Pesawat jatuh
Ratusan Pelayat Memadati Rumah Mendiang Kapten JH Saragih
Peti jenazah korban yang ditutup dengan bendera merah putih dan diletakkan di halaman rumah agar bisa dilihat para pelayat.
Laporan Wartawan Tribun Medan/ Array A Argus
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kepergian Kapten Pnb, Jhan Hotlan Parlin Saragih, satu dari 13 awak pesawat Hercules C-130 milik TNI AU yang jatuh di Gunung Lisuwa, Distrik Minimo, Kabupaten Jayawijaya mengejutkan banyak pihak.
Termasuk seluruh warga di kampung halaman korban yang berada di Dusun Pagar Jandi, Desa Bandar Meriah Buttuh, Kecamatan Silau Kahean, Kabupaten Simalungun.
Setelah mendapat kabar kepergian korban, ratusan warga pun berkumpul.
Baca: Istri Kapten Pnb Jan Saragih Pingsan Berulang Kali
"Korban ini sebaya dengan anak saya. Memang sejak kecil dia (Jhan) lahir di sini. Kaget juga kami dengar kabar dia meninggal," kata Martiaman Damanik (47), Selasa (20/12/2016) sore.
Menurut Martiaman, ia datang ke rumah duka untuk memberikan ucapan belasungkawa.
Apalagi, Martiaman sudah lama mengenal korban.
"Semenjak dia menjadi TNI AU, dia tidak pernah berubah. Tetap baik hati seperti dulu," katanya sembari mengisap sebatang rokok kretek.
Tak hanya ratusan warga, personel TNI AU dan TNI AD juga turut hadir.

Hotriani Kristina boru Purba, isteri dari almarhum Kapten Pnb, Jan Hotlan Parlin Saragih pingsan ketika tiba di Hangar Lanud Soewondo, Senin (19/12/2016). Wanita yang merupakan anggota kepolisian di Polres Malang ini terpaksa dibawa dengan menggunakan kursi roda.
Peti jenazah korban yang ditutup dengan bendera merah putih dan diletakkan di halaman rumah agar bisa dilihat para pelayat.
Sejak siang hingga sore hari, rumah korban tak pernah sepi.
Para tamu silih berganti berdatangan sembari menyampaikan ucapan duka kepada isteri dan keluarga korban.
(ray/tribun-medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/hotriani-kristina-boru-purba_20161220_190354.jpg)