Berita Nasional

Rekam Jejak M Qodari, Dapat Tempat Dilantik Jadi KSP Prabowo, Dulu Teriak Jokowi 3 Periode

Qodari juga pernah mencetuskan Gerakan Jokowi 3 periode. Saat itu ia menggagas duet Jokowi dan Prabowo (JokPro). 

HO
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari memberikan penjelasan terkait tudingan telah ikut melakukan kecurangan dalam Pilpres 2024. 

TRIBUN-MEDAN.com - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto resmi melantik Muhammad Qodari sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP) pada Rabu, 17 September 2025.

Pelantikan berlangsung di Istana Negara, Jakarta, pukul 15.00 WIB, dalam suasana khidmat dan dihadiri sejumlah pejabat tinggi negara.

Qodari menggantikan AM Putranto.

Pengangkatan ini tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 97/P Tahun 2025 yang mengatur pergeseran jabatan di lingkungan kepresidenan.

Dalam prosesi pelantikan, Presiden Prabowo memimpin langsung pengucapan sumpah jabatan yang kemudian diikuti oleh Qodari, didampingi rohaniwan.

“Bahwa saya akan setia kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi dharma bakti saya kepada bangsa dan negara,” ucap Prabowo, yang diikuti oleh Qodari.

PELANTIKAN QODARI KSP - Muhammad Qodari resmi dilantik Presiden Prabowo menjadi Kepala Staf Kepresidenan (KSP).
PELANTIKAN QODARI KSP - Muhammad Qodari resmi dilantik Presiden Prabowo menjadi Kepala Staf Kepresidenan (KSP). (YouTube Sekretariat Presiden)

Apa Itu Kepala Staf Kepresidenan?

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) adalah posisi strategis di bawah Presiden yang bertugas mengoordinasikan pelaksanaan program prioritas nasional, mengawal kebijakan strategis, serta memastikan sinkronisasi antar kementerian dan lembaga.

KSP juga berperan sebagai penghubung antara aspirasi publik dan kebijakan pemerintah, serta menjadi pusat analisis kebijakan di lingkungan Istana.

Dulu Muhammad Qodari Dukung Jokowi 3 Periode

Sebelumnya, Qodari juga pernah mencetuskan Gerakan Jokowi 3 periode. Saat itu ia menggagas duet Jokowi dan Prabowo (JokPro). 

Qodari menegaskan dukungan agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjabat tiga periode merupakan gerakan rakyat.

Ia juga mendukung Prabowo Subianto sebagai Calon Wakil Presiden (Wapres) di Pilpres 2024.

Tidak hanya itu, Qodari juga pernah membentuk Komunitas Jok-Pro 2024 atau Jokowi-Prabowo untuk Pilpres 2024.

Komunitas Jok-Pro 2024 diketahui resmi melakukan acara syukuran dan peresmian Kantor Sekretariat Nasional (Seknas) di Jakarta Selatan, Sabtu (19/6/2021) kemarin.

Hal itu disampaikan Qodari saat hendak menyampaikan paparan dalam agenda Halalbihalal Gerakan 3 Periode, Sabtu (25/6/2022). 

"Tiga periode gerakan rakyat, kobarkan. Iya, gerakan rakyat," tegasnya.

Rekam Jejak Muhammad Qodari

Pengamat Politik Muhammad Qodari menyebut bahwa PDI Perjuangan atau PDIP tak lebih hebat dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal itu dinyatakan Qodari dalam podcast di Total Politik yang terpantau Tribun-medan.com, Sabtu (4/5/2024). (X/DedynurPalakka)
Pengamat Politik Muhammad Qodari menyebut bahwa PDI Perjuangan atau PDIP tak lebih hebat dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal itu dinyatakan Qodari dalam podcast di Total Politik yang terpantau Tribun-medan.com, Sabtu (4/5/2024). (X/DedynurPalakka) (X/DedynurPalakka)

Dilansir dari laman resmi Universitas Gadjah Mada, Qodari lahir di Palembang, Sumatera Selatan pada 15 Oktober 1973. 

Sebagai Komisaris Pertamina Hulu Energi yang baru, Qodari memiliki latar belakang pendidikan di sejumlah perguruan tinggi, baik di dalam maupun luar negeri. 

Ia pernah menempuh pendidikan sarjana atau S-1 di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia pada 1992. Qodari kemudian berkarier sebagai peneliti setelah mendapatkan gelar sarjana pada 1997. 

Setelah itu, ia berkarier di Institut Studi Arus Informasi (ISAI) selama tiga tahun sejak 1999.

Qodari memutuskan melanjutkan studi ke jenjang magister atau S-2 di University of Essex pada 2001. 

Ia banyak mempelajari bidang political behaviour sebagai kajian strategis psikologi sosial di universitas tersebut. 

Qodari lulus dari University of Essex pada 2002 dan memutuskan pulang ke Indonesia untuk berkarier sebagai peneliti di Centre For Strategic and International Studies (CSIS). 

Satu tahun berikutnya, ia ditunjuk menjadi Direktur Riset Lembaga Survei Indonesia. 

Qodari juga ditunjuk menjadi Chief Editor Majalah Kandidat, Campaign and Election Magazine pada 2003. 

Perjalanan kariernya berlanjut sebagai Wakil Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia pada 2005. 

Berbekal pengalamannya di beberapa lembaga riset, Qodari memutuskan untuk mendirikan Indo Barometer pada 2006. 

Indo Barometer didirikan sebagai lembaga riset yang berfokus pada kajian perilaku sosial-politik masyarakat Indonesia secara berkala. 

Qodari kemudian menempuh pendidikan doktoral atau S-3 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM pada 2007. 

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved