Berita Viral

Puluhan Santri Masih Tertimbun Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Ada yang Pinggangnya Terhimpit Beton

Puluhan santri diperkirakan masih tertimbun reruntuhan bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur.

Editor: Juang Naibaho
Facebook Untuk Mu NegaraKu
PONPES AMBRUK - Bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk, Senin (29/9/2025) sore. Petugas dan warga masih melakukan evakuasi. Hingga Selasa (1/10/2025), sebanyak 91 santri diperkirakan masih tertimbun reruntuhan bangunan. 

TRIBUN-MEDAN.com - Puluhan santri diperkirakan masih tertimbun reruntuhan bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur.

Bangunan yang difungsikan sebagai musala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny Sidoarjo menimpa para santri saat sedang melakukan salat Ashar sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (29/9/2025).

Sejauh ini tiga orang dilaporkan meninggal dunia, yakni:

- Maulana Affan Ibrahimafic (15) warga Surabaya
- Mochammad Mashudul Haq (14) warga Surabaya
- Muhammad Soleh (22) warga Bangka Belitung.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mencatat, hingga Selasa malam (30/9/2025), sebanyak 91 orang diduga masih tertimbun material bangunan.

Proses evakuasi masih terus diupayakan oleh tim SAR gabungan hingga hari ketiga, Rabu (1/10/2025) yang mana hari ini sudah memasuki tahap golden time.

"Kami terus berupaya mengevakuasi diduga 91 orang yang masih terjebak di dalam,” kata Muhari, Rabu (1/10/2025). 

Jumlah tim SAR gabungan yang dikerahkan untuk penanganan reruntuhan mushala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo sebanyak 332 personel. Mulai dari BASARNAS, BPBD Jawa Timur, BPBD Sidoarjo, BPBD Nganjuk, BPBD Jombang, BPBD Surabaya, Dinas PU SDA Provinsi, Tagana Dinas Sosial, aparat TNI serta Polri.

Dua ekskavator yang disiagakan sejak hari pertama tetapi alat berat tersebut belum juga difungsikan untuk meminimalkan risiko. 

"Peralatan berat (ekskavator) juga telah disiagakan, namun penggunaannya sementara belum dapat dilakukan karena dikhawatirkan getaran dapat memperparah kondisi reruntuhan (beresiko ambruk susulan)," ujarnya. 

Petugas melakukan upaya penyelamatan secara manual dengan menggali celah di antara puing-puing bangunan maupun membuat lubang untuk akses evakuasi. 

Cara tersebut ditempuh untuk menjangkau serta mengevakuasi korban yang masih memiliki kemungkinan bertahan hidup. Diperkirakan, posisi mereka berada di tengah reruntuhan. 

Kantor Basarnas Surabaya, per Selasa malam mencatat, jumlah korban mencapai 100 orang, baik itu evakuasi mandiri maupun evakuasi oleh Tim SAR gabungan. 

Dari jumlah korban tersebut, 3 orang dilaporkan meninggal dunia, 26 menjalani rawat inap, dan 1 orang dirujuk ke Mojokerto, dan 70 orang telah dipulangkan. 

Para korban yang berhasil dievakuasi dilarikan ke rumah sakit terdekat dengan rincian RSUD Notopuro merawat 40 pasien (8 rawat inap, 2 meninggal dunia, 30 dipulangkan). 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved