Berita Medan

Tanoto Foundation Adakan FGD, Dorong Literasi dan Numerasi di Sumut

Menurutnya, seluruh anak, khususnya di kelas 3 SD, harus sudah menguasai keterampilan tersebut.

Editor: Ayu Prasandi
ISTIMEWA
FGD- Para narasumber di acara Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan Tanoto Foundation. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Tanoto Foundation menggelar Focus Group Discussion (FGD) Peningkatan Literasi dan Numerasi Sumatera Utara.

Regional Lead Tanoto Foundation, Medi Yusva, menegaskan bahwa literasi dan numerasi merupakan keterampilan dasar yang menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di masa depan. 

Menurutnya, seluruh anak, khususnya di kelas 3 SD, harus sudah menguasai keterampilan tersebut.

“Keterampilan tenaga kerja suatu negara berkorelasi dengan pertumbuhan PDB per orang. Data OECD menunjukkan, 1 persen peningkatan kemampuan literasi bisa berkontribusi pada kenaikan 3 persen PDB per kapita. 

Artinya, semakin tinggi kemampuan literasi masyarakat, semakin produktif pula mereka dalam mendukung pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumut, Desni Maharani Saragih, memaparkan bahwa indeks literasi masyarakat Sumut pada 2024 masih berada di angka 62,39 persen.

Untuk meningkatkan capaian tersebut, pihaknya terus berbenah, mulai dari penambahan koleksi buku, khususnya bidang kesehatan, hingga rencana membuka layanan malam hari untuk mahasiswa.

“Kalau perpustakaan nyaman, kunjungan akan naik dan durasi membaca lebih lama. Itu bagian dari indikator literasi yang harus kita dorong,” kata Desni.

Sementara itu, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar, Hamzah Fanshuri Damanik, menekankan bahwa literasi tidak hanya sebatas membaca, tetapi juga membentuk critical thinking. 

Pihaknya bahkan berupaya menjadikan perpustakaan sebagai replikasi Gramedia, mengingat kota tersebut belum memiliki toko buku besar.

“Jumlah kunjungan di Siantar terus meningkat, mencapai 60–70 ribu per tahun. Kami juga hadir dengan layanan 5S dan perpustakaan keliling untuk menjangkau lebih banyak masyarakat,” ucap Hamzah.

FGD ini juga menyoroti peran Bunda Literasi Sumut, Kahiyang Ayu, dalam menggerakkan budaya baca di tingkat keluarga.

Seluruh peserta sepakat bahwa kolaborasi menjadi kunci untuk memperkuat gerakan literasi dan numerasi di Sumut.

“Literasi adalah tanggung jawab bersama. Pemerintah daerah punya keterbatasan, karena itu butuh dukungan semua pihak, termasuk mitra seperti Tanoto Foundation,” pungkas Desni.

(*/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved