Pilgub Sumut
Ini Harapan dari Pemuka Agama Jelang Pencoblosan Pilgub Sumut 27 Juni Mendatang!
Menurutnya semua pihak harus menjunjung tinggi nilai-nilai tasamuh yang ada di dalam islam. 'Tasamuh' artinya tenggang rasa atau toleransi.
Laporan Wartawan Tribun-Medan, Fatah Baginda Gorby
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Menjelang proses pemilihan kepala daerah khususnya Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, para pemuka agama menyampaikan harapannya terkait proses berjalannya pesta demokrasi tersebut.
Di antaranya, Kiyai Mukhlis Syam. Menurutnya semua pihak harus menjunjung tinggi nilai-nilai tasamuh yang ada di dalam islam. 'Tasamuh' artinya tenggang rasa atau toleransi.
"Di Indonesia ini terdiri banyak golongan, baik agama dan suku. Maka, seperti yang ada di dalam AlQuran, bagiku agamaku, bagimu agamamu," ujarnya, Senin (25/6/2018).
Pilkada, kata Mukhlis merupakan urusan hablum minannas, urusan segenap manusia bukan hanya kepada saudara seiman saja.
"Urusan hablum minallah itu urusan vertikal kepada Allah,pribadi ke pribadi, tetapi kalau horizontal bagaimana kita mengurus dengan sesama manusia," ungkapnya.
Posisi Islam yang rahmatan lilalamin,kata Mukhlis harus sebagai mediator dan perekat semua umat manusia,bukan sebagai media pemecah belah.
"Di dalam islam sendiri,ada yang qunut ada yang tidak ya sah-sah saja," ungkapnya.
Ia menjelaskan, dahulu Nabi Muhammad SAW menggunakan Piagam Madinah sebagai media pemersatu semua kalangan yang berada di kota suci itu.
"Bahkan Rasul berdiri saat ada jenazah yahudi lewat, ketika ditanya sahabat kata Rasul penghormatan sesama umat manusia," ungkapnya.
Ia berharap ke depan Sumut dapat menjadi negeri baldatun thayyibatun warabbun ghafur. Oleh karenanya ia mengajak seluruh umat Islam untuk sala istikharah setelah salat Subuh ketika akan memilih di tanggal 27 Juni nanti.
"Bila kita terus berselisih paham kapan negara ini mau maju? Mari kita bersatu dan menjaga negara ini agar tetap aman," ungkapnya.
Bagi Mukhlis, ada kesesuaian antara Piagam Madinah dengan Pancasila yang ada dewasa ini. Keduanya sama-sama memelihara persatuan dan kepentingan penduduk wilayah atau negara tersebut.
"Ingat perjuangan para ulama menegakkan negara ini, kita merdeka juga karena banyak ulama yang berjuang. Beliau-beliau itu memperjuangkan untuk semua umat yang ada di Indonesia ini. Pancasila itu juga karena persetujuan para ulama yang mengakomodir semua kalangan," ungkapnya.
Mukhlis menjelaskan, esok hari ia akan memberikan tausiyah di sebuah acara di mana ada kalangan Eramas dan Djoss di dalamnya. Semuanya menurutnya harus bersatu menjaga kedamaian dan ketentraman.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/ustaz-mukhlis-syam-kiri-bersama-ustaz-aris-tua-marpaung_20180625_185126.jpg)