Gerhana Bulan Total

Ulama Tanggapi Fenomena Super Blood Moon yang Akan Berlangsung Dini Hari Nanti, Sarankan Hal Ini

MUI Kota Medan mengimbau umat untuk tidak mengartikan fenomena gerhana bulan total dengan hal-hal tidak rasional.

Penulis: Alija Magribi |
Kemenag ACeh
Gerhana Bulan Total. (Kemenag ACeh) 

Laporan Wartawan Tribun Medan/Alija Magribi

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Gerhana bulan total (super blood moon) terlama abad ini akan terjadi 28 Juli 2018 dinihari nanti, mulai pukul 01.25 WIB sampai pukul 05.19 WIB.

Jika gerhana bulan pada Januari 2018 silam dimulai sejak senja, gerhana bulan Sabtu ini justru baru akan berlangsung selepas tengah malam dan kemungkinan warna bulan akan berwarna semerah-merahnya.

Majelis Ulama Islam (MUI) Kota Medan mengimbau umat untuk tidak mengartikan fenomena gerhana bulan total dengan hal-hal yang tidak rasional.

"Fenomena Super Blood Moon ini kita anggap sebagai fenomena yang biasa sehingga tidak perlu diartikan dengan hal-hal yang berbau mistis. Jadi keterkaitan gerhana bulan dengan hal di luar korelasinya itu takhayul saja. Itu hoax tidak perlu dicemaskan dengan melakukan ritual melainkan salat gerhana sesuai syariat Islam," ujar Ketua MUI Medan Muhammad Hatta yang sedang berada di Madinah saat dihubungi via seluler oleh Tribun Medan Jumat (27/8/19).

Muhammad Hatta berharap momentum gerhana bulan dijadikan sebagai peningkatan ketaqwaan terhadap Allah SWT.

"Momen ini kita jadikan sebagai peningkatan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Ini wujud kebesarannya," ujar Muhammad Hatta

Sementara Ketua PW Muhammadiyah Sumut Hasyimsyah Nasution menanggapi fenomena gerhana bulan total jangan dijadikan kecemasan sehingga melakukan hal-hal di luar syariat Islam.

"Ini fenomena alam. Wajar terjadi namun ini kan jelas ada perubahan alam dan wajar jika ada yang mengakibatkan sesuatu. Tetapi perubahan alam tersebut jangan menjadi kecemasan sehingga melakukan ritual khusus selain salat gerhana. Sejak awal Muhammadiyan berdiri hal bidah, takhayul ini yang kita perangi," ujar Hasyimsyah kepada Tribun Medan.

Hasymsyah mengatakan, fenomena gerhana bulan sebagai wujud kebesaran Allah SWT yang telah menciptakan langit dan bumi serta seluruh isinya.

Rencananya pihak PW Muhammadiyah dan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menggelar salat dan pantauan gerhana bulan di gedung Pascasarjana UMSU Jalan Denai No.217, Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai Kota Medan.

"Sesuai arahan PP Muhammadiyah kita di wilayah laksanakan salat dan pantauan gerhana bulan di Gedung Pascasarjana UMSU, kebetulan disana ada teleskop dan ruang yang cukup," ujar Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PW Muhammadiyah Sulidar Tarjih

(cr15/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved