Update Wabah Corona di Sumut
DATA TERBARU Pasien Positif Covid-19 Bertambah Jadi 57 Orang di Sumut, PDP Bertambah 5 Orang
Pasien positif Covid-19 di Sumut bertambah lagi menjadi 57 orang hingga Senin (6/4/2020) pukul 17.00 WIB.
Penulis: Victory Arrival Hutauruk | Editor: Juang Naibaho
TRI BUN-MEDAN.com, MEDAN - Pasien positif Covid-19 di Sumut bertambah lagi menjadi 57 orang hingga Senin (6/4/2020) pukul 17.00 WIB.
Artinya, ada penambahan 1 orang dari hari sebelumnya yang berjumlah 56 orang.
"Pasen positif terkonfirmasi Covid-19 berjumlah 57 orang, dengan rincian 37 orang pemeriksaan PCR dan 20 orang melalui rapid test," tutur Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Pemprov Sumut, dr Aris Yudhariansyah saat konfrensi pers, Senin.
Ia juga membeberkan bahwa Pasien Dalam Pengawasan (PDP) bertambah 5 orang menjadi 127 orang.
"Pasien dalam pengawasan sebanyak 127 orang, dimana hari sebelumnya berjumlah 122 orang," jelas Aris.
Lebih lanjut, Aris menuturkan bahwa ada 5 pasien positif Covid-19 meninggal dunia dan 1 orang sembuh.
"Satu orang sembuh, dan yang meninggal dunia ada 5 orang," tuturnya.
Ia menyebutkan bahwa penambahan pasien virus corona ini akan terus bertambah untuk itu agar menggunakan masker, tetap di rumah dan menjaga jarak.
"Dari gambaran yang di atas kita yakini bahwa di luar masih banyak penularan, masih ada kasus positif tanpa gejala yang berada di tengah-tengah kita. Masih ada sebagian dari kita yang tidak menyadari bahwa kita rentan tertular sehingga masih ada yang belum menjaga jarak dalam berkomunikasi sosial. Masih tidak menggunakan masker pada saat keluar, masih ada tidak disiplin mencuci tangannya dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir," pungkas Aris.
Data di Indonesia
Pemerintah memperbarui angka pasien positif Covid-19 hingga Senin (6/4/2020) pukul 12.00 WIB.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB mengatakan total kasus Covid-19 menjadi 2.491 kasus.
Jumlah ini bertambah 218 kasus dalam 24 jam terakhir.
"Penambahan kasus baru konfirmasi positif Covid-19 dengan pemeriksaan menggunakan PCR bukan rapid test sebanyak 218," ujar Yurianto.
"Sehingga total menjadi 2.491," kata dia.
Dia juga menjelaskan bahwa dalam periode yang sama terdapat penambahan 28 pasien Covid-19 yang sudah dinyatakan sembuh.
Dengan demikian, total ada 192 pasien yang dinyatakan tidak lagi terinfeksi virus corona berdasarkan dua kali pemeriksaan.
Kemudian, diketahui juga ada penambahan 11 pasien Covid-19 yang meninggal dunia.
Penambahan ini menyebabkan total pasien meninggal akibat Covid-19 menjadi 209 orang.
Empat Kelompok Wajib Isolasi Mandiri
Pemerintah meminta empat kelompok masyarakat yang harus melakukan isolasi atau karantina untuk mencegah meluasnya penularan Covid-19 yang disebabkan virus corona.
Selain itu pemerintah meminta kelompok muda menjaga jarak dengan kelompok rentan yakni berusia 60 tahun ke atas atau memiliki penyakit bawaan.
"Siapa saja yang harus melakukan isolasi?
Pertama, individu yang terkonfirmasi sakit (tertular Covid-19) manakala dari pemeriksaan swab kita temukan virusnya.
Berarti dia sakit, artinya dia pasti menularkan," ujar Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB, Senin (6/4/2020)..
Kedua, kata dia, individu yang kemungkinan sakit.
"Yakni orang yang dari pemeriksaan rapid test itu hasilnya positif.
