Berita Viral
NGERI Guru dan Siswa Harus Tetap Belajar di Sekolah Sambil Diteror Buaya Sepanjang 3 Meter
para guru dan siswa tetap belajar dan mengajar sambil diteror buaya sepanjang 3 meter yang terbara arus saat banjir
TRIBUN-MEDAN.COM - Ngeri pada guru dan siswa di SDN Kunjung Lampuyang harus tetap belajar di sekolah sambil diteror buaya.
Adapun para guru dan siswa tetap belajar dan mengajar sambil diteror buaya sepanjang 3 meter.
Para guru dan pihak sekolah memang memutuskan tetap mengadakan kegiatan belajar mengajar di sekolah, meski banjir belum surut.
Belakangan, warga mengungkapkan bahwa ada yang melihat buaya ikut terbawa arus dan kini tidak diketahui dimana keberadaannya.
Tentu saja hal itu membuat para guru serta siswa SDN Kunjung Lampuyang kini ketar-ketir diteror oleh keberadaan buaya tersebut.
Tak hanya diterjang banjir, hewan predator seperti buaya juga kerap muncul di sekitar sekolah dan membuat khawatir siswa dan guru.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, Multazam, mengonfirmasi peristiwa tersebut.
Dia menjelaskan ketinggian debit air banjir kurang lebih mencapai 15 cm pada Senin.
Baca juga: PENYEBAB Pengusaha Sawit Pasrah Diperas Mahasiswi Sampai Rp1,6 M, Tak Berdaya Usai VCS Direkam
Lalu pada Rabu atau kemarin, mengalami peningkatan menjadi 25 cm, sementara aktivitas belajar mengajar tetap dilaksanakan.
“Menurut penuturan dari warga, empat hari yang lalu juga ada buaya yang lewat di depan sungai sekolah yang banjir itu, ukurannya lumayan besar, kira-kira lebih dari 3 meter,” beber Multazam kepada Kompas.com melalui aplikasi perpesanan, Rabu (15/10/2025) malam, seperti dikutip TribunJatim.com, Kamis (16/10/2025).
Multazam mengungkapkan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan camat setempat untuk melakukan kaji cepat.
Menurutnya, SDN Kunjung Lampuyang kerap tergenang air ketika terjadi banjir rob.
“Yang kami khawatirkan adalah cerita terakhir dari penduduk setempat, adanya hewan predator di sekitar itu. Ini sedih melihatnya, walaupun banjir anak-anak tetap sekolah,” jelas dia.
Multazam menyatakan bahwa informasi siswa yang bersekolah sambil mendapat teror dari buaya ini sudah terkonfirmasi dan sudah dia sampaikan kepada ajudan bupati setempat untuk menjadi atensi bersama.
“Sementara anak-anak tetap sekolah, sudah kami sampaikan kepada dinas pendidikan agar menjadi atensi khusus. Mudah-mudahan sekolahnya bisa dibuat lebih layak,” tutur dia.
Diketahui, ancaman banjir rob kerap melanda wilayah pesisir Kabupaten Kotawaringin Timur.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur mengingatkan masyarakat pesisir agar meningkatkan kewaspadaan akan potensi banjir rob.
Baca juga: VIRAL Lansia Dipaksa Beli Buku Hamil, Baru Dapat Bansos Rp600 Ribu Langsung Dipotong Rp100 Ribu
Peringatan itu dikeluarkan setelah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan adanya fenomena fase Perigee atau jarak terdekat bulan dengan bumi.
Multazam menjelaskan, pasang maksimum bisa berdampak pada banjir di wilayah pesisir, salah satunya kawasan Ujung Pandaran.
“Kami imbau masyarakat, khususnya nelayan dan warga sekitar pantai, agar lebih berhati-hati,” kata Multazam.
BMKG menyebutkan bahwa potensi banjir rob dapat menimbulkan gangguan terhadap aktivitas masyarakat, mulai dari pelabuhan, tambak, kawasan permukiman pesisir, hingga lahan perikanan darat.
Untuk mengantisipasi dampak banjir rob, BPBD Kotawaringin Timur telah menyiagakan tim di lapangan.
Pihaknya juga berkoordinasi dengan aparat desa dan kecamatan yang berada di kawasan rawan banjir rob.
“Jika ada indikasi ancaman serius, langkah mitigasi akan segera dilakukan untuk meminimalkan risiko terhadap warga,” ujarnya.
Desa Kunjung Lampuyang di Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan permukiman pesisir dan pemukiman di sepanjang muara/sungai yang memang rentan terhadap banjir rob.
Banjir rob merupakan banjir akibat pasang air laut yang meluap ke daratan).
Beberapa laporan media lokal dan pernyataan BPBD menyebutkan bahwa sejak awal pekan kawasan in berulang kali terendam saat pasang tinggi ditambah hujan.
Sering kali sudah SDN Kunjung Lampuyang itu terganggu dan sampai-sampai kegiatan belajar terganggu dan beberapa kelas harus dipindah ke tenda darurat.
Beberapa kepala sekolah dan warga menyatakan bahwa genangan terjadi berkali-kali dalam sebulan (dalam laporan terbaru disebut “dua kali sebulan” pada periode tertentu), sehingga warga menyebut daerah ini memang langganan rob ketika musim hujan dan pasang tinggi.
Kondisi semakin mengkhawatirkan karena ada laporan kemunculan buaya di sungai/dekat pemukiman saat banjir, sehingga keselamatan anak-anak dan warga menjadi isu yang mendapat perhatian BPBD setempat.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/DITEROR-BUAYA-Aktivitas-belajar-mengajar-di-SDN-Kunjung-Lampuyang-Kecamatan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.