Seleksi KPID Sumut
Oknum Komisi A DPRD Sumut Diduga Jadi Broker Calon
Pelaksanaan fit dan profer tes calon komisioner yang berlangsung pada 16-17 Februari
Laporan Wartawan Tribun Medan / Bambang Soed
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN
- Pelaksanaan fit dan profer tes calon
komisioner yang berlangsung pada 16-17 Februari 2012 sudah selesai, hanya tinggal menunggu hasil fit dan profer tes, namun anehnya dilakukan secara
tertutup.
Proses uji publik calon komisioner tersebut dilakukan kanggota Komisi A DPRD Sumut yang berjumlah 17 orang di gedung DPRD Sumut.
Saat ini proses penetapan calon komisioner berlangsung a lot. Apalagi
muncul isu setiap partai jagokan calon dan melakukan konsolidasi dengan
partai lainnya. Namun dibalik itu semua ternyata rumor dan isu politik
uang mewarnai arena pencalonan. Bahkan oknum komisioner memasang tarif
dari puluhan juta hingga puluhan juta.
Hal ini dibenarkan seorang calon berinisial. TPS, yang ditawarkan untuk
masuk menjadi komisioner harus berani membayar Rp 10 juta per anggota
komisi.
"Keluarga saya melobi rekannya satu fraksi yang berada di komisi A agar
saya bisa dibantu. Dengan enteng oknum komisi A tersebut mengatakan
harus berani bayar 10 juta peranggota"ungkapnya.
Penelusuran Trribun mendapatkan kalau seluruh anggota komisi A
melakukan rapat di Paladium Sabtu, (18/2/2012). Rapat membahas nama-nama
calon yang diunggulkan. Rapat simulasi yang diperoleh Tribun
menunjukkan semua calon yang muuncul banyak yang bermasalah dan menjadi
sorotan publik. Seperti salah satu incumben yang sampai saat ini masih
bermasalah hukum.
Selain itu, oknum anggota komisi A be rinisial S dan A menjadi broker
para calon dan beruupaya menelepon calon untuk dijadikan sejumlah uang
yang mencapai puluhan juta. Diperoleh data kalau oknum ini telah
menggaet beberpa calon yang sudah menyetor uang dan ada yang. Sudah
memberi uang muka sebelum uji publik.
"Kami mendapat data oknum a dan S membawa amplop berisi uang puluhan
juta dan menyerahkannya kepada petinggi komisi A,"lanjut TPS.
Sementara itu, anggota Komisi A, Syamsul hilal menyatakan keheranannya
saat dilakukan fit dan profer tes baru diberikan bahannya.
"Patutlah saya heran beberapa jam menjelang uji fit kita baru dikasih
bahan. Saya protes dan marah saat itu. Tternyata benar ada yang aneh.
Kalau semua data yang didapat itu adalah perilaku oknum. Seharusnya
fraksinya melakukan penertiban,"katanya.
Selanjutnya syamsdsul menyatakan keheranannya karena nilai rangking dari hasil tim seleksi tidak menjadi pedoman.
"Ini preseden buruk dan saya percaya ada oknum yang bermain, ltegasnya.
Ketua IJTI Sumut, Eddy Irianto menyatakan keprihatinannya dengan
kondisi ini. Organisasinya yangv yergabung dalam KPID Watch berencana
akan menindaklanjuti temuan salah satu calon dan akan melakukan aksi ke
DPRD Sumut.
"Kami akan tindak lanjuti temuan oknum komisi A menjadi broker untuk
menjadikan calon dengan sejumlah uang. Apalagi oknum S dan A ini
dikenal dikalangan DPRD Sumut merupakan "pemain". Kita akan melakukan
aksi menolak calon yang bermasalah,' lkatanya tegas.
Penjaringan calon komisioner KPID Sukut periode ketiga ini sangat sarat dengan rumor politik uang.
(bbg/tribun-medan.com)