Berita Viral

MENKEU Purbaya Mendadak Setuju Pernyataan Jokowi: Kereta Cepat Whoosh Misi Regional Development

Kontroversi dan Manfaat Kereta Cepat Whoosh: Antara Beban Utang dan Harapan Pembangunan

Editor: AbdiTumanggor
Kompas.com
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Jakarta pada Senin (13/10/2025).(KOMPAS.com/ISNA RIFKA SRI RAHAYU) 

Kontroversi dan Manfaat Kereta Cepat Whoosh: Antara Beban Utang dan Harapan Pembangunan Regional.

Ringkasan Berita:Jokowi menyatakan bahwa proyek ini merupakan solusi strategis untuk mengatasi kemacetan parah di Jakarta dan sekitarnya yang merugikan negara hingga triliunan rupiah setiap tahunnya.
Purbaya sepakat dengan penjelasan Jokowi, mengatakan pembangunan Whoosh juga mengemban misi pembangunan daerah.
Di sisi lain, beban utang Whoosh menjadi perhatian serius. Indonesia dan China telah sepakat merestrukturisasi utang proyek ini dengan memperpanjang tenor pembayaran hingga 60 tahun

 

TRIBUN-MEDAN.Com - Kereta Cepat Jakarta-Bandung, yang dikenal dengan nama Whoosh, tengah menjadi sorotan publik.

Proyek ambisius ini tidak hanya menghadirkan kontroversi terkait beban utang, tetapi juga menyimpan potensi besar dalam mendorong pembangunan regional dan mengurai kemacetan yang merugikan negara.

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa setuju (sedikit) dengan pernyataan Jokowi bahwa pembangunan Whoosh bukan semata-mata soal mencari keuntungan finansial, melainkan juga menjalankan misi pembangunan daerah. 

"Ada betulnya juga sedikit (pernyataan Jokowi). Karena kan Whoosh sebetulnya ada misi regional development juga," kata Purbaya dikutip dari tayangan acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia 2025 di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (28/10/2025).

Namun, katanya, pengembangan regional itu yang masih perlu diperbaiki. "Tapi yang regionalnya belum dikembangkan, mungkin, di mana ada pemberhentian di sekitar jalur Whoosh supaya ekonomi sekitar tumbuh. Itu yang mesti dikembangkan ke depan," jelasnya.

Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, sebelumnya menyatakan bahwa proyek ini merupakan solusi strategis untuk mengatasi kemacetan parah di Jakarta dan sekitarnya yang merugikan negara hingga triliunan rupiah setiap tahunnya.

Transportasi massal seperti MRT, LRT, KRL, dan Whoosh dirancang untuk mengalihkan masyarakat dari kendaraan pribadi ke moda transportasi yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Jokowi menekankan bahwa transportasi massal harus dilihat dari keuntungan sosial atau social return on investment (SROI), seperti pengurangan emisi karbon, peningkatan produktivitas, dan efek berganda ekonomi, bukan hanya laba finansial.

Subsidi yang diberikan pemerintah untuk proyek-proyek ini dianggap sebagai investasi jangka panjang demi kemajuan bersama.

Namun, beban utang Whoosh menjadi perhatian serius. Pemerintah Indonesia dan China telah sepakat merestrukturisasi utang proyek ini dengan memperpanjang tenor pembayaran hingga 60 tahun, sehingga beban tahunan dapat ditekan menjadi sekitar Rp2 triliun.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan bahwa kesepakatan ini akan meringankan tekanan keuangan proyek.

Chief Operating Officer Danantara, Dony Oskaria, menambahkan bahwa negosiasi dengan pihak China masih berlangsung dan berbagai opsi penyelesaian utang sedang dikaji untuk mendapatkan solusi terbaik.

Meski demikian, operasional Whoosh menunjukkan tren positif dengan jumlah penumpang yang terus meningkat, menandakan manfaat nyata bagi masyarakat.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved