Berita Viral

PENGAKUAN 6 Mahasiswa Pelaku Bully Mendiang Timothy yang Lompat Dari Gedung Fisip, Ngaku Tak Kenal

Enam pelaku bully mendiang Timothy Anugerah Saputra (TAS) mengaku tidak mengenal korban. 

ISTIMEWA
6 PEMBULLY TIMOTHY - Timothy Anugerah Saputra mahasiswa semester VII Jurusan Sosiologi FISIP Unud, tewas setelah jatuh dari lantai 4 Gedung FISIP pada Rabu (15/10/2025) pagi. Korban sempat dilarikan ke RSUP Prof. dr. I.G.N.G Ngoerah dalam keadaan sadar, namun meninggal dunia pada pukul 13.03 WITA akibat pendarahan organ dalam. 

TRIBUN-MEDAN.com - Enam pelaku bully mendiang Timothy Anugerah Saputra (TAS) mengaku tidak mengenal korban. 

Enam pelaku ini membully Timothy yang bunuh diri lompat dari lantai 2 gedung FISIP Universitas Udayana (Unud). 

Enam pelaku bully ini tidak terlibat langsung dalam kematian Timothy. Mereka hanya menghina tindakan bunuh diri yang dilakukan Timothy. 

Enam pelaku dengan Timothy ini bukan satu kelas. 

Kasus ini menjadi perhatian karena tidak adanya rasa empati di kalangan mahasiswa terhadap kasus bunuh diri. 

Timothy melakukan bunuh diri diduga mengalami gejolak mental.  

"TAS bukan merupakan teman sekelas korban, dan mereka tidak saling mengenal,” jelas Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Udayana (Unud), I Made Anom Wiranata, Jumat (17/10/2025).

Sebelumnya, TAS (22), mahasiswa semester VII Jurusan Sosiologi FISIP Unud, tewas setelah jatuh dari lantai 4 Gedung FISIP pada Rabu (15/10/2025) pagi. Korban sempat dilarikan ke RSUP Prof. dr. I.G.N.G Ngoerah dalam keadaan sadar, namun meninggal dunia pada pukul 13.03 WITA akibat pendarahan organ dalam.

Perundungan Terjadi Setelah TAS Meninggal Dunia

Usai peristiwa itu, tangkapan layar percakapan grup WhatsApp berisi komentar nir-empati sejumlah mahasiswa viral di media sosial. Isi percakapan tersebut di antaranya menyamakan foto TAS saat jatuh dengan selebgram Kekeyi, dan komentar seperti “nanggung bgt klok bnuh diri dri lantai 2 yak.”

Namun, pihak kampus menegaskan percakapan tersebut terjadi setelah TAS meninggal dunia.
“Dengan demikian, ucapan nir-empati yang beredar di media sosial tidak berkaitan atau menjadi penyebab almarhum menjatuhkan diri,” kata Ketua Unit Komunikasi Publik Unud, Dr. Dewi Pascarani.

Hasil rapat koordinasi antara FISIP, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Himpunan Mahasiswa Program Studi, dan pihak-pihak terlibat juga menyimpulkan hal serupa.

Riwayat Kesehatan Mental Korban

Wakil Dekan III FISIP Unud, I Made Anom Wiranata, menambahkan bahwa berdasarkan keterangan keluarga, TAS telah memiliki riwayat gangguan kesehatan mental sejak duduk di bangku SMP dan sempat menjalani terapi psikologis. Namun, terapi itu tidak lagi dilanjutkan saat ia masuk perguruan tinggi.

“Saudara T ini menurut ibunya memang memiliki masalah kesehatan mental. Sejak SMP sudah ada penanganan dari konselor, namun saat kuliah ia menolak melanjutkan terapi,” ujarnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved