Berita Viral

DEMONSTRASI Berujung Duka, 9 Nyawa Melayang, Kini Muncul Aksi 'Indonesia Cemas Jilid II 2025'

Gelombang demonstrasi yang melanda berbagai kota sejak akhir Agustus 2025 menyisakan kisah pilu dan haru.

|
Editor: AbdiTumanggor
TRIBUN MEDAN/HUSNA FADILLA
Massa di sekitar pos polisi yang terbakar di kawasan Kesawan, Jalan Ahmad Yani, Medan, Sumatera Utara, Jumat (29/8/2025). Kobaran api disertai asap hitam pekat membubung dari pos polisi tersebut. 

TRIBUN-MEDAN.COM -  Gelombang demonstrasi yang melanda berbagai kota di Indonesia sejak akhir Agustus 2025 menyisakan kisah pilu dan haru yang kerap luput dari sorotan utama.

Di balik kericuhan dan tuntutan politik, terdapat cerita-cerita kemanusiaan yang menyentuh hati, menggambarkan dampak nyata dari eskalasi kekerasan terhadap warga sipil.

Salah satu kisah yang menggugah adalah tentang Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online berusia 21 tahun.

Ia tewas tertabrak kendaraan taktis Brimob saat hendak mengantar pesanan di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat.

Affan bukan bagian dari massa aksi, melainkan sedang menjalankan tugasnya sebagai pekerja harian. 

Abdul, saksi mata, mengenang momen tragis itu dengan suara bergetar, "Dia benar-benar nyoba nabrakin para pendemo."

Tragedi seperti yang dialami Affan bukanlah satu-satunya. 

Sebanyak sembilan orang meninggal dunia dalam rangkaian aksi unjuk rasa yang berlangsung dari 25 Agustus hingga 1 September 2025.

Mereka berasal dari latar belakang yang beragam, mulai dari pengemudi ojek daring, pelajar, mahasiswa, hingga pegawai pemerintahan, yang menjadi korban dalam situasi penuh ketegangan dan kekacauan.

Di Makassar, tiga korban jiwa tercatat dalam insiden pembakaran Gedung DPRD Makassar.

Saiful Akbar, Muhammad Akbar Basri, dan Sarina Wati meninggal dunia dalam situasi tragis saat massa merangsek masuk ke gedung dan api mulai membakar ruangan.

Korban lainnya, Rusdamiansyah, seorang pengemudi ojek online, tewas setelah dikeroyok massa di depan kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI), Makassar.

Ia dituduh sebagai intel oleh sekelompok demonstran dan mengalami luka berat yang merenggut nyawanya.

Di Yogyakarta, Rheza Sendy Pratama, mahasiswa Universitas Amikom, meninggal dunia dalam kericuhan di depan Markas Polda DIY.

Keluarga menemukan luka-luka mencurigakan di tubuhnya dan hingga kini belum mendapat penjelasan resmi.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved