Berita Viral

Menu MBG Ikan Hiu Goreng, Begini Kondisi 24 Siswa SD dan Guru Keracunan Massal di Kalbar

Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) ikan hiu goreng, begini kondisi 24 siswa SD dan guru yang keracunan massal di Ketapang Kalbar dan dilarikan ke RS

Tribun-Pontianak.co.id/Istimewa
IKAN HIU - Menu MBG yang disajikan SDN 12 Benua Kayong, Ketapang yang membuat sejumlah siswa keracunan. Ada ikan hiu filet saus tomat, tahu goreng, oseng kol dan wortel, serta buah melon. Keracunan Menu MBG Ikan Hiu Goreng, Ini Kondisi 24Siswa dan Guru SDN 12 Benua Kayong Ketapang 

Ikan hiu tersebut dibeli dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Rangga Sentap sebagai produk lokal, namun tidak melalui uji kelayakan konsumsi anak sekolah.

“Harusnya menu yang dipilih itu yang digemari siswa. Anak-anak jarang sekali mengonsumsi ikan hiu. Bisa saja ikan hiu ini memiliki kandungan merkuri. Itu yang sangat saya sesalkan,” tambahnya.

Sebagai tindak lanjut, Sampel makanan telah dikirim ke BPOM Kalbar untuk diuji laboratorium. 

Dapur SPPG Mitra Mandiri 2 ditutup sementara. Pemerintah daerah menanggung seluruh biaya perawatan korban dan berjanji memperketat pengawasan dapur penyedia MBG.

Insiden ini menimbulkan keresahan di kalangan wali murid.

Banyak orang tua kini melarang anak-anak mereka menyantap menu MBG di sekolah.

Ratna (36), warga Benua Kayong, memilih mengemas bekal dari rumah.

Susilo (53), wali murid lain, juga mengaku trauma.

Baca juga: Motor Petugas Kebersihan di Medan Tuntungan Akhirnya Ditemukan setelah 9 Bulan Hilang

“Hari ini lebih banyak siswa tidak berani makan MBG. Kami juga melarang anak kami. Risikonya lebih besar daripada manfaatnya,” katanya.

“Daripada berisiko, lebih baik anak saya bawa bekal dari rumah,” ujarnya.

Bawa bekal dari rumah berarti anak membawa makanan dan minuman yang disiapkan oleh orang tua dari rumah untuk dikonsumsi di sekolah. Bekal ini bisa berupa nasi, lauk, buah, camilan sehat, atau minuman yang sesuai dengan kebutuhan gizi anak.

Orang tua bisa memastikan kandungan gizi sesuai kebutuhan anak. Terhindar dari makanan tinggi MSG, pewarna, atau pengawet yang sering ada di jajanan.

Risiko keracunan makanan lebih kecil karena bahan dan proses masak diketahui. Tidak tergantung pada makanan dari luar yang belum tentu higienis.

Bekal dari rumah lebih ekonomis dibanding jajan setiap hari. Anak belajar menghargai makanan dan tidak boros. Anak terbiasa makan makanan rumahan yang sehat. Bisa mengurangi kebiasaan konsumsi junk food atau makanan instan.

Banyak jajanan di sekolah yang tidak lolos uji BPOM atau dijual tanpa izin. Bekal dari rumah menghindarkan anak dari risiko makanan berbahaya. Bekal buatan orang tua bisa jadi bentuk kasih sayang yang dirasakan anak. Anak merasa diperhatikan dan disayang.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved