Berita Nasional

Tak Terima Rumahnya Dijarah, Ahmad Sahroni Resmi Bikin Laporan ke Polisi, Ditangani Polda Metro Jaya

Politisi sekaligus pengusaha yang dijuluki Crazy Rich Priok itu melaporkan kasus penjarahan oleh massa tersebut ke Polres Jakarta Utara

Instagram Awreceh/Ahmad Sahroni
IRON MAN SAHRONI DIJARAH - Rumah baru Iron Man Sahroni (KIRI). Ahmad Sahroni foto dengan background Iron Man (KANAN). Rumah Baru Iron Man Rp 400 juta Milik Ahmad Sahroni : Jarvis Apakah Kita Bangkrut ? 

TRIBUN-MEDAN.com - Langkah hukum akhirnya ditempuh Anggota DPR RI nonaktif Ahmad Sahroni atas kasus penjarahan barang-barang di rumahnya.

Politisi sekaligus pengusaha yang dijuluki Crazy Rich Priok itu melaporkan kasus penjarahan oleh massa tersebut ke Polres Jakarta Utara pada Senin (1/9/2025) malam.

Sahroni tidak datang langsung ke kantor polisi untuk membuat laporan. Ia mewakilkannya kepada kuasa hukum.

Sahroni saat ini tidak diketahui secara pasti keberadaannya.

Ketika terjadi penjarahan oleh ratusan orang pada pada Sabtu (30/8/2025), Ahmad Sahroni tidak sedang berada di rumahnya di Tanjungpriok, Jakarta Utara . Begitu juga istrinya, Feby Belinda dan dua anaknya.

Ada kabar yang menyebut Sahroni bersama istri dan anaknya berada di luar negeri, namun kabar tersebut belum terkonfirmasi.

"Sudah (dilaporkan)," kata Kasi Humas Polres Metro Jakarta Utara Ipda Maryati Jonggi saat dikonfirmasi, Selasa (2/9/2025),  dari Kompas.com.

Namun, kasus penjarahan rumah Ahmad Sahroni akan ditangani lebih lanjut oleh Polda Metro Jaya.

"Laporan di Polres dan penanganan kasusnya dilimpahkan ke Polda Metro Jaya," ucap Jonggi.

Jonggi mengatakan, sebelum adanya laporan tersebut Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Polres Metro Jakarta Utara sudah melakukan penyelidikan.

Bahkan, mereka sudah memeriksa lima orang terkait kasus penjarahan rumah Ahmad Sahroni. Namun, Jonggi enggan menjelaskan siapa saja lima orang yang telah diperiksa itu.

Kronologi Penjarahan di Rumah Ahmad Sahroni

Aksi penjarahan terjadi di rumah Ahmad Sahroni di Jalan Swasembada Timur XXII, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (30/8/2925).

Aksi penjarahan berlangsung sejak sore hingga malam hari selepas magrib.

Aksi penjarahan di rumah politisi Partai NasDem itu terjadi di tengah gelombang unjuk rasa lanjutan di sejumlah titik di ibu kota Jakarta.

Ahmad Sahroni disorot publik terkait pernyataannya yang menyebut bahwa desakan pembubaran DPR merupakan ide orang tolol sedunia.

Sebelumnya muncul wacana unjuk rasa bubar DPR karena dinilai perilaku wakil rakyat di Senayan itu melukai hati rakyat.

Massa yang marah kemudian menggeruduk rumah Sahroni di Jalan Swasembada Timur XXII, Kebon Bawang, Tanjung Priok.

Saat itu, ratusan warga berbondong-bondong menuju rumah politisi yang merupakan warga asli Tanjungpriok.

Awalnya massa memadati area sekitar lokasi rumah anggota DPR di Jalan Swasembada Timur XXII, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Massa mulai melempari kediaman Sahroni dengan batu serta benda keras lain.

Kaca-kaca depan rumah pecah, dinding rusak, dan situasi berubah mencekam.

Emosi warga memuncak dengan menjebol pagar rumah nomor 52 itu hingga ambruk.

Pagar roboh ke jalan, membuka akses massa untuk masuk ke halaman rumah.

Massa menghancurkan mobil listrik Lexus RX 450h+ Luxury seharga Rp1,87 miliar yang terparkir di halaman.

Kaca-kacanya pecah, bodi penyok parah hingga tak berbentuk lagi, sedangkan cat mewahnya terkelupas akibat lemparan benda keras.

Kemarahan massa berlanjut hingga menjelang bakda magrib.

Pantauan wartawan TribunJakarta, giliran garasi rumah Sahroni yang menjadi sasaran.

Warga masuk dan merusak koleksi mobil mewah milik pengusaha yang hobi balap tersebut.

Mobil klasik bernilai tinggi merek Porsche 1600 Super kesayangan Sahroni juga tak luput dari sasaran kemarahan massa. Mobil antik itu digulingkan keluar garasi.

Situasi makin genting ketika massa hendak membakar mobil tersebut.

Namun, aksi itu berhasil dicegah oleh seorang anggota TNI yang bertugas sebagai Babinsa Kelurahan Kebon Bawang.

Tidak berhenti di luar, massa kemudian menyerbu ke dalam rumah utama.

Warga menyisir semua lantai. Mereka membuka pintu kamar, membongkar lemari, dan mengacak-acak laci demi mencari barang berharga.

Makin sore hingga malam, massa yang datang kian bertambah. Mereka silih berganti mengangkut barang-barang dari rumah Sahroni.

Berbagai barang berharga berupa perabotan, elektronik dan lainnya di dalam rumah tersebut lenyap dijarah massa.

Melansir Tribunnews, sejumlah warganet mengunggah di media sosial X momen warga berhasil mengambil beragam barang berharga dan barang mewah dari dalam rumah Sahroni.

Ada seorang warga yang mendapat jam tangan mewah Richard Mille dari rumah Sahroni.Jam tangan tersebut diduga adalah Richard Mille RM 40-01 McLaren Speedtail.

Ditelusuri di situs resmi Richard Mille, jam tangan tersebut memiliki nilai harga mencapai Rp11,7 miliar.

Namun setelah dinasehati orangtuanya bahwa barang itu bukan hak mereka, remaja yang mengambil jam tangan unlimited itu akhirnya mengembalikannya melalui ketua RT.

Tak hanya jam tangan, ada juga warga yang mengambil tas merek Hermes hingga Louis Vuitton atau LV.

Dikutip dari laman id.louisvuitton.com, harga satu unit tas tangan merek Loius Vuitton berkisar paling murah Rp 30 jutaan hingga paling mahal Rp 80 jutaan.

Tas Hermes lebih mahal lagi. Melansir luxehouze.com, laman resmi yang menjual tas branded tersebut, satu tas tangan merek ternama ini dibanderol mulai Rp 195 juta hingga Rp 950 juta.

Selain itu, warga juga menjarah piano besar dari rumah Ahmad Sahroni.

Tidak berhenti di situ, action figure Iron Man hingga Spider-Man seukuran manusia, sedang hingga ukuran kecil koleksi Sahroni juga ikut dijarah.

Bukan sembarang patung, satu action figure Iron Man paling besar seharga lebih dari Rp 400 juta.

Selain barang-barang mahal itu, warga juga mengambil ijazah, sertifikat tanah, dan SKCK milik Ahmad Sahroni.

Barang berharga lain yang dijarah warga di antaranya yakni figurine F1, TV, Macbook, drone, sepatu Air Jordan, PS 5, brankas, bath-up hingga kulkas.

Pemandangan di dalam rumah juga menyingkap atribut personal milik Sahroni. Terlihat amplop bertuliskan DPR RI dengan nama Ahmad Sahroni serta berbagai perabotan yang dilabeli ASC (Ahmad Sahroni Community) sebagian dibawa kabur dan juga berserakan.

Sementara sebagian lainnya asik berenang di dalam kolam renang pribadi yang ada di rumah Ahmad Sahroni.

Ucapan Sahroni Memancing Amarah Publik

Dalam beberapa waktu terakhir, nama Ahmad Sahroni menjadi sorotan publik setelah pernyataannya terkait kisruh kenaikan tunjangan DPR RI.

Ia sempat menyebut bahwa desakan masyarakat untuk membubarkan DPR adalah hal keliru.

Saat melakukan kunjungan kerja di Polda Sumatera Utara, Jumat (22/8/2025), Sahroni menyebut pernyataan pembubaran DPR sebagai tindakan bodoh.

"Mental manusia yang begitu adalah mental orang tertolol sedunia. Catat nih, orang yang cuma bilang bubarin DPR itu adalah orang tolol sedunia. Kenapa? Kita nih memang orang semua pintar semua? Enggak bodoh semua kita," kata Sahroni.

Desakan pembubaran DPR mencuat seiring munculnya rincian gaji dan penghasilan anggota DPR yang dinilai fantastis hingga Rp 230 juta, namun dinilai tak diimbangi dengan kinerja anggota DPR.

Di sisi lain, adanya kenaikan tunjangan bagi anggota DPR di tengah kondisi ekonomi yang sulit di masyarakat dianggap tidak pantas.

Pernyataan Sahroni tersebut kemudian memunculkan reaksi balik dari publik.

Ahmad Sahroni pun menyampaikan klarifikasi. Ia membantah merendahkan masyarakat yang belakangan menyerukan pembubaran DPR RI.

Ia bahkan mengeklaim, pernyataan "orang tolol sedunia" yang menuai kritik sesungguhnya bukan ditujukan kepada publik, melainkan pada cara berpikir pihak yang menilai DPR bisa begitu saja dibubarkan.

“Kan gue tidak menyampaikan bahwa masyarakat yang mengatakan bubarkan DPR itu tolol, kan enggak ada,” ujar Sahroni saat dihubungi Kompas.com, Selasa (26/8/2025).

“Tapi untuk spesifik yang gue sampaikan bahwa bahasa tolol itu bukan pada obyek, yang misalnya ‘itu masyarakat yang mengatakan bubar DPR adalah tolol’. Enggak ada itu bahasa gue,” imbuh dia. 

Menurut dia, ucapannya dipahami keliru sehingga kemudian digoreng seolah-olah ditujukan kepada masyarakat.

Sahroni menegaskan, yang disorotinya adalah logika berpikir yang menilai DPR bisa dibubarkan hanya karena isu gaji dan tunjangan anggota.

“Iya, masalah ngomong bubarin pada pokok yang memang sebelumnya adalah ada problem tentang masalah gaji dan tunjangan. Nah, kan itu perlu dijelasin bagaimana itu tunjangan, bagaimana itu tunjangan rumah. Kan perlu penjelasan yang detail dan teknis,” tutur Sahroni.

“Maka itu enggak make sense kalau pembubaran DPR, cuma gara-gara yang tidak dapat informasi lengkap tentang tunjangan-tunjangan itu,” ujar dia.

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved