LEGENDA Raja All England dari Indonesia, Rudy Hartono Sang Jawara Delapan Kali di Ajang Prestisius

Untuk All England sendiri, ia menjadi juara sebanyak 8 kali. Hebatnya, 7 di antara 8 juara itu diraihnya secara berturut-turut.

Kompas.com
Rudy Hartono semasa jaya sebagai pemain. (Kompas.com) 

TRIBUN-MEDAN.com - Tim bulu tangkis Indonesia dipaksa mundur dari turnamen All England 2021.

Pada postingan Instagram-nya pada Kamis (18/3/2021) pagi WIB, Marcus Fernaldi Gideon mengungkapkan bahwa seluruh tim Indonesia, termasuk pelatih dan ofisial, dipaksa mundur dari All England 2021.

Hal ini dikarenakan saat penerbangan dari Istanbul ke Birmingham pada Sabtu (13/3/2021), terdapat salah satu penumpang pesawat yang dinyatakan positif Covid-19.

"Malam ini, kami terkejut mendengar kabar bahwa kami (pemain Indonesia dan ofisial) harus mundur dari All England karena adanya penumpang yang terkonfirmasi positif Covid-19 yang terbang dalam satu pesawat bersama kami," tulis Marcus dalam unggahan Instagram pribadinya.

Melansir pernyataan PBSI, sesuai dengan regulasi Pemerintah Inggris, jika berada pada satu pesawat yang sama dengan orang yang positif Covid-19, penumpang lain diharuskan menjalani isolasi selama 10 hari.

Tim Indonesia pun terpaksa mundur dan menjalani isolasi sampai tanggal 23 Maret 2021 di Crowne Plaza Birmingham City Centre.

Berbicara soal All England, tak lengkap rasanya jika tidak membincangkan Rudy Hartono. Bagaimanapun juga, ia adalah Raja All England dari Indonesia. Di lemari pialanya, tersimpan sebuah medali emas kejuaraan dunia 1980, medali emas Olimpiade, 4 medali emas Thomas Cup, dan 1 medali emas Asian Games.

Untuk All England sendiri, ia menjadi juara sebanyak 8 kali. Hebatnya, 7 di antara 8 juara itu diraihnya secara berturut-turut.

All England, 10 tahun selalu masuk final

Mengenal bulutangkis sejak 8 tahun, Rudy kecil bukan anak yang berlebih fasilitas. Ayahnya, Zulkarnain Kurniawan, yang pertama kali menggemblengnya lewat sebuah perintah: setiap hari Rudy harus bangun pukul 05.00 untuk lari pagi. Setiap hari, kecuali Minggu, jarak lima kilometer ditempuh dengan lari-lari kecil.

Rudy Hartono, Maestro Bulu Tangkis
 
Rudy Hartono, Maestro Bulu Tangkis

Sepuluh tahun rutinitas itu berjalan, bukan hanya fisik Rudy yang terlatih, tapi juga kedisiplinan.

Awalnya Rudy hanya berlatih bulutangkis setiap hari Minggu, di sebuah pelataran aspal di depan Gedung PLN di Jalan Gemblongan, Surabaya. Ayahnya yang hobi bermain bulutangkis dan sempat menjadi pemain lokal, berkeinginan besar menjadikan anaknya juara.

Sedikit berbeda dengan ibunya Rudy yang sebenarnya lebih menginginkan anaknya ketiganya itu menjadi dokter.

Dalam buku Rajawali Dengan Jurus Padi (1986), terungkap bahwa berkat bakatnya yang luar biasa, jalan Rudy seperti sudah “dipersiapkan”. Belum sempat menjajal pertandingan di tingkat senior nasional, usia 16 tahun ia sudah masuk ke Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) menjelang pembentukan tim Thomas Cup 1967.

Teknik permainannya semakin berkembang di Pelatnas karena ia bisa berlatih bersama pemain senior sekaliber Ferry Sonneville, Eddy Yusuf, atau Mulyadi. Di sana ia fokus pada satu tujuan: All England 1968.

Sumber: TribunWow.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved