Berita Viral
INI MOTIF Bripda Waldi Rudapaksa dan Bunuh Dosen Erni Yuniarti, Kesal Permintaan Balikan Ditolak
Berikut ini motif Bripda Waldi bunuh Dosen Erni Yuniarti di Jambi pada Sabtu (1/11/2025).
TRIBUN-MEDAN.com - Berikut ini motif Bripda Waldi bunuh Dosen Erni Yuniarti di Jambi pada Sabtu (1/11/2025).
Bripda Waldi telah ditangkap dan mengakui perbuatannya.
Waldi sempat memperkosa Erni sebelum membunuhnya di Kabupaten Bungo, Jambi.
Kini terkuak bahwa Bripda Waldi merupakan mantan pacar dari Erni Yuniarti.
Kapolres Bungo, AKBP Natalena Eko Cahyono, menegaskan hasil pemeriksaan sementara menunjukkan pelaku mengakui perbuatannya.
Adapun motif utama aksi keji tersebut diduga karena masalah pribadi dan asmara yang meruncing antara pelaku dan korban.
"Penyelidikan intensif dan analisis fakta yang dilakukan Polres Bungo menemukan ada keterkaitan dengan seorang oknum anggota Polri yang berdinas di Polres Tebo berinisial W," jelas AKBP Natalena Eko Cahyono, dalam konferensi pers yang digelar Minggu (2/11/2025), dikutip dari TribunJambi.
"Motif sementara diduga karena masalah pribadi dan asmara antara pelaku dan korban," ungkap Kapolres.
Baca juga: ONAD LEONARDO Menyesal dan Cuma Tertunduk Saat Diperiksa Polisi, Polisi: Yang Pasti Sedih
Baca juga: TAK DIHADIRI Prabowo dan Gibran, Kongres III Projo Ditutup, Budi Arie Bantah Tinggalkan Jokowi
Meskipun motif asmara dan masalah pribadi telah terkuak, pihak kepolisian menegaskan bahwa penyidik Satreskrim Polres Bungo masih mendalami motif lain yang mungkin melatarbelakangi perbuatan tersebut.
Penyelidikan juga masih mencakup kemungkinan adanya keterlibatan pihak lain dalam pembunuhan tersebut.
Janji Usut Transparan
Menanggapi fakta bahwa pelaku adalah anggota kepolisian, Kapolres Bungo menjamin proses hukum akan berjalan profesional dan transparan. Ini sesuai dengan perintah tegas dari Kapolda Jambi.
"Kami menegaskan, meskipun pelaku merupakan oknum anggota Polri, proses hukum dilakukan secara profesional, transparan, dan tanpa ada perlakuan khusus," tegas AKBP Natalena Eko Cahyono.
Ia berjanji tidak akan ada upaya penyembunyian kasus. "Anggota yang bersalah akan diproses pidana umum dan juga kode etik kepolisian, tidak ada toleransi, siapapun dia," katanya.
Atas perbuatannya, pelaku disangkakan pasal berlapis yakni pembunuhan dan pencurian yang disertai dengan kekerasan. Kasus ini menjadi sorotan utama di Jambi, menanti pengungkapan tuntas dan keadilan bagi korban.
Diduga Terjadi Tindak Rudapaksa
Korban ditemukan tak bernyawa di rumahnya pada Sabtu (1/11/2025) siang. Jasadnya pertama kali ditemukan oleh rekannya sesama dosen yang khawatir korban sudah dua hari tidak masuk kerja.
Pihak kepolisian mengungkap dugaan kuat adanya tindak rudapaksa, pembunuhan, dan perampokan yang menimpa korban. Hal ini berdasarkan dari hasil visum sementara.
Kapolres Bungo, AKBP Natalena Eko Cahyono, mengungkapkan hasil mengejutkan bahwa ditemukan cairan sperma di celana korban, yang menjadi dasar dugaan kuat terjadi rudapaksa.
"Diduga ada tindak rudapaksa, karena ditemukan sperma di celana korban," kata AKBP Natalena Eko Cahyono, dikutip dari TribunJambi.com, Minggu (2/11/2025).
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan yang memiliki tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, serta seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Secara sederhana, dosen merupakan pengajar di perguruan tinggi baik universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, maupun akademi.
Korban disebut mengalami luka lebam serius di beberapa bagian vital. Dokter RSUD H Hanafie Muara Bungo, dr Sepriyedi, memastikan adanya luka lebam di bahu kanan dan kiri, serta lebam di bagian leher EY.
Luka di leher ini menguatkan dugaan bahwa korban dibunuh dengan cara dicekik atau adanya kekerasan fisik fatal lainnya. Hal inilah yang membuat korban meregang nyawa.
Misteri ini kian rumit dengan hilangnya harta benda milik korban di lokasi kejadian (TKP). Kapolres Natalena menambahkan bahwa motif pembunuhan kini patut diduga melibatkan unsur perampokan.
"Patut diduga pembunuhan karena harta benda korban seperti sepeda motor dan mobil tidak ada di TKP," tegas AKBP Natalena.
Kombinasi antara dugaan rudapaksa, luka-luka di tubuh korban, dan hilangnya kendaraan pribadi (motor dan mobil) mengarah pada kesimpulan bahwa EY mungkin menjadi korban kejahatan ganda yakni kekerasan seksual dan perampokan yang berujung pada pembunuhan.
(*/tribun-medan.com)
Artikel sudah tayang di tribun-lampung
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
| GAYA Siswa MTs di Temanggung Usai Ditegur Guru Bolos Sekolah, Balik Menantang: Kok Kamu yang Ribut |
|
|---|
| NASIB Yohanes Pemuda Asal Simalungun Pegawai Koperasi Bakar Rumah Nasabah di Wonogiri Kini Ditangkap |
|
|---|
| Pernah Diselingkuhi, Nama Inara Rusli Kini Terseret Isu Rebut Suami Wardatina Mawa: Tega |
|
|---|
| AKBP Basuki Ngaku Sudah Pisah dengan Istri Tapi Tak Cerai,Dosen Levi Percaya dan Kumpul Kebo 5 Tahun |
|
|---|
| SOSOK Irene Sokoy Ibu Mau Melahirkan Ditolak 4 Rumah Sakit hingga Berujung Meninggal Bersama Bayinya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Polres-Tebo-jadi-pelaku-pembunuhan-tesdsdf.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.