Viral Kedua Keluarga Mempelai Bertengkar di Pesta Pernikahan Gegara Hidangan Ayam Goreng

TRIBUN-MEDAN.com - Pesta pernikahan yang seharusnya menjadi momen bahagia dan penuh kebahagiaan, tiba-tiba berubah menjadi pertikaian heboh.

Hal ini lantaran kedua keluarga mempelai bertengkar di pesta pernikahan.

Pertengkaran tersebut terjadi dipicu karena hidangan ayam goreng di pesta pernikahan.

Pertikaian ini memanas karena perbedaan pendapat soal berapa banyak potongan ayam goreng yang layak disajikan untuk para tamu.

Baca juga: Pria Datangi Istri Sah Bawa Pistol, Akui Ingin Rujuk setelah Ditinggal oleh 52 Selingkuhannya

Dilansir dari India Today, Rabu (4/11/2025) kejadian ini diketahui terjadi di Distrik Bijnor, Uttar Pradesh.

Selama akad nikah, para tamu dari pihak mempelai pria mulai mengeluh tentang porsi ayam goreng yang disajikan di acara tersebut.

Mereka merasa bahwa porsi yang diberikan tidak cukup, bahkan dianggap sangat tidak memadai untuk jumlah tamu yang hadir.

Baca juga: Keluarga Pengantin Bertengkar Gegara MUA Datang Terlambat, Saling Pukul hingga Warga Luka-luka

Tak hanya itu, mereka juga merasa potongan ayam goreng yang disajikan tidak dipotong dengan benar, yang menambah rasa ketidakpuasan.

Pihak keluarga mempelai wanita yang ingin menjaga keharmonisan, dengan cepat berusaha menenangkan situasi.

Mereka memutuskan untuk memberikan potongan ayam goreng tambahan kepada para tamu dari keluarga mempelai pria.

Baca juga: Pria Batalkan Pernikahan usai Baca Chat dari Mantan Kekasih Tunangannya, Tuntut Mahar Dikembalikan

Namun, alih-alih meredakan ketegangan, hal ini justru memicu keluhan baru.

Para tamu tetap tidak puas, mereka mengeluh lagi bahwa keluarga mempelai wanita tidak memberikan ayam dengan cara yang sopan.

Keluhan tersebut menyulut adu argumen yang semakin memanas antara kedua keluarga.

Adu argumen yang dimulai dengan keluhan tentang ayam goreng berubah menjadi keributan fisik.

Baca juga: Gagal Berhubungan Intim di Malam Pertama, Istri Tuntut Ganti Rugi Rp 20 Juta ke Suaminya

Kedua keluarga terlibat dalam aksi saling memukul, mendorong, dan berteriak.