Berita Viral

2 Kejanggalan Kasus Tewasnya Ilham Kacab Bank, Soroti TKP hingga Pelaku Kabur Berkelompok

Bahkan ia berani menyebut bila kematian MIP ini bukan sekadar kasus kriminal biasa, melainkan mengandung unsur "kejahatan mengerikan".

Instagram Ilham/Ist
PEMBUNUHAN KEPALA CABANG BANK BUMN - Sosok pria berbatik cokelat terekam CCTV saat Ilham Pradipta diculik. Gelagatnya jadi sorotan, tapi diduga tak terlibat. 

TRIBUN-MEDAN.com - Kejanggalan pada kasus kematian Kepala Cabang (Kacab) bank BUMN di Jakarta Pusat, Mohamad Ilham Pradipta (MIP).

Kasus penculikan dan pembunuhan yang diduga disebabkan karena sakit hati pinjaman Rp13 miliar ditolak ini melibatkan Dwi Hartono, pengusaha asal Jambi.

Pakar psikolog forensik Reza Indragiri membeberkan dua poin mencolok yang menurutnya tak bisa dianggap sepele pada kasus ini.

Bahkan ia berani menyebut bila kematian MIP ini bukan sekadar kasus kriminal biasa, melainkan mengandung unsur "kejahatan mengerikan".

Pernyataan Reza Indragiri membuat kasus ini semakin memanas, karena sejauh ini polisi belum memberikan keterangan resmi apapun terkait tersangka hingga motif.

Dalam pernyataan terbarunya, Reza Indragiri menyoroti dua hal dalam kasus pembunuhan MIP.

8 PELAKU DITANGKAP: Sebanyak 8 orang ditangkap (atas) atas kasus penculikan dan pembunuhan Mohamad Ilham Pradipta (MIP), Kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) bank BUMN di Cempaka Putih, Jakarta Pusat (bawah). (Kolase Tribun Medan/Istimewa)
8 PELAKU DITANGKAP: Sebanyak 8 orang ditangkap (atas) atas kasus penculikan dan pembunuhan Mohamad Ilham Pradipta (MIP), Kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) bank BUMN di Cempaka Putih, Jakarta Pusat (bawah). (Kolase Tribun Medan/Istimewa) (kolase istimewa)

Dikutip dari Tribunnews, Reza menyebut ada kejanggalan dan tidak kehati-hatian dari para pelaku penculikan dan pembunuhan.

Ia menyebut tempat kejadian perkara (TKP) yang dianggap tidak ideal.

Kemudian dari segi perencanaan pelaku yang dinilai sangat buruk.

TKP penculikan diketahui berada di pusat perbelanjaan yang ramai orang serta terdapat kamera CCTV.

"Kenapa saya katakan mengerikan? Karena ini berlangsung di tempat yang secara umum kita bisa asumsikan pasti di situ ada CCTV, pasti di situ ada orang yang berseliweran yang berpotensial menjadi saksi, pasti di situ ada petugas sekuriti," kata Reza, dikutip dari YouTube Nusantara TV, Rabu (27/8/2025).

"Tapi kok ya bisa-bisanya mereka melakukan di tempat yang sesungguhnya tidak ideal untuk dijadikan sebagai lokasi kejahatan,"  

Reza menjelaskan, umumnya setiap pelaku kejahatan mengincar misi kedua setelah melakukan aksinya, yakni melarikan diri.

"Bagaimana mungkin mereka punya peluang yang besar untuk itu kalau ternyata pemilihan TKP-nya ada di situ," terangnya.

Dari 'anehnya' pemilihan lokasi penculikan, Reza lantas menyinggung soal kemungkinan empat orang yang menculik korban berada di bawah pengaruh minuman keras atau narkoba.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved