Breaking News

Berita Viral

Menkeu Purbaya Disasar di Media Sosial, Pedagang Pakaian Bekas Marah-marah soal Pelarangan

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa kembali jadi sorotan. Purbaya dikritik banyak yang mengantungkan hidup dari penjualan pakaian bekas

Editor: Salomo Tarigan
Grafis Tribunnews/tribunkaltim
PELARANGAN BAJU BEKAS - Menteri Keuangan Purbaya diprotes soal pelarangan masuknya baju atau pakaian bekas dari luar negeri. Ini akan berdampak pada pendapatan pedagang pakaian bekas 

TRIBUN-MEDAN.comMenteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa kembali jadi sorotan.

Di tengah upaya pemerintah menyikat penyelundupan pakaian bekas.

Pakaian atau baju bekas dikenal dengan sebutan pakaian second adalah pakaian yang sudah pernah dipakai oleh pemilik sebelumnya dan kini dijual kembali dengan harga lebih terjangkau.

Baca juga: Nasib Anggota Polisi Terbukti Memeras 12 Kepsek 4,7 Miliar di Nias, Oknum Polda Sumut Memalukan

Istilah ini sering digunakan dalam bisnis thrifting, yaitu kegiatan berbelanja pakaian bekas yang masih layak pakai dengan tujuan untuk berhemat atau mendukung konsep sustainability (berkelanjutan).

Ringkasan Berita:Pro-kontra Penyelundupan Pakaian
 
  • Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya dikritik para pengusaha pakaian bekas
 
  • Banyak pedagang yang menggantungkan hidupnya dari penjualan pakaian bekas.
 
  • Menkeu akan menutup impor pakaian bekas berupa ballpress itu agar industri tekstil dan garmen domestik tumbuh.
 
  • Purbaya Yudhi Sadewa disasar di media sosial
 
  • Pedagang pakaina bekas waswas soal pelarangan

 


Purbaya Yudhi Sadewa sadar ramai dikritik para pengusaha pakaian bekas (thrifting), di media sosial TikTok.

Ia mengaku kerap memantau respons masyarakat atas kebijakannya di aplikasi yang tengah populer itu.


Dalam Rapat Kerja (Raker) Komite IV DPD RI di Senayan, Jakarta, Senin (3/11/2025), Purbaya mengungkap solusi yang disiapkannya untuk para pedagang thrifting.

Ia meyakini, hasil program bersih-bersih impor pakaian ilegal itu akan berdampak baik tak hanya bagi para pedahang, tapi juga industri garmen secara keseluruhan.

DIAMANKAN - Ratusan ballpres berisikan baju atau pakaian bekas impor diamankan oleh Bea dan Cukai Teluknibung di gudang P2, Senin(12/7/2021).
DIAMANKAN - Ratusan ballpres berisikan baju atau pakaian bekas impor diamankan oleh Bea dan Cukai Teluknibung di gudang P2, Senin(12/7/2021). (DOK Alif / Tribun Medan)

Pedagang Pakaian Bekas Marah-marah

Dari pantauannya di TikTok, Purbaya menyadari banyak pedagang yang menggantungkan hidupnya dari menjajakan pakaian bekas.

Thrifting pun sudah menjadi budaya tersendiri bagi anak muda yang menjadi pasar besarnya.

"Saya juga monitor TikTok Bu untuk ngelihat apa sih respon masyarakat. Rupanya banyak juga pedagang itu yang hidup dari situ ya. Pedagang thrifting marah-marah sama saya katanya,

 'Oh, ini salah, harusnya dikasih harga gitu-gitu'," kata Purbaya.


Menteri bergelar doktor bidang ekonomi dari Purdue University itupun menjelaskan, kebijakannya menutup impor pakaian bekas berupa ballpress itu agar industri tekstil dan garmen domestik tumbuh.

Bagi Purbaya, para pedagang thrifting hanya mencari keuntungan jangka pendek.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved