Wawancara Eksklusif

Menteri Sandiaga Uno Ungkap Potensi Alam dan Ekonomi Kreatif menjadikan Danau Toba Wisata Dunia

Malah saya sudah dapat marga sekarang, Sandi Uno Kudadiri (marga dari Suku Pakpak. Tapi belum potong kerbau. Karena ekonomi masih memprihatinkan.

TRIBUN MEDAN/Daniel Siregar
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno saat berkunjung ke Kantor Harian Tribun Medan di Jalan KH Wahid Hasyim Medan pada Sabtu (27/3/2021) malam, usai dirinya berkunjung ke Danau Toba. 

S: Menurut saya ini yang menjadi peluang untuk kita mencetak pemenang meski dilanda pandemi. Di tengah kesulitan yang timbul karena keprihatinan, keterpurukan ekonomi. Ada pengusaha pengusaha yang berinovasi dan beradaptasi. Ada hand sanitizer dari mangga, ada juga selai dari buah buahan yang lain. Saya lihat juga ada produk-produk lokal yang menggunakan kearifan lokal masyarakat dan herbal. Karena kita sangat kaya, tentunya suatu kekayaan herbal, kekayaan alami yang bisa menjaga imunitas kita.

Jadi ada jahe, ada serai, ada kunyit. Dan ini sekarang banyak diminti. Dan ini bagaimana para pelaku ekonomi kreatif ini bisa kita rangkul. Kita naik kelaskan mereka. Adaptasi teknologi digital, mulai dari produksinya sampai terhadap penjualannya dan pembayaran. Dan ini sedang kita lakukan dan ada 17 sub sektor ekonomi kreatif.

Nah, 17 sub sektor ini sebagian terus kita dorong mereka untuk beradaptasi seperti fashion, kuliner dan karya lainnya dan ini tulang punggungnya. Dan seperti animasi, gamming maupun juga beberapa industri digital justru meningkat di tengah tengah pandemi. Ada malah kemarin yang menceritakan kepada saya, justru permintaan terhadap produk mereka naik 1 sampai 2 kali lipat.

T: Masih terkait ekonomi kreatif yang ada di Tuktuk, ada seorang wanita Ratna br Gultom asli dari Samosir dan bersuamikan Thomas, warga Jerman dan baru 10 tahun terakhir tinggal di Indonesia. Dan mereka mengembangkan enam produk, di antaranya seperti hand sanitizer dan bisa disemprotkan di mulut. Namun mereka mengeluhkan soal perizinan. Apa tanggapan pak Menteri soal hal itu?

S: Ya, ini saya dulu juga hadapi, saat saya masih bertugas di Balaikota sebagai pimpinan daerah, perizinan itu menjadi salah satu batu sandungan untuk para pelaku usaha mikro, usaha kecil. Kami dulu berikan suatu solusi yaitu izin usaha mikto kecil.

Jadi selama itu buk Gultom dan pak Thomas usahanya tidak memiliki limbah dan pegawai kurang dari 19, mereka boleh usaha di rumah dan mereka diberikan kemudahan untuk melakukan usaha. Dan ini dijamin oleh pemerintah. Karena ini adalah merupakan hak asasi ekonomi mereka.

Kedua terkait pengurusan PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga), pengurusan sertifikasi, termasuk halal, ketika itu didampingi oleh Pemprov DKI. Ini yang akhirnya berhasil bisa mencetak sekitar 200 ribu pengusaha pemula baru berbagai bidang ekonomi kreatif.

Saya ingin kita sosialisasikan pola-pola pendekatan era baru dalam pemerintahan bisa berkolaborasi dengan sektor usaha, supaya bisa membuka lapangan kerja seluas luasnya.

Menurut saya ya, di tengah pandemi ini semua sudah terdigitalisasi. Birokrasi harus lebih tersimplifikasi. Dan ini yang saya harapakan melalui pendekatan dan apa yang kita bicarakan bersama dengan bupati samosir terpilih. Ibu Gultom ini akan diberikan kemudahan dalam hal perizinan.

(ind/tribun-medan.com) 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved