Inspirasi Bisnis

Berawal dari Lima Kilo Singkong Hingga Beromzet Miliaran Rupiah, Ini Kisah Hidup Muhdi

Ia memberanikan diri menitipkan produksi keripik-keripiknya di kantin sekolahan. Lalu, karena berkembang mendorong dia memperluas pangsa pasarnya.

Penulis: Arjuna Bakkara |
Tribun Medan / Arjuna
Muhdi (52), pebisnis yang bermodalkan 5 Kg singkong hingga mampu menembus pasar global, terlihat berbincang-bincang dengan karyawan ketika itemui di Pabrik keripiknya, Jalan Tunas Mekar nomor 258, Lingkungan Dua Deli Serdang, Jumat (7/4/2017).(Tribun Medan/Arjuna Bakkara) 

Laporan Wartawan Tribun Medan/Arjuna Bakkara

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Indonesia terkena dampak krisis moneter 19 tahun lalu, tepatnya 1998.

Muhdi (52), terpaksa berhenti sebagai sales sembako keliling, lantaran tokenya bankgrut. Ditemui di Pabrik keripiknya, Jalan Tunas Mekar nomor 258, Lingkungan Dua Deliserdang, Jumat (7/4/2017), Muhdi menceritakan, 19 tahun lalu dia hidup kesusahan, tetapi bermodalkan 5 Kg singkong dia bangkit, hingga akhirnya mampu memproduksi keripik singkong hingga menembus Pasar Global.

Lebih lanjut, Pria beranak tiga ini mengatakan, awalnya dibantu istrinya, Nurlidayati dan anak sulungnya Lutvi, dia mengolah 5 kilogram singkong untuk dijadikan kripik.

Baca: Kata-kata Terakhir AKBP Yofie Girianto Sebelum Berangkat ke Polda

Usaha mereka mulai meningkat, awalnya lima kilogram, produksi kripiknya kemudian mencapai 50 Kg singkong.

Tetapi, lokasi usaha yang sebelumnya mereka tempati di Jalan Penerbangan nomor 77 Padang Bulan kurang mendukung operasional produksi mereka.

"Dampak Krismon 98, ku tokeku bangkrut dan saya berhenti sebagai sales. Aku pun berpikir, bagaimana menyambung hidup. Kubeli lima kilogram singkong, dan kuolah jadi keripik,"sebutnya mengenang.

Belasan tahun lalu, ujar Muhdi mengisahkan, ia memberanikan diri menitipkan produksi keripik-keripiknya di kantin sekolahan. Lalu, karena berkembang mendorong dia memperluas pangsa pasarnya.

Keripik singkong Muhdi pun mampu menembus kantin-kantin kampus, seperti USU, Methodist dan lainnya. Kian hari berkembang, sampai peminat dari luar daerah merasakan kerenyahan keripiknya.

Tak sampai di situ, keripik Medical ini mendapat tempat di pusat perbelanjaan modern di swalayan-swalayan di Medan, seperti Berastagi Market dan Suzuya.

Kata pria Penyandang gelar Sarjana Agama tamatan Institut Agama Islam Nasional (IAIN) Sumut ini, keripik singkong olahannya sudah menembus ekspor sampai ke Korea Selatan.

Selain itu, keripik renyahnya juga disukai di Singapore dan Malasya.

"Lalu tahun 2010, hingga sekarang, usahahanya rutin memproduksi 3 sampai 4 ton perharinya,"terang Pebisnis kelahiran Magelang ini.

Menariknya, Muhdi memberdayakan para pengangguran di sekitar rumahnya. Perusahaanya kini memiliki 56 tenaga kerja yang dominan Ibu Rumah Tangga (IRT).

Dari usaha keripik singkong ini, menurut Muhdi, dia menghasilkan omzet miliaran rupiah. Disebutkannya, produksi 3 ton singkong dapat menghasilkan 1 ton keripik perharinya.

(Cr1-tribunmedan.com) 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved