mahasiswa Indonesia di Rajkot, Gujarat di India barat, mengatakan yang membuatnya khawatir adalah abainya masyarakat menerapkan protokol kesehatan.

Padahal penerapan protokol ini sangat penting dalam menekan pandemi.

"Aktivitas warga berjalan normal, padahal pemerintah sedang menerapkan lockdown (karantina wilayah)," kata Arif.

Krisis Covid-19 di India
Krisis Covid-19 di India (Freepix)

Ia juga melihat di pusat kota banyak warga yang tidak mengenakan masker.

Suatu ketika Arif berada di rumah sakit di Rajkot yang menangani pasien-pasien Covid-19.

"Saya berdiri di depan rumah sakit itu dan saya melihat ambulans berlalu-lalang. Belum selesai satu pasien ditangani, sudah datang lagi pasien yang baru. Saya juga melihat ada pasien yang sangat parah, keluarganya menangis sejadi-jadinya, namun penanganannya saya lihat lamban, lamban sekali," tutur Arif.

Diperparah oleh sistem sosial

Arif mengatakan dirinya melihat "fenomena unik" di mana kelompok masyarakat dari kasta atas, dari kelompok kaya dan elite, "sepertinya boleh melanggar protokol kesehatan".

Sumber: bbc
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved