Berita Viral

KETIKA Cucu Mahfud MD Jadi Korban Keracunan MBG

Mahfud MD mengungkapkan bahwa dua cucunya mengalami keracunan akibat Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah mereka di Yogyakarta.

Editor: AbdiTumanggor
TRIBUNnews.com/Gita Irawan
Cucu mantan Menkopolhukam Mahfud MD mengalami keracunan MBG di sekolah. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Mantan Menko Polhukam sekaligus cawapres 2024, Mahfud MD, mengungkapkan bahwa dua cucunya mengalami keracunan akibat Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah mereka di Yogyakarta.

Salah satu cucu Mahfud bahkan harus dirawat di rumah sakit selama empat hari.

Dalam video berjudul "Bereskan Tata Kelola MBG" yang diunggah di kanal YouTube Mahfud, ia menyatakan bahwa satu kelas mengalami muntah-muntah usai menyantap makan siang MBG.

“Cucu saya juga keracunan. Ya, MBG di Jogja,” ujarnya.

Dikutip dari Kompas.com, Mahfud menyoroti pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menyebut insiden keracunan hanya mencakup 0,0017 persen dari total 30 juta MBG yang telah disalurkan.

Ia menegaskan bahwa isu ini menyangkut nyawa dan kesehatan, bukan sekadar angka statistik.

Terungkap Tata Kelola Program MBG Diisi Sekeluarga

Sebagaimana diketahui, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah menjadi sorotan tajam dalam rapat kerja Komisi IX DPR RI bersama Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), dan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

Salah satu anggota Komisi IX DPR RI, Muazim Akbar, mengungkapkan temuan mencengangkan terkait Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menjadi pelaksana program MBG di lapangan.

Muazim menyebut bahwa terdapat SPPG yang diisi oleh sekeluarga pemilik dapur MBG.

Dalam rapat yang digelar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/10/2025), ia menyatakan, "Saya lihat ada juga salah satu SPPG itu yang merekrut anaknya, ponakannya, istrinya, besannya, sepupunya." 

Menurutnya, dari total 47 anggota SPPG tersebut, seluruhnya merupakan kerabat pemilik dapur.

Meski demikian, Muazim juga mengapresiasi beberapa SPPG yang dikelola secara profesional, seperti dapur MBG yang dikelola koperasi kepolisian di Bali.

Dari 47 anggota SPPG di sana, 21 direkrut dari Jawa, menunjukkan bahwa rekrutmen tidak terbatas pada warga sekitar.

"Yang direkrut oleh koperasi kepolisian itu yang betul-betul sudah luar biasa, yang bisa masaknya, yang ngatur masaknya berapa jam dan sebagainya, itu dia memang profesional," ujarnya.

Tantangan SDM dan Perlunya Pelatihan

Muazim menekankan pentingnya pelibatan warga sekitar dalam pelaksanaan MBG, namun juga mengingatkan bahwa keterbatasan sumber daya manusia (SDM) harus menjadi pertimbangan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved