Hari Buruh
Buruh di Indonesia Hidup dalam Garis Kemiskinan
Selain mengkritik kinerja Jokowi-Jusuf Kalla, ratusan massa buruh dan mahasiswa dari Konsolidasi Gerakan Rakyat Sumatera
Laporan Wartawan Tribun Medan / Array A Argus
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Selain mengkritik kinerja Jokowi-Jusuf Kalla, ratusan massa buruh dan mahasiswa dari Konsolidasi Gerakan Rakyat Sumatera Utara (KGR-SU) juga mengkritisi kebijakan sejumlah perusahaan di Sumatera Utara. Kata buruh, banyak perusahaan yang telah mengangkangi hak-hak kaum buruh.
"Lebih dari bertahun-tahun, kaum buruh bekerja dengan loyalitas tinggi. Tapi apa kenyataannya, buruh tetap disepelekan. Buruh tetap hidup dalam garis kemiskinan. Inilah wajah negeri Indonesia," kata massa aksi, Jumat (1/5/2015).
Massa mengatakan, jika Jokowi-JK memang benar-benar berpihak kepada rakyat, maka pemerintah harus mau menghapuskan kebijakan outsourcing.
"Jangan adalagi sistem kontrak. Penuhi semua hak-hak buruh. Baik gaji yang layak, jaminan kesehatan, dan jaminan hari tua," teriak para buruh.
Bila sistem kontrak masih berlanjut, tentu yang diuntungkan adalah pihak perusahaan. "Sistim kontrak merupakan bentuk perbudakan yang diperhalus. Nyatanya, sistem kontrak tetap memberatkan buruh sebagai pekerja," teriak massa.
Sampai saat ini, massa buruh masih memblokade bundaran Majestyk Medan. Mereka dikawal puluhan Intel dari Kodam I/BB dan Intel Polresta Medan, serta Intel Brimobda Sumut.
(Ray/tribun-medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/demo-buruh-di-bundaran-mayjestik-tribun-medancom_20150501_111951.jpg)