Citizen Reporter
Silaturahmi Hempang SARA di Sumut
Pada tanggal 9 Februari 2012 pukul 15.30 di Home Taste Resto Jalan Multatuli komplek Multatuli Indah Blok BB
Direktur Binmas Polda Sumut
Laporan Wartawan Tribun Medan / Feriansyah Nasution
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Pada tanggal 9 Februari 2012 pukul 15.30 di Home Taste Resto Jalan Multatuli komplek Multatuli Indah Blok BB No 55 berlangsung pertemuan beberapa elemen masyarakat dalam rangka silaturahmi yang diselenggarakan Gerakan Masyarakat Anti Anarki dan Terorisme (Gemaster) Sumut, Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sumut, Badan Koordinasi Pemuda Muslim (Bakopam) dan Paguyuban Sosial Marga Tionghoa (PSMTI) untuk mensikapi permaslahan yang ada di Wilayah Sumut. Peserta berjumlah sekitar 200 orang.
Dalam acara pertemuan tersebut dihadiri oleh Wakapolresta Medan, AKBP Pranyoto, tokoh-tokoh agama dan beberapa elemen diantaranya, GP Ansor, PSMTI, PW IPNU Sumut, LSM Gemaster, LBH BINA Jusita Sumut, GMKI, INTI Sumut dan lainnya.
Adapun tertib acara yang dilakukan antara lain, pembukaan disampaikan oleh Moderator Saudara Zulkarnain menyampaikan maksud dan tujuan acara tersebut merupakan ajang silaturahmi dan mensikapi permasalahan agama di Kota Medan dan Sumut pada umumnya.
Kemudian, pandangan Ustadz Aprizal, yang intinya, untuk menjaga negara yang memiliki berbagai agama agar kembali kepada aqidah sesuai dengan agama masing-masing dan mengajak menjaga diri sendiri. Dalam kehidupan kita harus berani menerima dan mengakui kesalahan, marilah kita saling bersilaturahmi sesama umat beragama, Islam benar-benar mencintai kebersamaan.
Sedangkan, pandangan dari Ferdinand, Ketua PGI Kristen, karena kedamaian dan kerukunan bangsa kita dapat membangun bangsa. Kunci kerukunan dan Kedamaian adalah saling menghormati perbedaan. Tetapi satuhal yang sama adalah sama-sama mahkluk ciptaan Tuhan. Harus disyukuri kemajuan yang ada saat ini, mari saling menghormati. Soal aqidah merupakan hal pribadi, jangan kita percaya dengan issue, karena itu adalah tindakan yang dilakukan oleh orang yang tidak ingin kita hidup dalam kedamaian. Terimalah perbedaan sebagai karunia Tuhan, Indonesia adalah taman yang besar.
Sedangkan Dedi Juandi, Ketua PSMTI Sumut, mengajak semua pihak berpegang teguh pada Bhineka Tunggal Ika. Marilah kita memperkecil titik perbedaan dan memperbesar persamaan. Sementara, Anggota DPRD Sumut Berlian Mukhtar menjelaskan bahwa apa yg dijelaskan oleh beberapa tokoh agama masing-masing menilai masih ada yang akan mencoba untuk memecah belah persatuan.
Bahwa penggalangan silaturahmi bukan hanya membentuk organisasi, namun membentuk hati nurani yakni hubungan manusia dengan Tuhan. Diharapkan manusia berbuat yang terbaik untuk diri sendiri, keluarga, bangsa dan negara. Dalam acara ini terdapat sesi tanya jawab. Adapun kesimpulan dari acara ini adalah meminta Pemerintah agar penyelesaian masalah rumah ibadah dilakukan secara professional, jangan ada lagi kepentingan bisnis dan politik.
Sedangkan, pandangan dari Wakapolresta Medan AKBP Pranyoto, intinya menyebut, bahwa kegiatan tersebut sangat diapresiasi. Apapun permaslahannya akan kita selesaikan dengan baik dan tidak melanggar undang-undang yang berlaku. Diharapkan agar pihak-pihak yang tidak berniat baik dalam menyelesaikan permasalahan jangan melakukan hal-hal yang melanggar hukum.
Sekitar pukul 17.15 WIB acara selesai dengan aman dan tertib, panitia acara menyimpulkan, 1. Kita meyakini tidak ada issue SARA di wilayah Sumut. Semua pihak ingin hidup bergandengan tangan. Meminta agar pemerintah dan penegak hukum untuk dapat mengambil sikap tegas dalam permasalahan perobohan mesjid dan rumah agama lainnya. Kemudian, permasalahan harus dapat diselesaikan secara profesional dan terkahir, semua pihak harus mengutamakan kebersamaan, saling membantu dan gotong royong untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. (fer/tribun-medan.com)