Ikut KLB Moeldoko, Ketua DPC Partai Demokrat Humbahas Langsung Dipecat, Ini Kata Ketua PD Sumut

Pengurus DPD Partai Demokrat Sumatera Utara di bawah kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memecat seorang kadernya karena ikut KLB di Sibolangi

Penulis: Arjuna Bakkara | Editor: Juang Naibaho
TRIBUN MEDAN/ARJUNA BAKKARA
Herri Zulkarnain Hutajulu, Ketua DPD Partai Demokrat Sumut, memecat Ketua DPC Demokrat Humbahas, Bangun Silaban, karena ikut KLB di Sibolangit. 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Pengurus DPD Partai Demokrat Sumatera Utara di bawah kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memecat seorang kadernya karena ikut Kongres Luar Biasa (KLB) di Sibolangit, Deliserdang.

Ketua DPD PD Sumut, Herri Zulkarnain Hutajulu, mengatakan, kadernya tersebut dipecat lantaran terlibat dalam kudeta terhadap AHY.

"Satu orang kader di DPC Humbahas kami pecat, karena dia ikut KLB kemarin," ujar Herri.

Menurut Heri, hingga saat ini kader Demokrat di bawah kepemimpinan AHY tetap termonitor solid.

Satu-satunya yang di Sumut yang menyeberang ke KLB, sambung Herri, yakni Ketua DPC Humbahas, Bangun Silaban.

Saat ini, Bangun Silaban dipecat dan sedang digodok penggantinya sebagai Plt Ketua DPC PD Humbahas.

"Untuk PLT ketua DPC PD Humbahas sedang disiapkan," ujar Herri.

Sebelumnya, saat Partai Demokrat Sumut menggelar Apel Siaga di Kantor DPD PD Sumut, Jalan Gatot Subroto, Jumat (5/4/2021), Herri Zulkarnaen sudah mewanti-wanti, jika ditemukan kader Demokrat Sumut yang membelot dan ikut KLB maka akan segera dilakukan pemecatan.

"Kita secepatnya melakukan pemecatan, dan kalau anggota Dewan kita PAW," ujar Herri.

Diberitakan sebelumnya, Ketua DPD Partai Demokrat Sumut Herri Zulkarnain Hutajulu terus menyuarakan perlawanan terhadap Jenderal Purn Moeldoko, Ketua Partai Demokrat versi KLB Sumut.

Herri yang menyatakan tetap mendukung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menjadi kader Demokrat di garis terdepan dalam upaya menentang Moeldoko mengambilalih partai berlambang mercy.

Herri Zulkarnain memang beberapa kali terlihat menolak pelaksanaan KLB di Sibolangit, Jumat pekan lalu.

Jelang pelaksanaan KLB, dia mendatangi Mapolrestabes Medan pada malam hari, untuk melaporkan kegiatan tersebut.

Saat pelaksanaan KLB, Herri pun memimpin massa berjumlah puluhan orang dari Kota Medan menuju lokasi KLB di Sibolangit, yang berjarak sekitar 1 jam perjalanan.

Sekitar 300 meter dari arena KLB, massa yang dipimpin Herri Zulkarnain terlibat bentrok hingga beberpa orang mengalami luka-luka.

Usai bentrok saat mencoba membubarkan pelaksanaan KLB di Sibolangit, Herri juga terbang ke Jakarta untuk mengawal AHY menyambangi kantor Kemenkumham.

Saat dihubungi Tribun-Medan.com via seluler, Senin (8/3/2021), Herri mengatakan dirinya sedang berada di Jakarta.

Ia bersama ketua DPD Partai Demokrat di 34 provinsi turut serta mendampingi AHY ke kantor Kemenkumham untuk menolak hasil KLB Sumut.

"Masih di Jakarta, di Kemenkumham. Jadi, saat ini kami bersama Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama ketua 34 DPD PD se-Indonesia lagi menyerahkan SK pemilik suara sah yang 34 itu," kata Herri kepada Tribun-Medan.com.

Ia menuturkan, kedatangan ke kantor Kemenkumham agar membatalkan KLB yang digawangi Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko.

Alasannya, sosok AHY yang terdaftar di Kemenkumham sebagai Ketua Umum PD.

Herri menegaskan, 34 DPD Partai Demokrat sebagai pemilik suara sah turut hadir dari seluruh provinsi untuk melawan pembegalan Parpol PD oleh Moeldoko.

Dari Sumut, Herri berangkat bersama Sekretaris PD Sumut, Melizar, menunjukkan keabsahan Partai Demokrat di bawah kepemimpinan Ketum AHY.

Untuk KLB di Sibolangit, Deliserdang pada Jumat lalu, kata Herri, mereka minta untuk tidak disahkan oleh Kemenkumham.

Kalau sampai disahkan, menurut dia, maka negara membiarkan pelanggaran hukum itu sendiri dan mengkhianati keabsahan sesuai UUD 1945.

Herri pun terang-terangan memprotes Moeldoko sebagai Kepala KSP yang sama sekali bukan kader Partai Demokrat, justru merampas partai.

Di Kemenkumham, AHY telah diterima oleh Dirjen AHU.

"Kita sudah diterima di Dirjen AHU Kemenkumham. Di sini kami menolak KLB dan menolak Moeldoko,” ujarnya.

Kata Herri, rombongan yang hadir ke Kemenkumham antara lain Hinca Panjaitan Anggota Komisi III DPR RI.

Ia menegaskan, KLB Demokrat di Sumut tidak sah dan tak sesuai AD/ART sebagai konstitusi Partai Demokrat.

Karena itu, mereka menunjukkan Demokrat solid dan kompak di bawah kepemimpinan AHY dalam menghadapi polemik KLB ini.

Usut Dana KLB

Sementara itu, Kader DPD Demokrat Sumut, Arief Tampubolon mendesak KPK mengusut dugaan suap yang mengalir di KLB Sibolangit, Deliserdang, Sumatera Utara. 

Ia pun mempertanyakan hadirnya Moeldoko yang menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP) yang notabene digaji dengan uang rakyat.

"Uang dari mana Moeldoko bisa menyelenggarakan KLB ilegal itu dengan mengerahkan banyak orang dari wilayah timur Indonesia, sedangkan dia hanya seorang KSP," ujarnya saat dikonfirmasi tribunmedan.com, Senin (7/3/2021).

Kata dia, apabila ada orang lain yang memberikan dukungan dana kepada Moeldoko maka hal tersebut bagian dari KKN, dan KPK harus mengusutnya. 

"Jika ada sponsornya, berarti sudah terjadi tindak pidana suap atau terhadap dirinya," tambahnya.  

Arief pun meminta penegak hukum mengusut bagi-bagi uang yang dilakukan seusai KLB kepada massa yang mengenakan kaus Moeldoko.

Ia menyebutkan bahwa informasi yang diterima pihaknya uang tersebut berasal dari mantan koruptor. 

"Kalau memang itu uangnya untuk pengkondisian kegiatan yang ilegal, menurut kami penegak hukum harus menyelidikinya uang itu darimana karena informasi yang kami dapat uang itu dari mantan koruptor," bebernya.

Saat ditanyai lebih lanjut, siapa sosok mantan koruptor yang mendanai KLB tersebut, Arief tak memberitahu lebih lanjut.

"Ya kita tahu sama tahu, tidak usah saya perjelas, udah gampang itu menebaknya," cetusnya. 

(jun/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved