Sumut Terkini
Rektor USU Bantah Isu 900 Mahasiswa Disebut Gagal Kuliah karena UKT
Menurutnya, sebagian nama yang masuk dalam daftar tersebut sebenarnya bukan gagal kuliah
Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Rektor Universitas Sumatera Utara (USU), Prof Muryanto Amin, meluruskan kabar mengenai sekitar 900 mahasiswa yang disebut tidak melanjutkan kuliah karena terkendala Uang Kuliah Tunggal (UKT).
Ia menegaskan, kampus telah menyiapkan berbagai skema bantuan sehingga tidak ada mahasiswa yang berhenti kuliah hanya karena alasan biaya.
“Prinsip kami jelas, tidak ada mahasiswa yang gagal kuliah di Universitas Sumatera Utara hanya karena persoalan UKT,” kata Muryanto dalam pidato wisuda periode IV Tahun Akademik 2024/2025 di Auditorium USU, Sabtu (30/8/2025).
Menurutnya, sebagian nama yang masuk dalam daftar tersebut sebenarnya bukan gagal kuliah.
Ada calon mahasiswa yang memang tidak melanjutkan proses registrasi ulang sejak awal, bahkan belum sampai ke tahap pembayaran UKT.
Kasus ini, kata Muryanto, biasanya terjadi karena mereka memilih berkuliah di kampus lain.
Sementara itu, ada pula mahasiswa yang sempat mendaftar UKT tetapi belum menyelesaikan tahapan akhir.
Beberapa di antaranya mengajukan banding UKT. Untuk kelompok ini, pihak kampus telah menyiapkan solusi, mulai dari pengabulan banding hingga pembayaran secara bertahap.
“Hanya sedikit permohonan yang ditolak karena data yang diajukan tidak sesuai kondisi sebenarnya,” jelas rektor.
Muryanto menjelaskan, mekanisme UKT di USU dirancang berdasarkan kemampuan ekonomi keluarga mahasiswa.
Mahasiswa dari keluarga kurang mampu dapat masuk UKT level I dan II tanpa dibatasi kuota. Bahkan, porsi mahasiswa penerima UKT rendah di USU sudah mencapai 20,9 persen, lebih tinggi dari ketentuan minimal 20 persen yang diwajibkan pemerintah.
Selain skema UKT, USU juga menyalurkan beasiswa dalam jumlah besar. Sepanjang 2024, tercatat 8.250 mahasiswa menerima beasiswa dari berbagai sumber dengan nilai lebih dari Rp125 miliar.
Tahun ini, kampus kembali menyalurkan bantuan pendidikan senilai lebih dari Rp100 miliar, di luar program KIP Kuliah dan Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) yang masih menunggu penetapan dari pemerintah.
Tidak hanya itu, kampus juga memberi keringanan lain, seperti penundaan pembayaran, cicilan UKT maupun Iuran Pengembangan Institusi (IPI), hingga penyediaan help desk khusus bagi mahasiswa yang mengalami kendala biaya.
Dengan berbagai langkah tersebut, Muryanto menegaskan, USU ingin memastikan akses pendidikan tetap terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Kami hadir bukan hanya untuk menyediakan pendidikan berkualitas, tetapi juga memastikan tidak ada mahasiswa yang otomatis gagal kuliah hanya karena faktor biaya,” ujarnya.
(cr26/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
| Polres Tanah Karo Terbitkan Informasi DPO Pelaku yang Terlibat Dalam Pembunuhan Warga Nias |
|
|---|
| Warga Miskin di Deli Serdang Bingung Setelah Disuruh Mundur jadi PKH |
|
|---|
| Warga Geger Akibat Penemuan Jasad Seorang Nenek di Laguboti, Polisi: Diduga Karena Sakit |
|
|---|
| Warga di Kota Binjai Kian Resah, Pencuri Mulai Sasar Hewan Ternak, Terekam CCTV Sambil Bawa Celurit |
|
|---|
| Angka Pernikahan Dini di Sumut Menurun, Kadis P3AKB: Terutama di Daerah Tapanuli Utara dan Toba |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/GAGAL-KULIAH-Rektor-USU-saat-memberikan-pidato-dalam.jpg)