PDI Perjuangan Sumut

Hari Kedua di Pulau Nias, Ketua DPD PDIP Sumut Kunjungi Bawozihono & Hilitobara Bawa 300 Kg P-32

Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut Drs Rapidin Simbolon MM berdialog dengan petani di Desa Bawozihono, Kecamatan Lahusa.

Editor: Arjuna Bakkara
Arjuna Bakkara
Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut Drs Rapidin Simbolon MM yang juga anggota Komisi XIII DPR RI dan Wakil Ketua DPD PDIP SUmut Penyabar Nakhe, bersama Ketua DPRD Nias Selatan Elisati Halawa menanam di Lahan Daulat Pangan di Desa Bawozihono, Kecamatan Lahusa bersama para petani. Hari kedua di Pulau Nias, Rapidin menyerahkan 300 kilogram benih jagung P-32 untuk petani sebagai langkah menanam kedaulatan pangan. 

TRIBUN-MEDAN.COM, NIAS SELATAN-Di sebuah lembah hijau di Desa Bawozihono, Kecamatan Lahusa, Sabtu (11/10/2025), langkah Ketua DPD PDI Perjuangan Sumatera Utara, Drs Rapidin Simbolon MM yang juga Anggota Komisi XIII DPR RI ini, membawa dukungan untuk petani.

Di bawah tenda biru sederhana, ia duduk bersama para petani, berbicara tentang tanah, benih, dan masa depan sebuah dialog marhaen yang tak sekadar seremonial.

Didampingi Ketua DPRD Nias Selatan Elisati Halawa, Wakil Ketua DPD PDIP Sumut Penyabar Nakhe, dan unsur Forkopimca, Rapidin datang membawa 300 kilogram benih jagung unggul Pioner-32 bekal untuk menggarap 20 hektare lahan rakyat khusus untuk petani kecil di Desa-desa Nias Selatan

“Saya datang bukan membawa proyek, tapi membawa harapan,” katanya, disambut tepuk tangan dan sorak “Hidup petani!”

Sebagai langkah menanam kedaulatan pangan.
Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut Drs Rapidin Simbolon MM bersama Ketua DPRD Nias Selatan Elisati Halawa meninjau Lahan Daulat Pangan di Desa Bawozihono, Kecamatan Lahusa. Hari kedua di Pulau Nias, Rapidin menyerahkan 300 kilogram benih jagung P-32 untuk petani sebagai langkah menanam kedaulatan pangan.

Dengan nada hangat, Rapidin menjelaskan hitungan sederhana tapi membangkitkan semangat.

“Satu hektare jagung bisa menghasilkan tujuh ton. Dua puluh hektare berarti 140 ton. Kalau harga jagung Rp6.000 per kilogram, hasilnya bisa Rp840 juta. Itu kekuatan ekonomi rakyat, asal mau bekerja,"pesannya kepada para petani.

Ia mengingatkan, kemandirian pangan bukan slogan, melainkan tanggung jawab bersama.

“Bayangkan kalau kapal dari Sibolga berhenti, Nias bisa krisis pangan. Karena itu, solusinya jelas\ bangun ketahanan pangan dari dalam,” tegasnya.

Rapidin juga menyinggung pesan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, yang menekankan agar kader turun langsung menemui rakyat kecil.

“Ibu Mega selalu bilang: jangan bicara dari podium, tapi dari lumpur. Karena dari sanalah kehidupan rakyat tumbuh,"ujarnya.

Di hadapan warga, Rapidin menegaskan semangat gotong royong dan keberpihakan partai terhadap petani sebagai tulang punggung bangsa.

“Indonesia adalah negara agraris. Petani bukan yang harus dibantu terus-menerus, tapi yang harus diberdayakan. Karena dari tangan merekalah lahir pangan, ekonomi, dan martabat bangsa,"jelasnya.

menanamkan semangat kemandirian pangan di hati para petani marhaen.

Ia juga mengakui kondisi sulit anggaran daerah saat ini. “Dana APBD dipotong habis-habisan, kepala daerah tidak bisa berbuat banyak. Tapi dari DPR RI, apa yang bisa kita bantu, akan kita dorong,” ujarnya.

Kepada petani, Rapidin mengingatkan agar petani tidak bisa menyerah, sekalipun APBD dipotong karena alasan defisit.

“Negara sedang defisit, tapi rakyat tak boleh berhenti bekerja. Kalau perlu, beli atau pinjam alat berat untuk buka lahan baru. Setiap desa tiga hektare saja, itu sudah fondasi kedaulatan pangan kita,"ucap Bupati Samosir 2016-2020 ini.

Setelah pembagian benih di Desa Bawozihono, Kecamatan Lahusa, Rapidin melanjutkan pembagian benih Jagung Pioner 32 kepada petani di Desa Hilitobara Kecamatan Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan. Dan dilanjutkan ke Kabupaten Nias Utara sore harinya.(Jun-tribun-medan.com).

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved