Breaking News

Berita Nasional

Rezeki BLT Akhir Tahun 2025, 3 Bulan Rakyat Dapat Rp 900 Ribu, Menkeu Purbaya: Kita Kaya Kok

Menurut Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, tambahan anggaran Rp 30 triliun untuk BLT ini tidak akan membebani keuangan negara.

Kolase Tribun Medan
BLT 2025 - Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa, menemui Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung di Balai Kota Jakarta pada Selasa (7/10/2025). Anggaran BLT akhir tahun 2025 senilai Rp 30 triliun, ini kata Menkeu Purbaya. 

Penyaluran bantuan dilakukan melalui dua jalur utama:

- Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), seperti BRI, BNI, Mandiri, dan BTN, untuk sekitar 18,3 juta keluarga.

- PT Pos Indonesia, untuk 17,2 juta keluarga lainnya, yang akan mulai menerima bantuan pada Senin, 20 Oktober 2025.

Airlangga menjelaskan, distribusi dilakukan bertahap agar prosesnya lebih cepat dan tepat sasaran, terutama bagi masyarakat yang belum pernah mendapatkan bantuan sebelumnya.

Kelompok yang Berhak Menerima

Berdasarkan data Data Sosial Ekonomi Nasional (DSEN), bantuan ini ditujukan untuk masyarakat yang termasuk dalam desil 1 hingga 4, yaitu kelompok dengan tingkat kesejahteraan paling rendah.

Sebagai catatan, “desil” adalah pembagian 10 kelompok masyarakat berdasarkan tingkat kesejahteraan ekonomi, dari yang termiskin (desil 1) hingga yang paling sejahtera (desil 10).

Berikut kategorinya:

Desil 1: Sangat miskin atau miskin ekstrem.
Desil 2: Miskin.
Desil 3: Hampir miskin.
Desil 4: Pas-pasan atau rentan miskin.
Dengan demikian, penerima BLT Kesra adalah masyarakat berpenghasilan rendah dan rentan miskin yang membutuhkan dukungan langsung untuk mempertahankan daya beli menjelang akhir tahun.

Sumber Dana dari Realokasi APBN

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa dana Rp 30 triliun berasal dari realokasi dan efisiensi belanja pemerintah, tanpa menambah utang baru.

“Hasil efisiensi. Realokasi anggaran. Yang kuartal keempat Rp 16,2 triliun, ditambah Rp 30 triliun,”
ujarnya.

Langkah efisiensi ini dilakukan dengan memangkas belanja yang dianggap kurang produktif, lalu dialihkan ke program yang memiliki dampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat.

Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi juga menambahkan bahwa pemerintah melakukan evaluasi akhir tahun untuk memastikan keuangan negara tetap sehat namun tetap mampu memberikan stimulus yang efektif.

“Termasuk juga pada saat akhir tahun kemudian kita evaluasi, ternyata kita memiliki kemampuan fiskal untuk merealokasi sehingga kita bisa membantu saudara-saudara kita di desil 1 dan desil 4,” jelasnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved