Pilkada Medan

Tim REDI Minta Anggaran KPU Medan Diusut

Menurutnya, KPU tidak kreatif mencari cara agar warga mau mencoblos.

Tribun Medan/Abul Muamar
Ketua Tim Pemenangan pasangan calon wali kota Medan Ramadhan Pohan - Eddie Kusuma (REDI), Bobby Oktavianus Zulkarnain. 

Laporan Wartawan Tribun Medan / Abul Muamar

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Ketua Tim Pemenangan pasangan calon wali kota Medan Ramadhan Pohan - Eddie Kusuma (REDI), Bobby Oktavianus Zulkarnain, kesal terhadap Komisi Pemilihan Umum (KPU) Medan. Menurutnya, tingkat golput yang tinggi pada Pilkada Medan hari ini adalah kesalahan KPU Medan.

Menurutnya, KPU tidak kreatif mencari cara agar warga mau mencoblos.

"Kami kecewa dengan KPU atas tingginya tingkat golput hari ini. Masih banyak cara yang bisa diperbuat agar masyarakat mau menggunakan hak pilihnya. Tapi itu tidak dilakukan," ujar Bobby, saat ditemui tribun-medan.com di Kantor KPU Medan, Rabu (9/12/2015).

Bobby menilai, dengan anggaran yang cukup besar yang mencapai Rp 56,6 miliar, KPU Medan harusnya mampu meminimalisir tingkat golput. Atas kondisi ini, ia pun mendesak penegak hukum agar mengusut pengguanaan anggaran di KPU Medan.

"Kami lihat alokasi dananya cukup besar. Bahkan terbesar di Sumut. Tapi mana hasilnya? Kami minta pihak Kejari maupun penegak hukum lainnya agar mengusut anggaran itu. Karena ini adalah kegalalan. KPU terlalu muluk-muluk memprediksikan 70 persen masyarakat akan memilih. Faktanya 30 persen pun enggak ada," katanya.

Bobby menganggap tingginya tingkat golput sebagai kerugian. Termasuk dalam hal memenangkan pasangan REDI.

"Siapapun yang melihat kondis ini pasti menganggap ini kerugian. Artinya penyelenggara belum mampu mengajak masyarakat untuk memilih," ujarnya, seraya menambahkan bahwa pihaknya tetap optimis REDI akan menang.

Di sisi lain, Ketua Tim Pemenangan pasangan Dzulmi Eldin-Akhyar Nasution (BENAR), Syaf Lubis tidak mau menyalahkan siapa-siapa atas tingginya golput.

"Kalau tadi yang nyoblos lebih banyak maka yang milih BENAR akan lebih banyak," ujarnya dengan wajah optimis.

Ia hanya menyayangkan generasi muda yang cenderung apatis dan skeptis terhadap politik.

"Maunya anak muda jangan begitu. Tidak semua orang sama," katanya. (amr/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved