Berita Viral

Heboh Kasus Siswa Keracunan MBG di Jabar, Reaksi Dedi Mulyadi Bakal Selidiki 2 Hal Ini

Dua hal itu, kata Dedi, akan menjadi objek penyelidikannya untuk mengetahui apakah ada kendala dalam penyajian MBG.

Istimewa
SISWA KERACUNAN MBG - Dedi Mulyadi bereaksi usai keracunan MBG di Bandung. Korban keracunan menu MBG terus berdatangan di GOR Kecamatan Cipongkor Bandung Barat, Senin (22/9/2025) malam. 

TRIBUN-MEDAN.com - Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi, buka suara mengenai maraknya kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayahnya.

Meski baru-baru ini kasus keracunan MBG di Kabupaten Bandung Barat (KBB) tembus 842 korban, Dedi mengatakan pihaknya tidak akan serta-merta langsung menghentikan program tersebut.

Ia menyebut Pemprov Jabar bakal mengevaluasi pihak penyelenggara dan makanan yang disajikan.

Dua hal itu, kata Dedi, akan menjadi objek penyelidikannya untuk mengetahui apakah ada kendala dalam penyajian MBG.

"Yang harus kami lakukan itu lihat dulu, penyelenggara mampu atau tidak. Kedua, makanan yang disajikan sesuai harga atau tidak.

Dua hal itu yang akan jadi objek penelitian saya," jelas Dedi di Bale Pakuan, Bogor, Rabu (24/9/2025), dikutip dari Kompas.com.

Lebih lanjut, Dedi menyoroti buruknya manajemen program MBG.

Ia menilai ada ketidakseimbangan antara jumlah penerima layanan dan tenaga yang tersedia.

Dedi juga menyebut penyajian makanan juga kerap kurang tepat.

SISWA KERACUNAN MBG - Korban keracunan menu MBG terus berdatangan di GOR Kecamatan Cipongkor Bandung Barat, Senin (22/9/2025) malam.
SISWA KERACUNAN MBG - Korban keracunan menu MBG terus berdatangan di GOR Kecamatan Cipongkor Bandung Barat, Senin (22/9/2025) malam. ((Tribun Jabar))

Sebab, ada beberapa makanan yang dimasak tengah malam, mamun baru disajikan keesokan siangnya.

Pola itu, sebut Dedi, bisa meningkatkan risiko makanan basi yang berbuntut keracunan massal.

"Yang dilayaninya sekian ribu orang, kemudian jumlah yang melayaninya hanya sedikit, ditambah lagi jarak yang ditempuh jauh, kemudian ditambah lagi juga ingin memberikan layanan secara sekaligus."

"Misalnya, masaknya jam 1 malam atau masaknya jam 12 malam, disajikannya jam 12 siang, kan jarak waktunya lama," urai Dedi.

Ia pun mengkhawatirkan, jika tidak dilakukan evaluasi dan perbaikan secara menyeluruh, kasus keracunan MBG di Jabar akan kembali terulang.

Dedi lantas mengatakan, kasus keracunan MBG bisa memicu trauma pada anak.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved