Berita Viral

FAKTA-FAKTA Mutilasi di Mojokerto, Ada 65 Potongan Tubuh, Korban Tiara Indekos Usai Lulus Sarjana

Setelah menemukan 65 potongan tubuh di semak-belukar tepi Jalan Raya Pacet-Cangar, Mojokerto, polisi berhasil menguak identitas korban.

|
Editor: Juang Naibaho
TRIBUNJATIM.COM/M ROMADONI
MUTILASI DI MOJOKERTO - Petugas Satreskrim Polres Mojokerto bersama K9 Polda Jatim, dan relawan saat mengevakuasi potongan tubuh manusia korban mutilasi yang ditemukan di semak belukar tepi jalan raya Pacet-Cangar, di Dusun Pacet Selatan, Mojokerto. Identitas korban akhirnya terungkap, yakni Tiara Angelina Saraswati (25), warga Kabupaten Lamongan. 

TRIBUN-MEDAN.com - Kasus pembunuhan disertai mutilasi di Mojokerto, Jawa Timur, akhirnya terungkap.

Setelah menemukan 65 potongan tubuh di semak-belukar tepi Jalan Raya Pacet-Cangar, Kabupaten Mojokerto, polisi berhasil menguak identitas korban.

Korban adalah Tiara Angelina Saraswati, kelahiran Pacitan 12 Agustus 2000.

Korban yang berusia 25 tahun diketahui sudah lulus Sarjana Program Studi (Prodi) Manajemen Universitas Trunojoyo, Madura.

Dia kemudian indekos di Kota Surabaya, tepatnya di Lakarsantri.

Berikut fakta-fakta mutilasi di Mojokerto :

1. Berawal Penemuan Potongan Kaki

Suliswanto (30) warga Dusun Pacet Selatan, merupakan orang pertama yang menemukan potongan kaki saat mencari rumput untuk pakan ternak di semak belukar tepi Jalan Raya Pacet-Cangar.

Momen itu terjadi sekitar pukul 10.30 WIB, Sabtu (6/9/2025). Ia bersama warga setempat, kemudian melaporkannya ke Polsek Pacet, Polres Mojokerto.

"Tadi mencari rumput di bawah situ, terus saya menemukan (potongan kecil) daging, jarak sekitar dua meter ke arah timur ada potongan kaki," kata Suliswanto.

Sepekan sebelumnya Suliswanto juga menemukan potongan kecil daging di jurang Jalur Pacet-Cangar, sekitar 150-200 meter dari lokasi penemuan potongan kaki tersebut.

Dia mengabaikan lantaran mengira potongan daging itu berasal dari hewan liar di sekitar hutan kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo.

"Seminggu lalu, ada potongan kecil daging ada rambut sedikit perkiraan saya cuma daging hewan biasa, gak tahunya hari ini saya temukan potongan kaki," ujar Suliswanto.

ANJING PELACAK - Tim K9 Polda Jatim diterjunkan di lokasi untuk mencari sisa potongan tubuh manusia di jurang tepi Jalan Raya Cangar-Pacet, tepatnya sekitar 200 meter dari jalur penyelamat Sendi, Dusun Pacet Selatan, Kecamatan Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, pada Sabtu (6/9/2025) sore. Pencarian menggunakan anjing pelacak dilakukan di sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP) ditemukannya potongan tubuh berupa kaki kiri, berukuran semata kaki dengan radius sekitar 50-100 meter.
ANJING PELACAK - Tim K9 Polda Jatim diterjunkan di lokasi untuk mencari sisa potongan tubuh manusia di jurang tepi Jalan Raya Cangar-Pacet, tepatnya sekitar 200 meter dari jalur penyelamat Sendi, Dusun Pacet Selatan, Kecamatan Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, pada Sabtu (6/9/2025) sore. Pencarian menggunakan anjing pelacak dilakukan di sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP) ditemukannya potongan tubuh berupa kaki kiri, berukuran semata kaki dengan radius sekitar 50-100 meter. (Tribun Jatim Network/Mohammad Romadoni)

2. Polisi Turunkan Anjing Pelacak

Satreskrim Polres Mojokerto menggandeng Tim K9 Polri untuk melakukan pencarian potongan tubuh lainnya di lokasi kejadian.

Hasilnya, kepolisian menemukan 65 potongan tubuh. Rinciannya, 63 potongan tubuh korban (jaringan tubuh) dan dua potongan kaki kiri serta pergelangan tangan.

Temuan itu dievakuasi ke RS Bhayangkara Pusdik Porong, Sidoarjo untuk dilakukan identifikasi oleh dokter forensik.

3. Temuan Pergelangan Tangan Ungkap Identitas Korban

Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP Fauzy Pratama mengatakan identitas korban terungkap dari hasil identifikasi pergelangan tangan kanan korban.

Berdasarkan temuan itu, polisi melakukan penelusuran hingga akhirnya menemukan rumah orang tua korban di Kabupaten Lamongan.

Setelah melakukan pencocokan data, kedua orang tua korban meyakini anaknya menjadi korban mutilasi.

Sosok korban mutilasi adalah perempuan berusia 25 tahun bernama Tiara Angelina Saraswati

Tiara kelahiran Pacitan 12 Agustus 2000. Namun, Tiara tercatat warga Desa Made, Kabupaten Lamongan.

4. Indekos di Surabaya, Jarang Komunikasi dengan Keluarga

AKP Fauzy menjelaskan, dari keterangan pihak keluarga, korban merupakan lulusan Sarjana Prodi Manajemen Universitas Trunojoyo, Madura.

Ia kemudian indekos di Kota Surabaya, tepatnya di Lakarsantri.

Dalam kesehariannya, korban sangat jarang berkomunikasi dengan keluarganya.

5. Ortu Jualan Sempol

Korban Tiara Angelina Saraswati adalah anak pertama dari dua saudara. Adik korban, Rani masih duduk dibangku kelas II SMA Negeri di Lamongan.

Orang tua korban, Setiawan Darmadi bersama istri, sehari-harinya berjualan sempol di depan Masjid Agung Lamongan.

"Pernah jualan es tebu, kemudian ganti jualan sempol," kata Ketua RT 003 Desa Made, Sukirno, Minggu (7/9/2025).

Sempol adalah jajanan populer di Jawa Timur, yang terdiri dari adonan daging (ayam atau ikan) dan tepung tapioka yang dibentuk lonjong dan ditusuk lidi, lalu digoreng hingga matang dan disajikan dengan saus sambal atau kecap. 

Jualan sempol menurut pengakuan Darmadi, kata Sukirno, dirasakan lebih untung dari pada jualan es tebu. "Sebelumnya jualan es tebu, tapi itu sudah lama. Dan ganti jualan sempol," katanya.

Hasil jualan selama ini dipakai untuk membiayai kedua anaknya. Tiara lulus kuliah di Universitas Trunojoyo dan adiknya kini masih duduk di bangku SMA.

6. Pelaku Adalah Kekasih Korban

Polisi menangkap pelaku inisial AM (24) terkait kasus mutilasi ini. Pemuda asal Labuhanbatu, Sumatara Utara (Sumut) itu, ternyata adalah kekasih korban.

Keduanya sudah menjalin asmara sejak masih kuliah hingga tamat dari Universitas Trunojoyo Madura. Bahkan tinggal bersama di kos-kosan di kawasan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya.

AM ditangkap saat berada di kamar kos Jalan Raya Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya, Minggu (7/9/2025) pukul 01.00 WIB dini.

Kasatreskrim Polres Mojokerto, AKP Fauzy Pratama mengatakan, penangkapan pelaku bermula dari terungkapnya identitas korban yang telah diketahui pada Sabtu (6/9) pukul 19.00 WIB.