Maka kita katakan mungkin dia sakit.
Atau kita yakini dia kemungkinan besar sakit, " lanjutnya.
Ketiga, yakni individu yang merasakan keluhan yang mengarah atau menyerupai gejala Covid-19.
Keluhan yang paling sering dirasakan, tutur Yuri, antara lain panas disertai batuk kemudian nafas yang tidak nyaman.
"Itu kita anggap sebagai orang yang mungkin sakit," katanya.
Selain ketiga kelompok itu, Yuri mengingatkan ada individu yang tidak merasakan keluhan tertentu tetapi terjangkit Covid-19, yang disebut OTG (orang tanpa gejala).
Kelompok keempat inilah yang menurutnya harus berhati-hati.
"Di dalam kondisi sekarang ini, sebaiknya kita nyatakan sudahlah dia sebaiknya melakukan isolasi diri," tegas Yuri.
Yuri mengatakan, 70 persen individu yang positif tertular Covid-19 tidak merasakan gejala gangguan kesehatan.
"Hati-hati, sekarang gambaran yang terbanyak hampir sekitar di atas 60 persen atau ada yang mengatakan sampai 70 persen penderita positif Covid-19 ini tanpa gejala atau kita sudah mengenal dengan sebutan OTG yakni orang tanpa gangguan," ujar Yuri.
Yuri menjelaskan, individu tersebut bisa saja merasa tidak sakit karena tidak merasakan gangguan apa pun pada tubuhnya.
"Atau bahkan dengan gangguan minimal, karenanya disebut tanpa gejala. Itu kemudian bisa menjadi potensi untuk terjadinya sumber penyebaran baru," lanjutnya.
Menurut Yuri, isolasi diri menjadi kunci dalam mencegah dan mengendalikan penularan Covid-19.
"Manakala mekanisme transformasi penyakit ke sumber ke orang yang sakit ini masih berlangsung terus maka, kita akan tahu penularan akan jalan terus.
Karenanya, yang sakit inilah yang harus kita lakukan pemisahan," ungkap Yuri.
Isolasi juga bertujuan memisahkan antara sumber penyakit dengan masyarakat sekitarnya.
"Jadi kalau bicara soal isolasi berarti kita memisahkan sumber penyakit dengan masyarakat lain. Intinya begitu," tambah Yuri.
Jaga jarak dengan kelompok rentan
Pemerintah meminta anak muda menjaga jarak dengan kelompok rentan untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona Covid-19.
Sebab, ada kemungkinan anak muda positif corona tanpa gejala justru menularkan virusnya kepada kelompok rentan.
"Pentingnya kita untuk melakukan pemisahan kelompok rentan artinya usia lanjut," kata Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo, Senin (6/4/2020).
Adapun kelompok rentan yang dimaksud adalah orang yang sudah berusia 60 tahun ke atas atau memiliki penyakit bawaan.
Dalam kasus di berbagai negara, lanjut Doni, banyak pasien positif Covid-19 yang tewas dari dua kelompok ini.
"Oleh karenanya dibutuhkan kesadaran dari kita semua.
Terutama kalangan muda yang sehat untuk tidak berdekatan dengan kelompok rentan ini, kita sehat tetapi sebenarnya kita tidak tahu apakah status kita positif atau negatif," ucap Doni.
"Ketika status kita positif, kita tidak mampu mengontrol diri, maka kita bisa menjadi pembawa maut bagi saudara kita yang lain," kata dia.
Oleh karena itu Doni menyebut physical distancing atau menjaga jarak fisik juga harus dilakukan di dalam rumah jika terdapat anggota keluarga yang merupakan kelompok rentan.
"Oleh karenanya pemberitahuan-pemberitahuan dengan berbagai cara untuk tidak mendekatkan diri kepada keluarga kita yang berusia lanjut harus menjadi prioritas.
Bukan hanya di area publik tapi juga di dalam rumah untuk tetap memperhatikan masalah physical distancing," ucap Doni.
(vic/tribunmedan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/aris-yudhariansyah-3.jpg)