Keluarga Khawatirkan Kesehatan Kapten Kapal Sinar Kudus
ABK Kapal Sinar Kudus sakit parah, yang dibajak perompak Somalia, membuat anak-anak mereka khawatir
Editor:
Perdata O Ginting S
TRIBUN-MEDAN.com, TANGERANG - Informasi yang menyebut salah satu
ABK Kapal Sinar Kudus sakit parah, yang dibajak perompak Somalia,
membuat anak-anak mereka khawatir. Rezka Judittya, anak Kapten Kapal
Sinar Kudus Slamet Juhari, salah satunya yang khawatir.
Ditemui wartawan di rumahnya di Griya Kencana II, CIledug, Tangerang,
Senin (11/4/2011), Rezka mengaku, masih mendengar kabar terakhir ayahnya lewat sambungan telepon Minggu kemarin. Ia tak percaya meski
ayahnya mengaku sehat.
"Tapi bagaimana mungkin dalam keadaan baik. Karena dari suaranya
seperti sakit. Beberapa anak buah bapak juga dikabarkan sakit. Bahkan
ada yang sakit parah," ujar Rezka, yang tercatat sebagai mahasiswa
Universitas Mercu Buana itu.
Rezka mengaku orang yang pertama syok mendengar kabar ayah dan anak
buahnya disandera perompak Somalia di perairan Laut Arab. Pasalnya,
Rezka adalah orang pertama yang menerima kabar itu pada 16 Maret,
langsung dari tiga orang perwakilan PT Samudera Indonesia, tempat
ayahnya bekerja.
Para perompak Somalia kini menaikkan harga tebusan untuk 20 orang WNI
sebesar 3.5 juta dollar Amerika, yang sebelumnya hanya meminta 2.6
juta dollar Amerika. Dikabarkan, naiknya tebusan ini dikarenakan
pemerintah Indonesia tak merespon tuntutan awal para perompak.
Ditemui wartawan di rumahnya di Griya Kencana II, CIledug, Tangerang,
Senin (11/4/2011), Rezka mengaku, masih mendengar kabar terakhir ayahnya lewat sambungan telepon Minggu kemarin. Ia tak percaya meski
ayahnya mengaku sehat.
"Tapi bagaimana mungkin dalam keadaan baik. Karena dari suaranya
seperti sakit. Beberapa anak buah bapak juga dikabarkan sakit. Bahkan
ada yang sakit parah," ujar Rezka, yang tercatat sebagai mahasiswa
Universitas Mercu Buana itu.
Rezka mengaku orang yang pertama syok mendengar kabar ayah dan anak
buahnya disandera perompak Somalia di perairan Laut Arab. Pasalnya,
Rezka adalah orang pertama yang menerima kabar itu pada 16 Maret,
langsung dari tiga orang perwakilan PT Samudera Indonesia, tempat
ayahnya bekerja.
Para perompak Somalia kini menaikkan harga tebusan untuk 20 orang WNI
sebesar 3.5 juta dollar Amerika, yang sebelumnya hanya meminta 2.6
juta dollar Amerika. Dikabarkan, naiknya tebusan ini dikarenakan
pemerintah Indonesia tak merespon tuntutan awal para perompak.