Pihaknya melakukan penyelidikan, hasilnya mendapat informasi keberadaan pelaku di sebuah kos Lakarsantri.

Fauzy bersama Tim Resmob Ipda Sukron Makmun melakukan pengejaran hingga akhirnya berhasil menangkap pelaku.

"Kita berhasil mengamankan pelaku. Pelaku ditangkap seorang diri di kamar kos Surabaya Barat, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya," kata Fauzy, Minggu (7/9/2025).

7. Amankan Pisau Daging hingga Palu

Dalam penangkapan itu, polisi mengamankan sejumlah barang bukti di antaranya pisau dapur, pisau daging, sejenis gunting taman dan palu yang digunakan pelaku membunuh dan mutilasi Tiara.

Termasuk sarana yang digunakan pelaku membuang potongan tubuh korban ke Pacet, Mojokeerto. 

Menurut kepolisian, pelaku seorang diri saat melakukan pembunuhan keji dan memutilasi korban. 

"Pelaku seorang diri melakukan perbuatannya, kami menemukan alat yang digunakan pelaku melakukan pembunuhan dan juga alat-alat yang digunakan pelaku melakukan perbuatan mutilasi," ucap AKP Fauzy.

Ia menjelaskan, penyidik terus melakukan pendalaman terhadap pelaku mutilasi untuk mengungkap motif dari kejahatan serta penyebab kematian korban.

"Pelaku sudah kita amankan di Satreskrim Polres Mojokerto, kemudian kita lakukan penyidikan dan pemeriksaan lebih lanjut," pungkas Fauzy.

Dari keterangan pelaku, lanjut Fauzy, pelaku dengan korban saling kenal dan berhubungan dekat. Mereka menjalin asmara saat masih kuliah di Universitas Trunojoyo Madura (UTM).

"Pelaku statusnya pacaran dengan korban, kurang lebih info yang kami dapat sekitar lima tahun," tukasnya. 

8. Mengaku Nikah Siri

Dari penjelasan warga di Lidah Wetan, keduanya tercatat masih lajang berdasarkan data kependudukan.

Sejak April lalu mereka tinggal bersama di kamar kos Lidah Wetan itu. Kepada pemilik kos, AM dan Tiara mengaku sudah menikah siri. 

Ketua RT setempat, Hari menuturkan, AM ditangkap polisi pada Minggu (7/9/2025) sekitar pukul 01.00 WIB. Saat itu, 11 anggota kepolisian yang mengaku dari Polres Mojokerto datang untuk melakukan penangkapan.

“Saya tidak ikut masuk ke kamar kos, jadi tidak tahu kondisi di dalam. Pelaku langsung digiring ke mobil,” ujarnya.

Ia menyebut proses penangkapan berjalan tanpa perlawanan. AM terlihat santai saat digelandang petugas. 

Polisi juga terlihat membawa satu kantong plastik hitam dari kamar kos tersebut. “Saya tidak tahu isinya, apakah barang bukti atau potongan tubuh,” ujarnya.

Setelah proses penangkapan selesai, polisi lalu memasang police line di pintu kamar. Hari kemudian diminta supaya tidak membuka kamar itu karena kasus masih dalam penyidikan.

Terkait dugaan bahwa pelaku dan korban adalah sepasang kekasih, Hari mengaku belum bisa memastikan. 

Sebab selama keduanya tinggal di wilayahnya, ia tidak pernah menerima identitas resmi baik dari pelaku maupun pemilik kos.

"KTP dan surat-surat belum saya terima. Infonya pemilik kos sudah berusaha minta tetapi belum dikasih. Kalau infonya mereka menikah siri, tetapi kami tidak tahu kebenarannya. AM dan tetangga sesama penghuni kos tertutup, cuma tahunya sehari-hari (AM) bekerja sebagai driver ojek online (ojol)," tandasnya. (*/tribunmedan.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunjatim

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved