Pilgub Sumut

Pulang dari Posko Djoss, Mobil Ustaz Ade Darmawan Dilempar OTK di Jalan AH Nasution

Saat itu, ia bersama beberapa rekannya pulang dengan mengendarai beberapa mobil.

Penulis: M.Andimaz Kahfi |
TRIBUN MEDAN/HO
Mobil Ustaz Ade Darmawan yang dilempar OTK di kawasan Jalan AH Nasution, Medan. 

Laporan Wartawan Tribun Medan / M Andimaz Kahfi

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kejadian tidak menyenangkan dialami Ustaz Ade Darmawan, Ketua DPC Bamusi (Baitul Muslimin Indonesia) Kota Medan.

Setelah sebelumnya mendapat teror pembunuhan via pesan singkat, kali ini mobil Ade Darmawan jadi sasaran perusakan.

Namun, saat peristiwa perusakan terhadap mobilnya terjadi, Ade Darmawan sendiri tidak berada di dalam mobilnya.

Peristiwa ini menurut Ade terjadi Kamis (21/6/2018) malam, saat ia dan beberapa rekannya baru pulang dari Posko Semangat Baru Sumut Djoss.

Saat itu, ia bersama beberapa rekannya pulang dengan mengendarai beberapa mobil.

Ade sendiri pada kesempatan itu tidak berada di dalam mobil yang biasa ia pakai.

"Mobil yang biasa saya pakai di dalamnya rekan saya Ustaz Ali. Masing-masing mobil berpencar. Saya menggunakan mobil lain, saat tiba di rumah dan bersiap untuk menuju ke Lubukpakam dalam rangka mempersiapkan kampanye akbar Djoss yang dijadwalkan hari Sabtu, 23 Juni 2018. Saat saya mau masuk mobil. Sopir mobil yang satu lagi bilang mobil mereka dilempar di kawasan Jalan AH Nasution, Medan. Mobil itu memang yang biasa saya pakai, mungkin dikira saya didalam," ungkap  Ade, Jumat (22/6/2018). 

Akibatnya kaca mobil bagian depan mengalami keretakan.

Ia menduga, ini dilakukan oleh orang tak dikenal (OTK) yang tidak suka dengannya.

Namun ia mengatakan tidak akan mundur dan bahkan akan terus menyuarakan agar siapapun calon pemimpin Sumut harus orang yang jujur.

"Sudah saatnya kita jujur, saatnya kita dipimpin oleh orang yang jujur. Hanya saja jangan menuduh orang yang menginginkan kejujuran justru diminta agar bertobat. Seolah kita yang menginginkan kejujuran yang bohong," ujarnya.

Ade menjelaskan apa yang ia perjuangkan bukanlah karena persoalan Pilgub Sumut 2018.

Ia menilai berbagai isu perbedaan yang dimunculkan di tengah masyarakat sudah dalam mengkhawatirkan karena mengancam persatuan.

"Ini persoalan NKRI atau radikalisme. Kita mau tunjukkan yang mau NKRI tidak memunculkan isu SARA. Nah, kalau yang sedikit-sedikit mengkafir-kafirkan orang itu radikal namanya. Saya akan tetap bersuara," tegasnya.

Terkait teror terakhir dengan perusakan mobilnya, Ade mengaku sudah meminta agar tim kuasa hukumnya membuat pengaduan kepada pihak berwajib.

(cr9/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved