Sumut Terkini

377 Rumah Warga di Sergai Rusak Diterjang Puting Beliung, Pemkab Turun Tangan 

Hujan deras disertai angin puting beliung melanda Kabupaten Serdang Bedagai berlangsung sejak Jumat (22/8) malam. 

Penulis: Anugrah Nasution | Editor: Ayu Prasandi
ISTIMEWA
KONDISI RUMAH WARGA - Rumah warga tumbang saat angin puting beliung menghantam beberapa kecamatan di Serdang Bedagai. 

TRIBUN-MEDAN. com, MEDAN- Sebanyak 337 rumah warga di Kabupaten Serdang Bedagai rusak saat diterjang angin puting beliung pada Sabtu (23/8/2025) dini hari. 

Wakil Bupati Serdang Bedagai, Adlin Tambunan mengatakan musibah angin puting beliung menimpa sejumlah wilayah di Serdang Bedagai, antara lain di Kecamatan Teluk Mengkudu, Sei Rampah, Sei Bamban dan Tanjung Beringin.

"Korban kerusakan rumah terus bertambah, update data hingga saat ini telah mencapai 377 rumah warga yang tertimpa musibah baik rusak berat, sedang dan ringan, 318 diantaranya berada di Kecamatan Teluk Mengkudu," kata Adlin dalam keterangannya, Minggu (24/8/2025). 

Adlin menambahkan pihaknya sudah melakukan peninjauan terhadap korban terdampak. 

Bantuan berupa obat obatan dan makanan terhadap warga juga telah disalurkan. 

"Bantuan ini kami berikan untuk meringankan sedikit beban masyarakat, baik bahan sembako, serta material bangunan berupa seng, kayu, paku dan lainnya,"tambahnya.

Cerita Korban Terdampak

Hujan deras disertai angin puting beliung melanda Kabupaten Serdang Bedagai berlangsung sejak Jumat (22/8) malam. 

Salah satu warga terdampak adalah Maharani (49), seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Dusun 2, Desa Sialang Buah, Kecamatan Teluk Mengkudu. 

Rumahnya yang berada di tepi kawasan wisata Pantai Sialang Buah luluh lantak diterpa angin, membuatnya harus menyelamatkan diri bersama ketiga anaknya.

“Begitu atap seng terbang, aku bersama kedua anak langsung lari ke atas jembatan Sialang Buah untuk berlindung,” tutur Maharani. 

Maharani mengaku trauma dengan kejadian tersebut. Saat itu, ia sedang makan bersama anak-anak ketika suara angin kencang disertai dentuman keras terdengar dari atap rumah yang terlepas dan beterbangan.

Putrinya, Mardiani (23), menambahkan, mereka terpaksa keluar rumah dan mencari tempat aman karena khawatir rumah ambruk.

“Trauma kali rasanya. Kami lagi makan, tiba-tiba atap rumah terbang, langsung lari ke jembatan. Takut rumah roboh,” ujar Mardiani.

Setelah angin reda, Maharani dan anak-anaknya kembali ke rumah, namun kondisi di dalam rumah sudah berantakan dan basah akibat air hujan yang masuk dari atap yang hilang. 

Malam itu mereka terpaksa mengungsi ke rumah tetangga karena rumah tidak lagi layak dihuni sementara.

(cr17/tribun-medan.com) 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved