Berita Viral
AKBP Basuki Akhirnya Akui Punya Hubungan Asmara dengan Dosen Dwi, Kumpul Kebo 5 Tahun
AKBP Basuki akhirnya mengakui memiliki hubungan asmara dengan dosen Untag, Dwinanda Linchia Levi (35)
TRIBUN-MEDAN.COM – AKBP Basuki akhirnya mengakui memiliki hubungan asmara dengan dosen Untag, Dwinanda Linchia Levi (35).
Awalnya membantah, AKBP Basuki kini mengakui mempunyai hubungan asmara dengan dosen Dwinanda.
AKBP Basuki dan dosen muda bernama Dwinanda itu ternyata sudah kumpul kebo selama 5 tahun.
Pengakuan itu disampaikan Basuki di hadapan penyidik Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Jateng.
"Iya, mereka ada hubungan itu (asmara) dan mereka tinggal satu rumah."
"Ini dibuktikan dari keterangan AKBP B saat dilakukan penyelidikan oleh Propam," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jateng Kombes Pol Artanto kepada Tribun, di Mapolda Jateng, Kota Semarang, Kamis (20/11/2025).
Bidpropam memberikan sanksi kepada AKBP Basuki untuk ditahan selama 20 hari mulai 19 November hingga 8 Desember 2025.
Penahanan tersebut diambil karena Basuki yang merupakan Kepala Subdirektorat Pengendalian Massa Dalmas Direktorat Samapta Polda Jateng itu melakukan pelanggaran berat yakni sudah berkeluarga tetapi masih menjalin hubungan dengan wanita lain.
Baca juga: SOSOK Nur Aini Guru SD Ngotot Minta Pindah Usai Ngajar Tempuh Jarak 57 Km, Ternyata Punya Pajero
"Pelanggarannya adalah yang bersangkutan tinggal dengan wanita tanpa ikatan perkawinan yang sah."
"Perbuatan AKBP B ini adalah merupakan pelanggaran kode etik yang berat karena menyangkut masalah kesusilaan dan perilaku di masyarakat," imbuh Artanto.
Hubungan itu, lanjut Artanto, sudah dijalani antara AKBP Basuki dengan korban sejak tahun 2020.
Namun, keterangan itu baru sepihak dari Basuki.
"Untuk membuktikan keterangan itu, kami melakukan pemeriksaan kembali dan harus dilengkapi dengan bukti-bukti pendukung."
"Sehingga kronologis ini benar-benar betul dapat kita runtut pasalan maupun kronologis awal komunikasi maupun hubungan asmara ini," jelasnya.
Artanto menyebut, selama menjalin hubungan asmara, AKBP Basuki tinggal satu atap dengan korban.
Ketika peristiwa korban meninggal dunia, perwira menengah itu berada satu kamar dengan korban.
"Iya tahu (detik-detik Kematian). Jadi AKBP B ini adalah saksi kunci dari penyelidikan peristiwa pidana maupun kode etik ini," jelasnya.
AKBP Basuki bakal menjalani sidang kode etik profesi Polri sebelum masa penahanannya habis.
Artanto menyebut, sidang kode etik akan dilakukan secepatnya.
"Karena ini merupakan pelanggaran etik maka sanksi terberat adalah di PTDH (Pemberhentian Dengan Tidak Hormat/dipecat)," ujarnya.
Baca juga: Warga Resah Perusahaan Bikin Bising, DPRD Deliserdang Janji Terbitkan Rekomendasi Tutup
Di sisi lain, Polda Jateng juga melakukan penyelidikan dugaan pidana kasus ini.
Polisi masih mengidentifikasi alat bukti yang ada seperti handphone dan laptop korban.
Selain itu, meminta keterangan saksi lain di antaranya petugas kos-hotel (kostel).
"Kami juga menunggu hasil autopsi korban nantinya akan kami gelar perkara untuk menentukan kasus ini ada unsur-unsur pidana atau tidak," ungkap Artanto.
Baca juga: Dua Warga Parlilitan Humbahas Menjadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Murah, Uang Puluhan Juta Raib
Jantung Dosen Untag Pecah
Penyebab dosen Untag tewas tanpa busana di hotel terkuak.
Ia ditemukan meninggal di kamar 210 sebuah hotel di kawasan Gajahmungkur, Senin (17/11/2025) pada pukul 05.40 WIB.
Saat ditemukan, Dwinanda dalam kondisi terlentang tanpa busana dengan darah keluar dari hidung, mulut, dan alat kelamin.
"Informasinya keluar darah dari hidung dan mulut korban. Kemudian sekilas dari foto korban yang kami terima, ada bercak darah keluar dari bagian intim korban," jelas Tiwi, keluarga Dwinanda.
Para proses autopsi yang dilakukan Selasa (18/11/2025) di RS Kariadi Semarang, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
Terungkap Dwinanda meninggal lantaran jantungnya pecah.
Diduga korban sempat melakukan aktivitas berat sebelum meninggal dunia.
"Hasilnya infonya tidak ada tindakan kekerasan tapi ada indikasi kegiatan yang berlebihan dan jantungnya sobek," kata Tiwi.
Kendati demikian, Tiwi tak mengetahui pasti aktivitas seberat apa yang dilakukan Dwinanda sebelum kematiannya.
Baca juga: KEBOHONGAN Rizki Ngaku Korban TPPO Demi Kepulangannya Difasilitasi, Keluarga Dimintai Rp42 Juta
"Kami tidak tidak tahu aktivitas berlebihan seperti apa sampai kondisi tubuh korban telanjang dan jantung sobek, ini yang perlu polisi usut tuntas," lanjut Tiwi.
Padahal, sehari sebelum kematiannya, Dwinanda mengalami gangguan kesehatan.
Kapolsek Gajahmungkur AKP Nasoir menjelaskan, korban dua hari berturut-turut sempat berobat ke RS Tlogorejo.
“Dari rekam medis terakhir, tensinya mencapai 190 mmHg dan gula darahnya 600 mg/dL. Ia hanya dianjurkan rawat jalan,” kata Nasoir.
Sosok yang pertama kali mengetahui kondisi korban adalah seorang perwira polisi yakni AKBP Basuki.
Artikel ini telah tayang di Tribunnewsbogor
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/AKBP-Basuki-ditahan-usai-tewasnya-dosen-Untag.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.