Penembakan

Rasa Rindu Merasuk Sebelum Kepergian Irwansyah

Ayah korban penembakan H DTM Fadlin mengaku mendapat firasat sangat rindu dengan anaknya Irwansyah Putra alias Iir

Rasa Rindu Merasuk Sebelum Kepergian Irwansyah - IMG-20120503-02431.jpg
Tribun Medan / Feri
Wulan, Anak almarhum (kiri) menangis histeris, adiknya Indah disebalahnya Pingsan. Ibunya Hj Sofia (kanan) menahan haru.
Laporan Wartawan Tribun Medan / Feriansyah Nasution

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Ayah korban penembakan H DTM Fadlin mengaku mendapat firasat sangat rindu dengan anaknya Irwansyah Putra alias Iir setelah setahun lebih tidak bertemu.

"Memang semalam datang perasaan sangat rindu. 'Kemana anak ku ini ya, kemana dia'," kata Fadlin alias Bah Nunung saat ditemui www.tribun-medan.com usai Tahlilan malam pertama dirumahnya Jalan Trikora No 26, Medan, Kamis (3/5) malam.

Fadlin yang masih dengan wajah sedih ini mengatakan, ia mengingat anaknya itu saat mengantarkan cucunya, anak keempat almarhum ke sekolah.

Ia mengaku mendapat kabar anaknya ditembak melalui seorang keluarga bernama Agam yang menelponnya. Kemudian ia langsung bergegas ke RS Martondi di Jalan Letda Sudjono, Medan.

"Bertahan kau nak, bertahan nak. Tapi aku lihat kondisinya yang sudah diam dan mata tertutup, hanya bagian jakunnya yang naik turun, aku pasrah dan berdoa," cerita Kepala Lingkungan XV ini saat melihat kondisi anaknya di rumah sakit.

Karena RS Martondi merasa tidak sanggup menangani, kemudian korban langsung dibawa ke RSU Pirngadi Medan. "Sampai disana dia sudah tidak ada," ujarnya haru.

Menurutnya, sejak anaknya itu hidup bersama seorang wanita bernama Susi (45), seorang janda tiga tahun lalu, anaknya itu berubah drastis.

"Sejak kawin dengan si Susi itulah dia mulai bandal. Saya juga nggak tahu mengapa dua orang itu tega membunuh anakku," katanya, mengaku tidak tahu apakah anaknya menikah atau tidak pada Susi.

Disinggung kemungkinan anaknya ditembak oleh 'preman' berkaitan bisnis narkoba, ia mengaku tak tahu akan itu.

"Kalau itu nggak tahulah aku. Setahu ku dia bandalnya hanya itu saja, mengambil barang-barang ku, termasuk kereta, kemudian digadaikannya dan dijual. Beberapa kali juga pernah melarikan kereta temannya hingga dia ditangkap," katanya.

Menurutnya semasa tinggal bersama dirumahnya, saat anaknya itu masih menyatu bersama isteri (Evi) dan anak-anaknya, almarhum membantu usaha kedua orangtuanya membuat meubel (kursi dan perlengkapan) jepara. "Dulu gitu aja bandalnya. Tapi nggak pernah melawan kalau dimarahi," ujarnya.

Sementara, Fadlin mengaku sudah bertemu dengan seorang tersangka bernama Dedek Nasution yang diamankan polisi. Ia mengaku tak kenal dengan si Dedek itu. "Nggak kenal aku dengannya. Kata polisi tadi sore, baru satu orang ditangkap," ujarnya.

Ia mengaku dibawa Kanit Reskrim Polsekta Percut Sei Tuan AKP Faidir Chan menemui, Susi (45) ke rumah orangtuanya di Pasar IV, Marelan.

"Tapi si Susinya itu juga nggak mengakui si Iir ini suaminya. Kepada polisi dia mengaku tak punya hubungan apa-apa. Polisi nggak jadi memeriksanya karena orangtuanya si Susi kumat jantungnya," ujarnya.

"Ya memang aku pun tak tahu hubungan mereka apa. Tapi si Susi itu pernah tinggal sebulan dirumah kami," kata Fadlin. (fer/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved