Pasien Diduga tak Diberi Ruangan, Keluarga Protes ke RSU Kabanjahe

Dijelaskan Immanuel, awalnya keluarga membawa pasien berinisial UG datang ke RSU Kabanjahe pada dini hari tadi sekira pukul 03.00 WIB. 

Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Eti Wahyuni
TRIBUN MEDAN/ISTIMEWA
KELUHAN KELUARGA PASIEN - Rekaman keluarga pasien RSU Kabanjahe yang diduga tak dikasih ruangan untuk rawat inap, Selasa (21/10/2025). (Tiktok @naylaa24_10). 

TRIBUN-MEDAN.com, KABANJAHE - Pelayanan Rumah Sakit Umum (RSU) Kabanjahe, kembali menjadi sorotan publik. Terbaru, beredar video rekaman dari keluarga pasien yang diduga tidak diberikan ruangan untuk rawat inap di rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo ini. 

Saat dikonfirmasi langsung ke pihak RSU Kabanjahe, Pelaksana Harian (Plh) Direktur RSU Kabanjahe dr Immanuel Sinuhaji, membeberkan kronologi awal sebelum keributan di RSU hingga viral di media sosial ini. 

Dijelaskan Immanuel, awalnya keluarga membawa pasien berinisial UG datang ke RSU Kabanjahe pada dini hari tadi sekira pukul 03.00 WIB. 

"Saat itu, keluarga membawa pasien ke IGD dengan keluhan sakit kepala dan oyong. Saat diperiksa, tensinya 152/112. Kondisinya menurut dokter kita stabil. Pasien ini sudah beberapa kali kita layani di sini, karena selama ini menderita struk, tapi tadi stabil enggak ada masalah," ujar Immanuel, saat ditemui di RSU Kabanjahe, di Jalan Selamat Ketaren, Kabanjahe, Selasa (21/10/2025). 

Baca juga: DIBONGKAR Pungli di RSU Tangsel, Ormas PP Kuasai Lahan Parkir Selama 7 Tahun, Rp 2,8 Juta Per Hari

Setelah dicek dan stabil, istri dari UG meminta kepada pihak rumah sakit agar suaminya tersebut sebaiknya dirawat inap (opname).

Atas permintaan istrinya, petugas medis yang menangani UG yaitu Dokter Malfa membolehkan permintaan tersebut namun disarankan agar pasien diobservasi terlebih dahulu di IGD sembari menunggu ruangan. 

"Kita observasi dulu, karena ruangan kelas tiga untuk laki-laki di rumah sakit kita sedang penuh. Jadi si Bapak yang sakit enggak mau diobservasi karena sedikit saja keluhannya, tapi istrinya tetap minta untuk opname. Karena hasil pemeriksaan kondisi pasien stabil dan pasien minta pulang, jadi sepakat lah pasien pulang dengan dikasih obat," ucapnya. 

Setelah pasien pulang, sekira pukul 06.00 WIB pagi pasien dan keluarganya kembali datang ke IGD RSU Kabanjahe karena istrinya mengatakan saat di rumah pasien mengalami kejang. Setelah diperiksa, tim medis tidak menemukan adanya tanda-tanda jika pasien mengalami gangguan pada fungsi sarafnya. 

Namun, karena tim medis mengatakan jika kondisi yang dialami oleh pasien tidak terlalu bermasalah, keluarga pasien sontak marah. Pasalnya, keluarga mengaku jika kondisi pasien saat masih di rumah cukup mengkhawatirkan sementara tim medis dianggap anggap remeh.

"Jadi mereka marah, sempat bilang tadi kejang masa mati baru bisa diopname. Terus dijawab dokter, kalau memang mau opname boleh kita opname tapi diobservasi dulu karena belum ada ruangan," ungkapnya. 

Setelah keputusan observasi, Immanuel mengungkapkan jika saat itu keluarga pasien langsung merangsek masuk ke penjuru rumah sakit untuk mengecek ruangan. Saat dicek ke kelas tiga, memang ternyata ditemukan ruangan seluruhnya penuh terisi oleh pasien. 

"Karena kelas tiga penuh, mereka bergerak ke Ruang Mawar yang mana itu biasanya diperuntukkan untuk kelas dua. Selanjutnya mereka bilang di Ruang Mawar itu ada yang kosong, dokter kita langsung bilang boleh biar disiapkan untuk opname," katanya. 

Saat itu, keluarga pasien juga meminta kepada pihak rumah sakit agar pasien ditangani oleh Dokter Joice yang diduga sudah biasa menangani pasien tersebut khususnya di bagian saraf. Namun, permintaan tersebut tidak bisa disanggupi oleh rumah sakit karena dokter yang bersangkutan saat ini sudah pensiun, dan disarankan agar ditangani oleh dokter spesialis penyakit dalam karena hasil observasi. 

"Keluarga marah, karena selama ini ditangani oleh dokter saraf namun disarankan ditangani oleh dokter penyakit dalam. Terus dijelaskan sama dokter kita, saat ini tidak ada kelainan lainnya, tapi kalau tetap mau ditangani dokter saraf nanti akan dicarikan dokter yang saat ini menangani saraf di RSU Kabanjahe," katanya. 

Namun, setelah beberapa saat sempat kembali terjadi miss komunikasi antara keluarga dengan tim medis yang menangani pasien. Hingga akhirnya terjadi keributan seperti apa yang sudah viral di jejaring media sosial. 

Lebih lanjut, saat ini pasien tersebut dikatakan Immanuel sudah ditempatkan di Ruang Mawar untuk dilakukan penanganan lebih lanjut. Sejauh ini, pasien juga sudah ditangani oleh dokter yang sesuai dengan hasil pemeriksaan pasien dan juga ditangani oleh dokter saraf sesuai dengan permintaan dari keluarga pasien.

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved