Pilgub Sumut

Sutrisno Pangaribuan Sayangkan Elite Justru Tebar Kebencian pada Pilkada Sumut

Menurut politisi PDIP itu berkaca dari pilgub Sumut,masyarakat memilih pemimpin atas dasar kesamaan suku, agama,ras dan antar golongan

Tribun Medan/Arjuna Bakkara
Pengunjung berbincang dengan Anggota DPRD Sumut, Sutrisno Pangaribuan saat meninjau Pasar Rakyat Huta Tonga Aek Puli, Desa Simangumban Julu Kecamatan Simangumban Kabupaten Tapanuli Utara, Sabtu (16/7/2018). 

Laporan Wartawan Tribun-Medan, Fatah Baginda Gorby

TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN - Anggota DPRD Sumut Fraksi PDIP, Sutrisno Pangaribuan menyayangkan masyarakat Sumut masih memakai indikator kesamaan identitas dalam memilih calon pemimpin.

Menurut politisi PDIP itu berkaca dari pilgub Sumut,masyarakat memilih pemimpin atas dasar kesamaan suku, agama,ras dan antar golongan.

"Elit politik menciptakan sekat-sekat di masyarakat, sehingga memilih bukan karena lebih baik tetapi karena persamaan identitas atau karena lawan dinilai berbeda dari yang lain dari segi identitas," ujarnya melalui aplikasi whatssap, Minggu (1/7/2018).

Fakta-fakta ini menurut Sutrisno menegaskan para elit politik berambisi meraih kekuasaan tanpa memikirkan rakyat apalagi mencerdaskannya.

"Lihat saja di media sosial, para elit menyebarkan kebencian yang seharusnya menjadi merekatkan," ujarnya.

Untuk itu menurut Sutrisno masyarakat hendaknya cerdas dalam menunaikan hak politik.

"Sebagai wakil rakyat saya harus melakukan langkah konkrit dalam mencerdaskan rakyat termasuk membangun pendidikan politik yang inklusif, yang terbuka, luas dan tidak hanya menyasar internal saja," katanya.

Politik,kata Sutrisno harus menjadi jalan keluar berbagai problematika masyarakat baik sosial,ekonomi dan aspek lain bukan malah menimbulkan masalah baru di tatanan masyarakat.

"Sesungguhnya Pancasila di Sumut tertanam dan mengakar kuat, namun saya menyayangkan beberapa oknum ingin merusak dan memainkan devide et impera demi kekuasaan," katanya.

Baca: Bupati Minta Keluarga Iklaskan Jenazah Korban KM Sinar Bangun, JR : Mereka Sudah Bersama Tuhan

Baca: PSMS Medan Datangkan Kompatriot Lionel Messi ke Kebun Bunga

Baca: Kenang Korban KM Sinar Bangun, Pemkab Simalungun Bangun Monumen Berbentuk Kapal di Tigaras

Masyarakat bagi Sutrisno harus dapat membedakan para pemimpin yang memang memiliki rekam jejak bagus bukan hanya menggaung-gaungkan pemimpin tuna prestasi namun dengan kesamaan identitas.

"Betapa besarnya energi terkuras untuk pilgub kita ini. Masyarakat saling berhadapan,dan terpecah. Sayangnya yang merasa kalah tidak akan pernah merasa menang dan yang menang tidak merangkul yang kalah," katanya.

Begitupun dengan penyelenggara pemilu. Menurut Sutrisno KPU perlu mengevaluasi kejadian pilkada serentak secara komperehensif.

"Penyelenggara pemilu kita hanya terjebak teknis prosedural saja, banyak yang tidak mengerti arti penting demokrasi. Bagi yang tak mendapat c6 dan tak terdaftar di DPT hanya bisa memilih selama jam 12.00 hingga 13.00 saja," katanya.

Ia menyayangkan tidak adanya alih teknologi dipakai untuk memperbaiki sistem pemilu yang acapkali bermasalah.

"Mengapa maslaah c6 saja kita tidak tuntas? Ada email,whatssap dan media lainnya, kenapa kita tidak bisa online? Masih banyak ruang yang dapat digunakan oleh oknum tak bertanggung jawab untuk berbuat curang," katanya.

(cr7/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved