Imlek

Upasaka Pandita Eddy Sujono Setiawan: Rayakan Imlek dengan Sederhana

Termasuk memaknai hal-hal baik kepada orang lain yang dapat dilakukan sehubungan menyambut perayaan Tahun Baru Imlek.

(Tribun-Medan.com/ HANDOVER)
Pengurus MBI Sumut. (Tribun-Medan.com/ HANDOVER) 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN -  Upasaka Pandita Eddy Sujono Setiawan, Ketua Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) Sumut berharap, perayaan Imlek perlu dilaksanakan dalam suasana kesederhanaan.

Hal ini bercermin pada perkembangan kondisi sosial kemasyarakatan yang berkembang saat ini, untuk itulah diimbau Imlek lebih dapat digunakan  sebagai momentum untuk bisa meningkatkan kualitas kehidupan spiritual dengan memaknai makna  dan tujuan perayaan hari raya Imlek.

Termasuk memaknai hal-hal baik kepada orang lain yang dapat dilakukan sehubungan menyambut perayaan Tahun Baru Imlek.

 “Kita dapat memberitahu kepada generasi muda atau keturunan kita tentang asal usul, makna dan tujuan perayaan hari raya Imlek serta hal-hal baik yang dapat dilakukan sehubungan menyambut perayaan Tahun Baru Imlek," kata Eddy Sujono

"Terutama perhatian kepada orang lain. Dengan demikian mereka tidak hanya mengerti perayaan Imlek adalah identik dengan memakai baju baru, sepatu baru, makan enak, pesta enak dan dapat ang pao.Tapi lebih dari itu, kita berbagi tentang kesempatan baik untuk dapat menjaga sila/  moralitas dalam menyambut perayaan Tahun Baru Imlek, baik kepada leluhur, kepada orang tua, orang yang dituakan, sanak saudara dan family serta masyarakat luas,”  lanjutnya.

Beberapa tradisi merayakan Imlek dapat dimaknai dengan praktik ajaran Buddha Dharma seperti kedermawanan yang diajarkan sebagai bentuk pengikisan ego dengan berbagi angpao untuk menyokong orang-orang yang memerlukan, orang tua dan sanak famili.

Seseorang seharusnya dermawan membantu orang lain, sanak saudara maupun famili yang kekurangan agar mereka dapat turut serta berbahagia merayakan hari raya Imlek.

Baca: Vihara Gunung Timur Bersih-bersih dan Pasang Lampion Jelang Imlek

Kedermawanan juga tidak mutlak harus dalam bentuk uang. Namun bisa memberi dalam bentuk sandang atau pangan yang memang khusus untuk perayaan hari Imlek.

Demikianpun dengan tetangga yang sudah tua ataupun jompo yang tidak memiliki sanak saudara, maka kita dapat memberikan ang pao kepada mereka.

UP Eddy Sujono Setiawan berharap Umat Buddha dapat mengedepankan sikap saling menghormati dan toleransi di tengah keberagaman masyarakat dengan perayaan Imlek yang sederhana namun tetap dapat memberi makna yang besar dalam perayaannya.

Tahun Baru Imlek dapat dimaknai secara sederhana dengan tradisi kumpul bersama keluarga yang dapat menjadi pembangkit semangat dalam kebersamaan.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan selamat  Tahun baru imlek 2568  kepada seluruh Umat Buddha yang merayakan Imlek.  Semoga Pada tahun Ayam Api masyarakat kita makin sejahtera, ekonomi semakin baik dan Kehidupan masyarakat semakin rukun tentram dan damai.(*/rilis)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved